2. Bertemu

104 7 2
                                    

  Malam semakin larut, namun mereka masih berada disana. Sanzu yang sudah tertidur, Ran dan Rin yang mabuk berat, itu semua membuat Mikey bosan. padahal dia yang paling banyak minum tapi tidak sedikitpun dia mabuk. Mikey yang bosan pun berniat keluar mencari hiburan lain.

"to-tolong, tolong aku!" teriak seorang gadis

"teriaklah! tidak akan ada yang mendengar mu disini!" ucap seorang pria yang tengah mengurung seorang gadis di tepi dinding. halaman belakang gedung bar ini memang sepi. pria itu pintar sekali.

"haish kalian berisik sekali, mengganggu saja."

pria yang tengah sibuk dengan gadis itu pun menghentikan kegiatannya.

"siapa disana?!"

"maksudmu aku?"

pria itu menoleh kebelakang dan langsung jatuh ambruk saat satu tendangan mendarat tepat di wajahnya.

"kalian mengganggu istirahatku." ucapnya tenang.

gadis yang terlepas dari kurungan pria itu segera melarikan diri.

"lihat, dia kabur! itu berarti hanya kaulah satu-satunya orang yang harus mempertanggung jawabkan semua ini."

"siapa kau? apa mau mu?!" ucap pria itu yang kini sudah berdiri berhadapan dengannya.

dia menarik kerah baju pria itu. "kau tidak tahu siapa aku?" tanyanya. pria itu menggeleng pelan. PLAKK! satu pukulan melayang yang membuat pria itu terbanting ke tanah. Dia berjongkok lalu menaiki badan pria itu.

"kau tahu? tadinya aku hanya ingin memukulmu tapi entah mengapa saat mendengar kau tidak mengenal ku rasa ingin membunuh itu tidak tertahankan."

"tu-tunggu sekarang aku mengenalmu!" ucap pria itu seraya menutupi wajahnya.

"siapa?"

"kau.. kau si Mikey itu, pe-pemimpin Bonten."

"bagus kau mengenalku, tapi sayangnya aku akan tetap membunuhmu."

"a-apa?"

"kalau begitu, selamat tinggal!"

  Mikey tersenyum manis seraya mengangkat tangannya hendak memukul, sedetik kemudian pukulan Mikey bertubi tubi mendarat di wajah pria itu. Mikey belum berhenti walau mungkin dari beberapa menit yang lalu pria itu sudah mati.

"hah.. sudahlah aku lelah." Mikey berdiri lalu mengelapkan tangannya yang penuh darah ke pakaian pria yang sudah tak bernyawa itu. Mikey berbalik hendak pergi namun satu suara berhasil membuatnya berhenti.

"sugoi!!" ucap seorang gadis yang kini berlari kecil kearah Mikey. Mikey yang melihat itu menaikan sebelah alisnya.

"kau berbicara padaku anak kecil?"

"paman, bagaimana kau melakukan itu? itu keren sekali, ayo ajarkan aku! aku ingin bisa gelut seperti paman!" ucap gadis itu riang, seraya menarik narik lengan Mikey.

Mikey yang merasa risih segera menepis kasar lengan gadis itu. "kau pikir kau sedang berbicara dengan siapa?" mata Mikey melotot sekarang.

"dengan paman." gadis itu dengan polosnya menunjuk wajah Mikey.

Mikey menarik lengan gadis itu lalu berbicara tepat di depan wajahnya. "pulanglah, ibumu mencarimu. aku bukannya kasihan, hanya saja aku tidak bergairah membunuh anak kecil." lalu dia melepaskan cekalan itu. Mikey berbalik hendak pergi namun lagi-lagi gadis itu menghentikannya.

"aku tidak punya orang tua." saut gadis itu tenang. dia berjalan ke hadapan Mikey seraya menggenggam tangan pria itu. "Paman, ajari aku ya! aku mau kok jadi anak angkat paman. bawa aku pergi bersama paman!" ucapnya masih menggenggam tangan Mikey.

"kau membuat ku tak punya pilihan lain."

Mikey mengeluarkan pistol yang ada di saku celananya lalu mengarahkan tepat ke kepala gadis itu. "ada kata-kata terakhir?" tanyanya. gadis itu hanya tersenyum seraya terus melihat tangan Mikey yang sedari tadi ia genggam kini mengeluarkan darah. gadis itu semakin melebarkan senyumnya. Mikey yang menyadari itu segera melihat ke arah tangannya yang sedang di genggam dengan pisau mengarah tepat di nadinya. kenapa ia baru menyadari ini? apa dia baru saja di hipnotis?

"bagaimana paman?"

Trick of Love (Bonten)Where stories live. Discover now