PUPUH 18

14 1 0
                                    

Setelah Putri Roro menyihir Regina dan Arga hingga pingsan, Putri Roro berjalan dengan anggun nya menuju candi terbesar di Prambanan tempat dimana Arga dan Regina tak sadarkan diri. Laksmini berdiri disana seraya menatap wajah Arga dan Regina yang tak sadarkan diri. Ia tahu, saat Putri Roro menginginkan sesuatu, maka ia akan mendapatkan nya cepat atau lambat, dan hal ini telah menyinggung harga dirinya sebagai Putri Mahkota.

Putri Roro menatap langit dengan tajam seakan melihat wajah Raden Bandung yang sedang tertawa akan kesusahan nya. Putri Roro merasa apa yang telah di lakukan Raden Bandung sangat merugikan dirinya dan Kerajaan Prambanan serta ayah tercinta nya. Putri Roro sebenarnya sudah lelah dengan semua drama yang telah terjadi, hingga akhirnya ia memutuskan untuk meminta bantuan kepada orang yang melihat dirinya dan Raden Bandung beberapa waktu lalu.

Putri Roro berjalan melintasi pelataran taman komplek Candi Prambanan menuju Candi terbesar disana. Angin berhembus dengan lembut meniupkan rambut hitam nya dan bersama kedua dayangnya, ia berjalan menyusuri taman menuju Candi terbesar tempat ia menyembunyikan Arga dan Regina. Setiap langkah yang ia ambil membuat detak jantungnya semakin berdebar-debar dengan rasa takut serta gelisah. Ia masih merasa bahwa hal ini harusnya tak pernah terjadi, dan ia tak harus meminta bantuan orang diluar dari Keraton Prambanan untuk membantunya, namun bagaimanapun juga apa yang sudah terjadi membuatnya sudah kehabisan akal untuk bisa menunda lamaran dari Raden Bandung. Putri Roro menaruh rasa percaya kepada Arga dan Regina sejak ia menatapnya diruang belakang panggung, hingga ia memutuskan untuk mengajaknya bicara. 

Ia sampai di Candi tersebut dan Laksmini membungkuk memberi hormat sementara ia melihat bagian dalam Candi itu begitu gelap, hingga akhirnya ia membuat obor didalam sana bersinar terang menyinari seluruh ruangan. 

"Piye kabare ?" Tanya Putri Roro kepada Laksmini sambil berjalan mengangkat kain coklatnya yang terseret panjang. 

"Dheweke isih semaput, apa saiki ?" Jawab Laksmini sambil menatap ragu wajah Putri Roro yang tak jauh dari tempat ia berdiri. 

"Kowe, enteni ing njaba.. aku sing ngurusi iki" Sahut Putri Roro sambil tersenyum dan kemudian Laksmini bersama kedua dayangnya keluar dari Candi dan menunggu seraya menikmati keindahan Candi Prambanan saat sore tiba dengan cahaya matahari bersinar menembus pepohonan di sekitaran Candi. 

Putri Roro menatap wajah Arga dan Regina yang sedang terlelap dalam mantra nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Putri Roro menatap wajah Arga dan Regina yang sedang terlelap dalam mantra nya. Mantra yang begitu kuat hingga membuatnya pingsan. Putri Roro sebenarnya tak ingin melakukan ini kepada mereka, namun bagaimana lagi caranya untuk menyelamatkan Keraton Prambanan dan ayahandanya, Prabu Boko ? ia benar-benar sudahbuntu dan tak bisa berpikir lagi. 

Ia bersimpuh dihadapan Arga dan mengusap lembut wajah Arga sambil menahan airmatanya begitupun dengan wajah Regina. Putri Roro menahan rasa sedihnya yang terpaksa harus melakukan nya kepada mereka. Ia berusaha meyakinkan hati dan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja walaupun ia meminta bantuan dari orang diluar Keraton Prambanan, namun seberapa kuat ia berusaha meyakinkan hatinya semuanya tetap tak ada guna hingga akhirnya ia merasa hanya membohongi dirinya sendiri. Bahwa ia merasa sudah menghianati Keraton Prambanan dengan meminta bantuan kepada orang asing. 

👑PRAMBANAN👑Where stories live. Discover now