13. Peduli

21 1 0
                                    

"Aku menangkapnya!" Ran menoleh ke belakang. "Rin, bantu aku menariknya!"

Rin buru-buru menghampiri kakaknya yang tengah memegang kedua lengan gadis yang badan nya melayang itu.

"Cepat tarik kak! Aku memegang mu!" Ucap Rin seraya memegang kaki kakak nya.

"BUKAN ITU! BANTU AKU MENARIKNYA! CEKALAN NYA HAMPIR TERLEPAS!"

Keringat dingin mengucur dari pelipis Rindou. Ketakutannya sedari tadi kini terjadi. Inilah alasan kenapa dia tidak terlalu suka naik heli. Dia takut ketinggian!

"Baiklah Rin, kau hanya perlu memegangnya!" Rindou menyemangati dirinya, dengan gerakan cepat dia menjulurkan tangannya dan menangkap tangan gadis itu.

"Cepat tarik kak!" Seru Rindou yang entah sejak kapan matanya terpejam.

"Satu, dua, tiga! Tarik!"

Mereka berdua menarik tubuh gadis itu masuk ke dalam heli. Ran langsung memeriksa denyut nadi nya.

"Masih berdetak!"

Lalu dia menaruh telunjuknya di atas hidung gadis itu.

"Masih bernafas!"

"Dia masih hidup, tapi darah dilehernya tidak mau berhenti!"

Mikey menoleh pada Sanzu. "Cepat telepon Danny. Pastikan dia sampai dirumah sebelum kita datang."

Sanzu mengangguk, buru-buru menelpon.

"Percepat penerbangan ini Koko."

-----

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Ran begitu melihat Danny keluar dari kamar Bella.

Danny adalah dokter pribadi Bonten. Umurnya sudah berkepala empat.

"Dia Kritis." Ucapnya pelan.

Mikey menoleh. "Apa?"

"Luka di pelipis dan lehernya terlalu mengeluarkan banyak darah, kita harus mendonorkan darah untuknya sekarang."

"Lalu apa masalahnya? Kau tinggal donorkan."

"Masalahnya golongan darah gadis itu AB, aku tidak punya stok darah golongan itu. Kita perlu waktu untuk mencarinya. Sedangkan gadis itu harus ditangani sekarang juga, kalau tidak-"

"Dia akan mati?" Celetuk Sanzu. Membuat Rin yang berdiri disebelah nya menyenggol lengan pria itu. 'Kau keterlaluan Bro.'

Melihat pasang mata kini tertuju ke arahnya, Sanzu melanjutkan. "Apa? Aku cuma tanya."

"Ya... Dia akan mati." Jawab Danny pelan.

Sempat hening beberapa saat hingga akhirnya Sanzu menyeletuk.

"Ambil saja darahku. seingat ku, darahku juga AB."

Mikey langsung menoleh pada pria itu. Ran menatap Sanzu tak percaya. Rindou sampai menganga dibuatnya.

Sanzu mendonorkan darahnya pada orang asing? Itu tidak mungkin. Sejak kapan dia perduli pada orang lain selain pada Bonten?

"Benarkah? Kalau begitu mari ikut aku." Danny bergegas masuk kembali kedalam kamar Bella yang kemudian diikuti oleh Sanzu.

Setan mana yang merasuki pria itu?

—————

Apa dia akan langsung bangun?"

Trick of Love (Bonten)Место, где живут истории. Откройте их для себя