PUPUH 13

20 1 0
                                    

Setelah kepanikan yang dialami oleh Regina, aku bersamanya segera berjalan mengikutinya ke belakang panggung untuk melihat sebenarnya ada apa hingga membuat Regina begitu takut hingga ia sampai menangis seperti itu, seperti ia melihat hantu secara jelas didepan matanya. Aku membuka pintu belakang panggung dan melihat keadaan didalam ruangan itu seperti sebelumnya saat aku meninggalkan nya. Namun, mengapa Regina begitu histeris saat ia keluar dari ruangan itu ?

Regina mengikuti ku dari belakang dan alangkah terkejutnya dia bukan main saat melihat ruangan itu kembali seperti sedia kala, seperti tak ada sesuatu yang terjadi. Wajahnya jelas menunjukkan betapa terkejutnya dia dan tak dapat dipungkiri bahwa ia merasakan sesuatu yang tak biasanya, begitupun dengan aku.

"Ada apa ?" Tanya ku kepada Regina disampingku namun wajahnya sudah terlalu pucat hinga ia tak dapat bicara apapun.

Aku membimbing jalannya semakin dalam untuk melihat apa yang terjadi juga dengan Chelsea, karena sebelumnya ia menyebutkan namanya seakan terjadi sesuatu pada Chelsea, namun semakin dalam aku berjalan bersama dengan Regina, aku tak menemukan Chelsea dimanapun aku bahkan memanggil nya namun tak terdengar suara apapun dari dalam ruangan itu seakan tak ada seorangpun didalam ruangan itu, hanya aku dan Regina.

"Apa yang terjadi, Regina ? apa kamu melihat atau merasakan sesuatu tadi ?" Tanya ku seraya menatap dan memegang tangan nya untuk meyakinkan nya bahwa semuanya baik-baik saja dan tak ada yang harus ditakuti, hingga ia akhirnya mengatur nafasnya dan mulai bicara walaupun terbata-bata.

"Tadi.. tadi.. aku.. melihat Chelsea pingsan, namun saat aku menghampirinya.,. satu persatu.. lampu pecah.. diiringi dengan suara seorang wanita yang marah.. Arga, aku takut" Jawabnya seraya menangis dan memeluk ku dengan erat.

Aku berusaha mencerna ucapan nya, namun cukup sulit mengatakan bahwa itu nyata karena aku melihat semuanya baik-baik saja seakan tak ada apapun yang terjadi, hanya saja melihat keadaan Regina yang menjawab dengan gemetar dan takut telah membuat ku sadar bahwa itu semua benar adanya. Hanya saja, jika semua lampu itu pecah kenapa ruangan nya sekarang terang sekali seakan tak ada lampu yang pecah ?

Aku menenangkan Regina untuk beberapa saat dan setelah ia tenang, aku dan Regina berjalan kembali memasuki ruang belakang panggung untuk mencari Chelsea, namun Chelsea tak ada dimanapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menenangkan Regina untuk beberapa saat dan setelah ia tenang, aku dan Regina berjalan kembali memasuki ruang belakang panggung untuk mencari Chelsea, namun Chelsea tak ada dimanapun. Betapa terkejutnya aku saat melihat dua orang tengah berdiri dihadapan kami dengan pakaian adat Jawa yang sangat megah nan indah, laksana keluarga Keraton itu sendiri. Aku pun memperhatikan dengan seksama kebaya serta kain yang digunakan oleh mereka, namun aku merasa ada yang aneh, karena bagaimana bisa Deta dan Pandu bisa secepat itu berganti pakaian dan terlihat begitu nyata seperti Putri Roro Jonggrang dan Raden Bandung itu sendiri ?

"Maaf, kalian cepat sekali berganti pakaian nya ? aku tak ingat bahwa Regina memilihkan kain itu untuk kalian ? tapi ini sungguh menarik!" Ucap ku berusaha meyakinkan diriku bahwa itu adalah Pandu dan Deta.

Namun, seberapa keras aku meyakini diriku sendiri, aku tak dapat berbohong bahwa kenyataan nya adalah aku merasakan sesuatu yang aneh bahwa mereka bukanlah Pandu dan Deta. Mereka adalah orang lain.. mereka orang asing yang aku tak kenali.

"Regina ?" Tanya ku saat aku menatap wajahnya yang semakin pucat seraya melihat ia sudah mimisan dan ia segera berjalan pergi meninggalkan ruangan belakang panggung itu dengan cepat seakan tak ingin diganggu oleh kehadiran kedua orang itu, aku dengan cepat mengikutinya menuju taman didepan ruang belakang panggung dan melihatnya tengah memegang tissue dan menenangkan dirinya.

"Arga.. apakah kamu merasakan yang aku rasakan saat menatap mereka ?" Tanya nya binggung.

"Tentu.. aku tak tahu mereka siapa ? namun, jika memang itu Pandu dan Deta mereka pasti sudah menyambut kita dan menanyakan bagaimana kostum mereka ? namun, disaat bersamaan.. kemanakah Chelsea ? kamu bilang Chelsea tadi pingsan didalam tapi kita mencari kemanapun ia tak ada" Jawabku dan Regina terlihat berpikir.

"Apakah mereka ada hubungan nya dengan hilangnya Chelsea ? tapi tak mungkin Chelsea pergi.. ku tahu betapa ia sangat ingin tampil, walau ia menyebalkan.. ia tak akan sampai pergi.. apalagi aku benar-benar melihat nya pingsan dan aku menyentuh tangan nya.. aku tidak berhalusinasi" Timpal Regina sambil balik menatap ku.

"Ada sesuatu yang tak beres, aku tahu dari sorot matamu, Regina.. seakan kamu melihat serta merasakan hal yang sama.. tapi Regina, yakinlah.. aku tak akan membiarkan mu jatuh seorang diri.. aku akan menemani mu" Ucap ku dalam hati seraya tersenyum kepadanya.

"Mengapa kamu tersenyum ? adakah yang lucu ?" Tanya Regina binggung.

"Tidak, aku hanya ingin mengatakan betapa cantiknya dirimu.. laki-laki manapun yang dapat memenangkan hati mu sungguh beruntung" Jawabku dan seketika aku merasakan pipiku memanas dan seketika Regina tertawa.

"Ternyata, kamu sangat lucu yaa saat sedang malu.. pipi mu memerah" Jawabnya dan aku hanya menunduk malu.

👑PRAMBANAN👑Where stories live. Discover now