Sama sekali tak peduli jika seorang mahasiswa tiba-tiba masuk kelas tanpa aba-aba dan melihat kami beradu mesra.
Tangan mungilnya berhenti mengetik seketika.
"Joshua--"
"Just fifteen seconds. Please."
Yes. This hard feelings just make me exhausted. I just need a re-charging.
"Y-ya udah," lirihnya, dan jemari mungilnya kembali menari di atas keyboard.
One. Two. Three. I really love her soft scent. It's kinda therapy.
Four. Five. Six. Seven. At the end, I'm being needy again.
"Barusan, aku abis liat sesuatu yang nyebelin di depan kelas," aku bertutur sebelum dipinta. "Makanya, butuh hiburan kecil."
Gumam Bora terdengar jelas dari sini. "Lee Seungjoon, ya?"
"Heol. Ketebak."
"Cuma dia yang bisa bikin Joshua sampai sekesel ini."
"Iya sih. Cuma dia," kekehku, diikuti kekehnya.
Eight. Nine. Ten. Eleven. She touch my arms gently.
Twelve. Thirteen. Fifteen. Okay.
Stop.
Pelan-pelan kulepas pelukanku meski setengah enggan.
"Curang. Itu lebih dari tiga puluh detik," protesnya dengan mata memicing. Aku nyengir saja. Cih, gadis mungil ini benar-benar timer berjalan.
"It's fine. Lima belas detik buat aku, sisanya buat kamu," selorohku. "Fair, kan?"
Ia mendecih pelan dan kembali menatap layar laptopnya sambil mengulum senyum. Pipi putihnya merona merah. Jeez, she like it tho.
Ini tidak menyelesaikan masalah, sejujurnya. Bora masih bungkam dan aku masih tidak berani tanya. But.. having her in my arms for 30 seconds just takes my unimportant worries away.
Melihatku mengupas sandwich, Bora pun turut mengeluarkan kotak kimbabnya. We naturally sharing our lunch like nothing happens.
Yes, maybe I just overthink. She'll immediately tell me when she's ready. She trust me; I trust it.
★★★
It's D-Day!
Rupanya Choi Seungcheol tidak main-main dengan agenda triple date ini. Tak hanya mengakomodasi seluruh kebutuhan tiga pasangan untuk dua hari satu malam, Cheol juga membuat rundown kegiatan kami bak panitia acara orientasi mahasiswa.
Setibanya di salah satu guesthouse dan menaruh barang-barang kami, Cheol menyuruh kami menikmati waktu berdua dan cari tempat makan siang masing-masing. Dia juga menyuruh kami menyewa hanbok dan berkumpul di depan Changdeok-gung Palace jam tiga sore.
STAI LEGGENDO
I DESERVE U
FanfictionApakah sejatinya, cinta adalah tentang kepantasan? Berawal dari secarik kertas hukuman sialan dari sahabatnya gara-gara kalah tanding basket satu-lawan-satu, Joshua harus mengakhiri status singlenya dengan mengencani seorang gadis acak selama tiga b...
37. At The End of The Day, I'm Not Much of A Help. [Joshua]
Comincia dall'inizio