SE - Bab 4: Mencetak Kenangan

Depuis le début
                                    

Brruumm brruumm

Kepala Bryan menoleh, mendapati ke tiga motornya tengah berjalan ke arahnya. Bryan tersenyum tipis melihat bagaimana motornya kini berjejer apik di tempat parkir khusus.

"Lama banget kalian." Sindir Bryan.

"Gimana ya? Duh lah, masuk aja yuk. Gua anter kalian ke ruang kepala sekolah dulu, kan kalian bukan murid di sini." Satya menggandeng Bryan lalu berjalan masuk ke area sekolah bersama dengan Aaron dan Frank di belakang.

Saat ini mereka benar-benar menjadi perhatian seluruh murid di sekolah ini. Bryan memakai masker untuk menutupi wajahnya, rambut pirangnya yang mencolok membuatnya sedikit malas.

Namun tidak hanya dirinya, Aaron juga memiliki Surai berwarna merah terang dan Frank bersurai Biru muda. Jelas mereka akan menjadi perhatian bukan.

"Annyeonghaseo.. maaf kami sedikit telat Ssaem."

Dua guru yang di sapa Bryan itu menggeleng pelan, "tidak apa Beomgyu. Ayo kita masuk dan segera masuk ke dalam kelas kalian."

Bryan masuk dan Satya menunggu Bryan dengan alasan, siapa tau kalau dia satu kelas dengan Bryan jadi nanti ada alasan kenapa ia telat.

Tak lama Bryan dan dua orang di belakangnya keluar dari ruang kepala sekolah.

"Hahaha kusut banget tuh muka, kenapa emangnya?"

"Gua sama Aaron sekelas. Dan kelas itu adalah kelas lu sendiri."

Gelak tawa Satya akhirnya menggelegar, membuat Bryan menatap kesal Satya.

"Padahal gua pengen pisah." Lirih Bryan kesal.

"Apa lu bilang! Sini lu! Gua gibeng lu!"

Bryan berlari, ia di kejar Satya dan Aaron juga ikut berlari karena mereka satu kelas, kecuali Frank yang mendapat kelas sebelah. Tapi Frank juga ikut berlari mengikuti mereka.

Mereka kini menjadi pusat perhatian setiap anak kelas yang tengah memulai pelajaran. Apa lagi teriakan Satya yang kencang itu membuat Bryan makin tertawa keras.

"Wooyy udah!!" Teriak Aaron.

Hap!

Aaron berhasil menghentikan larinya Bryan dan Satya tengah mengatur nafasnya seraya berjongkok. Frank sendiri hanya menatap ketiganya dengan tenang.

Anak itu paling tenang waktu bertemu pertama kali dan Bryan juga tidak dekat meski satu sekolah.

"Huh,kita udah di depan kelas. Frank, lu masuk ke kelas mana?" Satya menatap Frank.

"XI Bahasa." Balas Frank.

"Eh, sampingan dong. Bagus, biar gak jauh jauh nanti. Itu kelas lu Frank, kita bertiga masuk dulu ya." Satya berucap dan berlalu masuk ke dalam kelas setelah menunjuk kelas sebelah.

Sedangkan Frank tersenyum tipis melihat Satya.
"Menggemaskan."















*****










"Perkenalkan, nama gua Frank. Gua ikut pertukaran pelajar dari Korea Selatan."

Keadaan kelas menjadi sangat ricuh, mereka semua yang ada di kelas begitu terpesona dengan Frank yang sangat tampan, tinggi dan cool. Aura pangeran begitu mendominasi di tubuh Frank.

"Gua kira lu dari negaranya Kim Jong-un.."

"Hahahahaha"

Seisi kelas tertawa karena candaan tak bermutu dari salah satu murid yang bernama Diki. Anak itu namun menatap Frank dengan pandangan tajam.

"Sudah semua, Frank kamu langsung duduk aja di bangku kosong." Frank mengangguk dan mengambil kursi paling belakang dan pojok, sendirian.

Frank menatap aneh ke arah teman sekelasnya yang terus menatapnya tajam. Apakah ada yang salah darinya? Atau ada sesuatu yang tidak di sukai dari cara jalannya?

"Hai, kenalin, gua Zain." Murid di depan Frank menatap nya dengan pandangan binar.

"Gua Frank, salam kenal." Balas Frank dengan ramahnya.

"Wehh gila! Lu beneran bisa bahasa Indo. Keren banget sih!!" Seru Zain dengan semangat.

"ZAIN... TOLONG KECILKAN SUARAMU!" Bentak sang guru yang tengah mengajar.

Merasa Zain salah, anak itu langsung mengambil bukunya dan duduk di samping Frank. Teman sebangkunya menatap datar Frank yang kini duduk dengan Zain.

Diki. Orang sebangku dengan Zain yang kini nampak tidak suka karena kehadiran nya.

Entahlah, Diki tidak suka dengannya atau memang dia mempunyai sikap seperti itu?

"Udah, si Diki emang gitu orangnya. Maklum masih belum kenal."

Frank hanya mengangguk kecil dan mulai mendengarkan pelajaran yang sudah berlangsung.

Berbeda dengan Frank yang tengah menyibukkan diri dengan buku. Bryan bersama Aaron dan Satya kini tengah memperebutkan posisi duduk.

"Gak! Gua sama Satya, lu di belakang!"

Aaron tidak mau mengalah, dirinya terus menarik kursi duduknya untuk ia duduki tetapi Bryan tetap bersikeras mengambil kursi itu.

Satya yang ada di antara mereka pun terlihat kebingungan. Ia bisa duduk dengan siapa saja tetapi kenapa Aaron dan Bryan tidak mau mengalah.

"Aku yang akan duduk bersama Satya. Lepaskan!" Aaron menggunakan bahasa Korea.

Matanya menatap Bryan yang kini terlihat kesal karena Aaron sama sekali tidak ingin mengalah. Padahal di belakang masih ada dua bangku kosong yang bisa di duduki.

"HEH! LU BERDUA KALAU MAU RIBUT, SINI GUA GAMPAR!!"

Aaron dan Bryan berhenti, karena guru tidak ada jadi Satya aman. Ia menarik kedua pemuda Korea itu di belakang.

"Gua gak sudi duduk sama kalian berdua! Udah sana duduk di belakang! Kalau ada yang protes, awas gua patahin tulang lu berdua!" Tegas Satya seraya meragakan tangannya tengah mematahkan sesuatu.

Bryan bergidik ngeri dan memilih duduk di kursi belakang, Aaron pun sama melakukan hal yang di lakukan Bryan. Duduk berdua di belakang dengan Satya yang kini mulai tenang.

Hari pertama.

Mereka (Bryan, Aaron dan Frank) menikmati hari pertama ini dengan baik, mereka berkenalan dengan teman sekelas dan saling membantu.

Hari dimana semua kejadian yang sebenarnya akan bermula.

Kisah kisah lama mulai terukir kembali dan memberikan sebuah kenangan yang tak akan terlupakan dan tidak akan pernah bisa terulang kembali di masa depan.




.

.

.

.

.

.

To be continued!!!

Student Exchange | TaeGyuOù les histoires vivent. Découvrez maintenant