Prolog

12 1 0
                                    

Sorot lampu mengarah ke sosok yang saat ini dengan lihainya meliukan tubuh ke sana kemari. Sesekali para penonton yang lain ikut ke atas panggung dan mengikuti irama lagu yang memenuhi ke semua penjuru gedung. Para penonton yang naik ke atas memberikan belasan uang lima hingga sepuluh ribu rupiah, membuat tangannya penuh akibat harus menerima semuanya.

Acara resepsi pernikahan salah satu teman di kampung berjalan dengan lancar. Biduan muda yang selama ini menguasai panggung, kini turun dan menghampiri keluarga dari pengantin wanita.

"Suaramu top tenan nok, isa dadi artis nang tipi!" puji ibu dari pengantin wanita.

"Hehe, bisa bae Bunda Noni."

Terdengar gemuruh sepatu heels dari ujung sana. Itu adalah teman-teman Noni semasa kuliah. Mereka menyalami Noni dan suaminya. Noni meminta fotografer untuk memotret dirinya dan teman-temannya. Seusai puas berfoto, Noni dan teman-temannya mengobrol banyak hal, salah satunya mengulas singkat kehidupan semasa berkuliah. Terdengar begitu menyenangkan. Saat ini pun, mereka memiliki kesibukan masing-masing. Ada yang menjadi wanita karir, pengusaha, pegawai kantor, diangkat jadi manajer, menikah. bahkan ada yang sudah gendong anak pertamanya yang masih bayi.

"Zayla, nanti kalau mau kuliah, di tempat mbak aja! Dijamin, ketemu banyak cogan, haha," ujar Noni sambil bercanda.

"Iya mbak, nanti aku bilang Ibu sama Bapak dulu."

Setelah itu, Zayla Kembali menjadi asing di tengah obrolan anak kuliahan ini.

---

Tumpukan buku try out dan UTBK memenuhi meja belajar. Zayla hanya bisa mengamati dalam keheningan, kemudian duduk di kursi belajarnya. Ya, hanya duduk.

"Kemarin aku gagal. Kalau tahun depan, apa aku bisa?" gumam Zayla sembari mengelus buku UTBK yang sudah lusuh dimakan usia.

Buku UTBK itu pemberian dari tetangganya yang sudah masuk universitas tahun 2019. Zayla bersyukur dapat belajar tanpa membeli buku UTBK yang relatif mahal bagi keluarganya.

Zayla mengambil celengan kalengnya dan membuka tutupnya. Masih sedikit, batinnya. Jika seperti ini terus, Zayla malah menjadi beban orang tuanya yang hanya kerja serabutan. Ia pun membuka aplikasi di ponsel. Di kolom pencaharian, ia mengetik 'loker gaji besar'.

Setelah di scroll, rata-rata mereka membutuhkan calon pegawai minimal D3. Jika SMA, ujung-ujungnya jadi buruh pabrik, padahal fisik Zayla terbilang lemah. Ia terus mencari, hingga atensinya tersedot oleh salah satu artikel yang menampilkan deretan profesi dan tempatnya. Di nomor terakhir, Zayla merasa kurang percaya.

ART Sultan Care.

"Gaji lebih dari empat juta perbulan."

"Mendapatkan pendidikan intensif."

Begitu yang tertulis di artikel.

Benarkah?

---

Author's Note:

Hallo Pals! Vie balik lagi, merevisi ide cerita project Sultan Care kemarin dan mengikutkannya di Project KOMA.

Nggak sampai koma kok aku ngerjainnya, cuma getar sedikit keringatnya.

KOMA sendiri kepanjangan dari Komedi Married. Karena aku belum terlalu pro dalam dunia ahik-ahik, jadi kita buat tokoh manis ini tetap menikah, tapi nanti.

Iya, aku butuh lebih banyak referensi ilmu ahik-ahik--maksudku--ilmu pernikahan.

Yaudah, gitu aja sih cuap-cuapnya. Semoga cerita Romcom ini mendebarkan kehidupan jomblowers seperti kita.

Happy reading!

(Don't) Judge My Dream!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang