Balqis mendengus. "Heh salah gue lagi? hidup gue kayaknya salah mulu ya dimata lo. Dengerin yaaaa Azizah, gue kan cuma menangih apa yang dijanjikan, jadi gue gak salah. Bener kan Gus Arrayan Baihaqi?"

Gus Arrayan hanya diam tidak menjawab maupun mengangguk. "Cih sialan emang," ucap Balqis lirih.

"Maaf sekali lagi. Bilang ke Kyai Arifin bahwa saya tidak bisa hadir." ucap Gus Arrayan yang sedari tadi terdiam.

Balqis tersenyum puas melihat muka dari sang adik.
Sukurin makan tuh, caper banget lagian. batin Balqis.

"Bang, yakin?" ucap Gus Azhar yang sedari tadi diam dengan perdebatan abang dan ustadzah muda itu.

Gus Arrayan mengangguk. "Yakin."

Gus Azhar hanya bisa mengangguk. "Yaudah kalau gitu. Jadi.. Abang yang ajarin Balqis ngaji?" tanya Gus Azhar ragu.

Gus Arrayan mengangguk lagi. "Aduhh maaf ya Gus Azhar, tapi next time gue minta ajarin lo kok hehe." Balqis mengedipkan sebelah matanya.

"Astagfirullahaladzim." Gus Azhar langsung menunduk membuat Balqis terkekeh.

"Yasudah Gus kalau tidak bisa, saya mohon maaf ya sekali lagi?" Gus Arrayan mengangguk, tidak ingin ambil pusing.

"Ayok ikut saya kita akan belajar di ruang tamu ndalem." Balqis mengangguk mengikuti Gus Arrayan dari belakang.

Tapi sebelum itu dia menyempatkan untuk membisikan sesuatu kepada sang Adik. "Lain kali gak usah nguping pembicaraan orang lain, katanya ustadzah tapi suka banget nguping. Makan deh tuh, babayyyy."

•••

Dan disinilah seorang Balqis Alzena berada. Duduk di ruang tamu ndalem bersama dengan Gus Arrayan didepan nya dengan membawa penjalin ditangannya.

Balqis awalnya merasa senang namun seketika melihat benda itu entah kenapa kemunculan sikap takutnya mencuat.

"Buat apaan tuh Gus?" tanya Balqis melirik benda asing itu.

Berbeda dengan Gus Arrayan, wajahnya tampak begitu sangat serius. Tak ada sama sekali senyum yang terpancar dari bibir manisnya, membuat suasana semakin dilanda kecanggungan. "Gus, senyum napa. Pagi-pagi dah cemberut aja. Kalau gak ikhlas mah gak usah Gus, suer dah gue mah gak masalah."

Bukannya menjawab pertanyaan Balqis, Arrayan justru mengalihkan pembicaraan. "Mana Qur'an kamu?"

Gadis cantik itu menggigit bibir bawahnya lalu tersenyum tak jelas. "Gak bawa Gus, lupa hehe."

Gus Arrayan mengambil dua buah Al-Qur'an dari tempatnya. Satu untuk dirinya dan satu lagi diberikan kepada Balqis.

Balqis menerima Qur'an itu ragu. "Ambil, mbak." kata Gus Arrayan yang tengah menyodorkan kitab itu kepadanya.

"Sekarang buka Qur'an surah Al-Baqarah," serunya. Gus Arrayan sebenarnya ragu untuk memberikan surah itu kepada Balqis yang baru pemula. Ingin nya dia memberikan nya juz tiga puluh terlebih dahulu.

"Tenang Gus, Jus tiga puluh mah gue dah hafal kali. An-Nas sampai An-Naba kan?" ucap Balqis mengerti apa yang sedang dipikirkan Gus Arrayan.

Hijrah Cinta Balqis [TERBIT]Место, где живут истории. Откройте их для себя