Prolog 1

457 26 2
                                    

Hari cerah di bulan April, dimana para siswa pergi menyambut hari pertama sekolah mereka. Para pekerja memulai kembali rutinitas setelah libur pajang mereka. Kesibukan yang terasa hangat dengan guguran bunga sakura memenuhi kota.

Di rumah sakit Tokyo terlihat Sakura tengah berjalan di taman sembari menyapa beberapa pasien.

"Selamat pagi, Dokter Sakura!"

"Selamat pagi!"

"Selamat pagi bungaku!"

"Ah... Guru Han, selamat pagi!"

"Selamat pagi, Dokter!"

"Selamat pagi!"

Begitulah rutinitas pagi Sakura setiap hari. Tak terasa dia sampai di ruangan kerjanya.

"Ah! Sakura, selamat pagi!" Sapa Dokter muda berambut hitam sebahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah! Sakura, selamat pagi!" Sapa Dokter muda berambut hitam sebahu.

"Oh, kak Sizune, pagi. Ada apa pagi-pagi sudah berkunjung?"

"Ahahaha! Begini, nona Tsunade akan menghadiri sosialisasi di Chiba, tapi juga akan ada kunjungan dari Militer Jepang, dia memintaku untuk menggantikannya menyambut mereka."

"Ummmm, baik... Lalu????"

"Lalu, aku butuh seseorang untuk mengawasi simulasi operasi dokter-dokter baru!" Ucap Sizune sambil menepuk pundak Sakura.

"Apa?! Tidak, aku-aku ada pasie-"

"Baiklah, aku harus segera bersiap, terimakasih, Sakura!" Seketika Sizune langsung meninggalkan ruangan Sakura sambil tersenyum.

Sementara itu Sakura....

"Ahhhhh! Kak Sizune ini!!! Haaaaa... padahal aku ingin bersantai karena tidak ada padien... Aku tau dia sengaja melakukan ini karena dia tau aku luang... Ah... Ya sudahlah, lagi pula tugas kak Sizune sangat banyak, aku bantu satu lalu minta imbalan pada Guru! Hehehehe!"

"Ah! Nona Tsunade memang keterlaluan! Bagaimana bisa dia meninggalkan aku dengan begitu banyak tugas, jadi apa boleh buat kan jika aku meminta bantuan murid kesayangannya! Hehe... Maaf ya, Sakura, kau memang gadis baik!" Ucap Sizune sambil cekikikan.

Setelah Sizune pergi Sakura langsung bergegas ke ruang simulasi operasi. Terlihat 3 dokter baru sudah bersiap di sana.

"Pagi semuanya!"
"Pagi, Dokter!"
"Baik, hari ini aku yang akan mengawasi kalian. Baik agar cepat selesai mari kita mulai saja!"

Tab! Tab! Tab!

Lampu operasi pun langsung menyala. Ketiganya fokus melakukan simulasi pada 3 ekor kelinci. Sementara Sakura memperhatikan dari layar monitor.

Di sisi lain, telihat Sizune tengah berbincang dengan anggota Militer, sepertinya dia adalah Jendralnya. Lalu di sekitar taman Rumah Sakit ada 5 anggota tentara yang sedang menyapa para pasien.

"Kami hanya bisa meminta bantuan pada rumah sakit ini, karena di sini adalah yang terbaik. Memang aneh kami meminta yang terbaik untuk di kirim ke Medan perang. Tapi inilah yang terjadi." Jelas Jendral itu sembari berdiri menatap langit.

"Jendral ini bagaimana, kami tentu tidak keberatan. Ini juga demi perdamaian dunia. Lagi pula Jendral bilang hanya akan di tempatkan di zona aman kan. Tidak masalah!"

"Memang betul di zona aman, tapi nyatanya tidak ada tempat aman di Medan perang."

"Tenang saja, kami pasti akan membantu!"

"Terimakasih!"

"Tentu, kalau begitu mari ikuti saya. Saya akan menunjukkan beberapa kandidat yang cocok!" Sizune dan Jendral pun pergi dari taman menuju ke ruangan arsip dokter.

Sementara itu, Sakura dan 3 dokter baru tadi sudah selesai dengan simulasinya. Sakura yang masih senggang memutuskan untuk pergi menyapa para pasien di taman, yang notabene adalah orang-orang tua.

Saat berjalan di lorong tiba-tiba saja ada seseorang yang menabraknya.

BRUKKK!!!

"Kyaaaa!"

GREPPP!!!

Untunglah Sakura berhasil ditangkap oleh seseorang sementara yang terjatuh masih menutup matanya ngeri.

"Dokter, tidak apa-apa?" Mendengar ada yang memanggil Sakura membuka matanya dan sadar disedang ditahan oleh seorang pria.

"Ah, oh! Iya iya! Maaf!"

"Ah tidak, saya yang salah. Maaf karena sudah menabrak, Dokter!"

"Tentara? Oh yang kak Sizune bilang itu ya." (Ucap Sakura dalam hati)

"Dokter?"

"Ah iya tidak masalah! Kalau begitu saya permisi!" Sakura langsung pergi meninggalkan pria itu karena malu.

Sementara tentara yang tadi menabrak Sakura hanya tersenyum kecil.

Kembali ke ruangan arsip. Di sana Sizune dan Jendral tengah memilah milih kandidat yang akan mereka kirim ke Medan perang, saat kemudian seorang tentara persurai hitam dengan luka gores diwajahnya datang mengetuk pintu.

"Permisi!"

"Ah, Itachi! Masuklah!"

"Apakah sudah menemukan kandidatnya?"

"Belum, tapi kami sudah memilih 3, lihatlah!"

Itachi kemudian melihat 3 kandidat itu. Saat tengah melihat-lihat dia tersadar akan seseorang yang sepertinya iya kenali.

"Bagaimana kalau dia?"

TBC

I hope you follow me for more ^^
Vote and Follow ya guys biar aku semangat update

SasuSaku : MY TRULY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang