PUPUH 8

35 5 0
                                    

Di Jakarta, di Gedung Kesenian Jakarta, terlihat dua remaja laki-laki sedang bersiap didepan mobil Fortuner putih seraya membawa beberapa koper dan juga kotak-kotak bertuliskan huruf P besar, melambangkan Prambanan. Mereka bersiap-siap untuk pergi menuju ke Prambanan untuk menyaksikan pertunjukkan drama Pandu dan Dhafin. Mereka berdua adalah sahabat terdekat dari Pandu dan juga Dhafin, namun mereka berbeda kelompok karena ketua kelompok mereka memilih mereka beberapa bulan lalu sehingga mereka harus tampil di Jakarta sementara Pandu dan Dhafin tampil di Prambanan secara eksklusif.

Sebelum pertunjukkan drama ini, Regina sempat berdebat dengan ketua kelompok lain, untuk memperebutkan sahabat terdekat Pandu dan Dhafin. Regina berminat untuk menarik mereka, sehingga mereka dapat bekerjasama, namun sayangnya ketua kelompok itu jauh lebih keras dibandingkan Regina. Perdebatan ini cukup besar hingga terdengar ke pak Pratama selaku ketua prodi Kesenian teater. Pak Pratama menegaskan bahwa ini hanyalah permasalahan yang bisa diselesaikan baik-baik, namun perdebatan itu berlangsung saat tema yang mereka dapat bukanlah Roro Jonggrang, melainkan Si Pitung, sehingga drama mereka harus tampil di Jakarta.

"Udah belom sih ? lama banget deh! ini dah makin siang.. ayo donk! lama banget" Ucap seorang remaja dengan jaket abu-abu yang bertubuh gemuk namun terlihat sangat humoris.

"Sabar! ini lagi ambil kotak satu lagi! nyalain aja itu mobil.. heran, gak sabar banget sih!" Sahut remaja laki-laki dengan kemeja abu-abu tangan panjang di depannya.

"Mobilnya dah nyala dari tadi, malih! mangkanya jangan kelamaan ngobrol.. buruann heh! jalan dari sini ke Prambanan jauh! dikata deket kayak dari sini ke stasiun Manggarai" Jawab teman nya itu.

"Ya Tuhan.. iyaa iyaa! Farras, kamu ternyata jauh lebih ribut daripada Pandu ya!" Jawabnya sambil menutup bagasi mobil dan melangkah menuju Farras, "Ayok Malih! Gercep!" Lanjutnya seraya menarik tangan Farras disampingnya.

Farras hanya tertawa seraya meledek Rachman, teman baiknya itu yang ia kenal sejak bangku SMA (Sekolah Menengah Atas). Ia bersama dengan Pandu , Dhafin dan Rachman merupakan empat sekawan yang selalu saling mendukung. Namun, seringkali dalam setiap tugas mereka tak bersama, tapi itu tidak menurunkan niat mereka untuk berkumpul dan bermain bersama seperti saat ini.

Farras pun masuk ke mobil diikuti oleh Rachman yang duduk disampingnya, mereka pun tanpa banyak bicara segera melesat menuju jalan tol untuk menyusul Dhafin serta Pandu sambil menonton pertunjukkan drama mereka.

"Tunggu! ku belum mengabari Pandu" Kata Rachman sambil mengeluarkan ponsel nya.


PANDUONLINE

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PANDU
ONLINE


Rachman,
"Aku dan Farras sedang dalam perjalan menuju Prambanan ya! bagaiman keadaan disana ?"

Pandu,
"Baiklah! kalian hati-hati dijalan! oh ya.. disini ada fenomena alam.. langit diatas Prambanan terbelah oleh cahaya kemerahan yang sangat terang.."

Rachman,
"Benarkah ? kamu yakin itu adalah fenomena alam ? bukan pertanda buruk ?"

Pandu,
"Tentu saja! kamu sekarang semakin mirip dengan Arga dan juga Regina.. baru saja mereka membicarakan soal itu"

Rachman,
"Baiklah.. aku tak mau membahas itu, intinya kami sudah dalam perjalanan.. harusnya tepat sebelum kalian tampil, kami sudah sampai.. aku juga sudah membawakan baju untuk nanti kita menginap di vila milik Farras"

Pandu,
"OK! Hati-hati ya.."


Sepanjang perjalanan, Rachman dan juga Farras saling mengobrol seraya membahas tentang rencana berikutnya empat sekawan setelah pertunjukkan drama ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepanjang perjalanan, Rachman dan juga Farras saling mengobrol seraya membahas tentang rencana berikutnya empat sekawan setelah pertunjukkan drama ini. Mereka hendak mnghabiskan waktu liburan mereka di Vila milik Farras yang sudah menjadi rumah nya sejak lama karena orangtuanya tinggal diluar negeri sejak ia SMA. Farras tak pernah merasakan kesepian karena Rachman, Dhafin serta Pandu selalu menemani nya hingga sering menginap disana. Walaupun ia juga memiliki rumah di Jakarta, ia hendak tinggal secara tetap di Yogyakarta daripada di Jakarta, karena kampus sudah selesai setelah pertunjukkan drama ini.

"Menurut mu, sesampainya disana kita langsung ke Prambanan saja atau ke vila ku dulu ?" Tanya Farras.

"Langsung ke Prambanan saja, kita tak bisa buang waktu lagi.. syukur jika kita sampai disana tepat waktu jauh sebelum waktu Pandu dan Dhafin tampil" Jawab Rachman sambil membuka ponsel nya untuk melihat jam.

"Ya, benar.. ku rasa aku bisa jauh lebih cepat daripada ini.." Sambung Farras.

Beberapa waktu berlalu setelah mereka meninggalkan Jakarta, mereka akhirnya tiba di Rest Area, dan sesampainya disana saat mereka hendak berbelok ke arah Rest Area, secara tiba-tiba mereka dikejutkan oleh sebuah cahaya dari belakang mobil mereka.

"Cahaya apa itu ?" Tanya Farras sambil melihat melalui kaca belakang.

"Entahlah, tapi tak ada mobil dibelakang kita" Sahut Rachman sambil melihat melalui kaca spion.

Namun, cahaya itu semakin terang dan semakin menyilaukan pandangan seakan mentari sendiri tengah bersinar dibelakang mobil mereka.

"Rachman!! aku tak bisa melihat!!" Teriak Farras sambil berusaha menstabilkan mobilnya.

Rachman menengok kebelakang dan alangkah terkejutnya ia saat melihat sesuatu yang berada di kursi belakang mobil Farras.

"Innalilahi!! Farras!!" Teriak Rachman sambil menarik tangan Farras untuk turut menengok kebelakang dan keduanya sama-sama teriak dengan kencang.

"APA ITU ?!" Kata Farras dengan panik.

"AKU TAK TAHU!!" Sahut Rachman.

Rachman menengok kembali dan melihat sebuah mahkota emas nan cantik, berhiaskan bunga melati dan bunga kamboja yang sangat wangi semerbak dan bercahaya keemasan, namun sesuatu terlihat aneh dengan mahkota itu.

"Itu sebuah mahkota.." Kata Rachman seraya menengok.

Tak lama setelah itu, Rachman kembali berteriak dan membuat Farras ikut berteriak saat melihat dari kaca kecil itu.

"ULARR!!" Teriak mereka berdua.

Farras berusaha sekuat tenaga untuk menstabilkan mobilnya, namun ketakutan telah menguasai dirinya, hingga ia tak mampu mempertahankan mobilnya. Dengan cepat mobilnya menghajar marka jalan dan membuat Rachman dan Farras terbentur mobil.

Cahaya terang itu terus bersinar begermelapan, diikuti oleh suara desisan ular yang sangat banyak seakan siap untuk menggigit siapapun yang mengusik mahkota itu. Tak lama setelahnya, menjelang hilangnya kesadaran nya Rachman, ia melihat cahaya itu perlahan pudar namun seekor ular terlihat melilit batu ruby yang berada tepat ditengah mahkota itu yang mana, batu itu membuat cahaya dari mahkota itu bersinar sangatlah terang.

"To..to..lo..ng.." Semuanya kini hanya tinggal kegelapan yang pekat tanpa ada apapun termasuk kesunyian yang melingkupi.

👑PRAMBANAN👑Where stories live. Discover now