(2). Impression Meeting!

4 1 2
                                    

:) Perbiasakan vote sebelum membaca🌻
_Happy Reading_

.....

Pagi-pagi sekali Rhanzella sudah duduk manis didepan meja riasnya. Bukan menjadi hal yang baru jika gadis itu suka mempercantik diri, namun sudah menjadi kebiasaannya sewaktu di dunianya dulu.

Gadis itu mengenakan gaun berwarna cokelat kemerahan dengan motif biasa, sehingga tidak terlihat mencolok namun begitu pas dan elegan membalut tubuhnya.

Hem, baru nyadar kalo gue secantik ini.

"Perfect,"

Tok, tok, tok.

"Nona, apakah kau sudah siap?," Tanya Lucy dibalik pintu.

Rhanzella tersenyum, "Tentu saja," Setelahnya gadis itu membuka pintu kamar, sontak membuat Lucy dan beberapa pengawal diluar sana terdiam menatapnya kagum.

Rhanzella meringis, "Apakah ada yang salah?," Lucy menggeleng.

"Kau sangat, sangat, cantik.. nona. Diriku sangat senang melihat nona yang seperti ini," Rhanzella ikut ketawa melihat reaksi Lucy yang begitu berlebihan.

"Ada-ada saja kau, ayo cepat aku ingin menemui ayahku,"

....

"Wah, wah.. lihat siapa ini?," Gurau Lucifer menatap puterinya.

Rhanzella tersenyum manis, "Tentu saja aku adalah puterimu tuan Lucifer," Setelahnya ayah dan anak itu ketawa terpingkal-pingkal.

Lucy tersenyum, "Nona Rhanzella sangat bahagia hari ini tuan. Sesuai janjiku padanya aku akan menemani nona keluar sebentar, apakah tuan tidak keberatan?," Ucap Lucy terkekeh pelan diakhir kalimatnya.

Lucifer memperbaiki posisi duduknya, ia menatap bergantian kedua gadis didepannya.

"Tentu saja mengapa tidak? Tetapi ingat kalian harus kembali sebelum hari petang, mengerti?" Tegas Lucifer.

Rhanzella dan Lucy kompak mengangguk semangat, padahal dalam hati keduanya menelan saliva dengan susah payah. 

"Iya ayah, sesuai dengan uacapnmu. Kami pamit, hati-hati di rumah yah, dadah.."

Lucifer menggeleng pelan tidak habis pikir dengan gaya bahasa yang Rhanzella gunakan. Mungkin ini efek gangguan ingatan itu, batin Lucifer.

"Wuah.. ternyata begini kehidupan dikerajaan, pasarnya sangat ramai," Celetuk Rhanzella disela-sela kegirangannya.

Shh, kenapa gue jadi auto kalem gini sih. Au ah, bodomat.

"Nona ayo kita kesana, sepertinya sangat ramai." Tunjuk Lucy pada sebuah toko makanan yang dikerubuni banyak orang.

Rhanzella mengangguk, "Go,"

"Ha? Maaf nona, apa yang barusan nona ucapkan, saya tidak dengar," Bingung Lucy.

"Ah, haha.. anu itu Ayo, ayo kita pergi. Itu maksudku,"  Lucy mengangguk pelan, ternyata itu maksud nonanya.

"Beli dua rotinya paman, kembaliannya ambil saja," Setelah meberikan beberapa koin emas, Rhanzella kembali menarik tangan Lucy untuk menuju toko selanjutnya yaitu toko gelang.

Mata Rhanzella berbinar kagum memandang gelang aneh namun terlihat unik dan sangat cantik menurutnya.

"Berapa harganya tuan," Tanya Lucy dengan tangan sibuk membuka dompet.

Namun karena tidak memperhatikan sekitar, sontak dompetnya langsung dirampas kemudian dibawa lari oleh seorang pencuri.

"HEI KAU! KEMBALIKAN DOMPETKU! PENCURI, PENCURI," Teriak Lucy panik, sedang Rhanzella yang terkejut pun sontak berlari mengejar pria itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE RHANZELA Where stories live. Discover now