9. Rencana

32 3 0
                                    

"Kak Sanzu kemari! Duduk di sebelahku."

Sanzu hanya diam memandangi gadis itu. Jika di lihat-lihat mereka sekarang sedang berada di atas gedung. Langit biru dan awan-awan sangat mendominasi pemandangan saat ini. Sanzu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, tidak ada siapapun selain dia dan gadis itu.

Ngomong-ngomong soal gadis- hei! Gadis itu adalah Bella!

Tunggu dulu, Bella? Sedang apa mereka berdua disini?

"Kak Sanzu kok malah melamun? Ayo sini duduk!" Tegurnya sopan seakan mereka sudah mengenal sangat lama.

Lihatlah gadis itu sedang duduk santai di pagar pembatas. Kaki nya menjuntai kebawah. Entah apa yang Sanzu pikirkan saat itu, dia menurut saja ikut duduk di sebelah gadis itu, ikut menjuntai kan kaki.

Dia menatap kebawah, ngeri juga jika terjatuh dari sini. Mobil-mobil di jalan itu terlihat kecil.

"Kak Sanzu, apa kamu punya saudara?" Tanya gadis itu tanpa memandang ke arahnya. Dia mengayunkan kakinya pelan.

"Tidak, aku anak tunggal."

"Benarkah?" Kini gadis itu menatap nya. "Kalau begitu boleh tidak aku menjadi adik kak Sanzu?" Pintanya antusias.

Sanzu menoleh. Adik? Lihatlah gadis disebelahnya ini. Raut wajahnya seperti anak usia lima tahun merengek minta dibelikan mainan. Apa dia serius?

"Maksud ku menjadi adik Kak Sanzu, ya-menjadi adik. Adik angk- tidak. Menjadi adik sungguhan Kak Sanzu."

Adik sungguhan? Apa maksudnya itu?

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin menjadi adikku?"

Dia tertawa kecil. Apanya yang lucu?

"Karena-"

KRIIINNNNGGGG!!!!

Sanzu membuka matanya. Lalu dilihatnya langit-langit kamar, bukan awan apalagi di atas gedung. Dia jelas sedang berada di kamarnya.

Ternyata itu cuma mimpi. Mimpi yang aneh.

Dia beringsut bangun dan meraih malas alarm nya yang masih berbunyi nyaring di atas nakas. Meliriknya, pukul enam pagi.

Dia bergegas ke kamar kecil.

*****

"Sembilan kursi?"

Sanzu sedang berdiri menatap ke meja makan. Ada yang aneh pagi ini. Lebih satu kursi, untuk siapa?

Sanzu menghampiri Mikey yang tengah duduk di kursi tunggal sambil menyesap tehnya. Jika dilihat dia lebih seperti kepala keluarga sekarang.

"Untuk siapa kursi ini?" Tanya Sanzu ketika sudah berada di hadapan Mikey.

Mikey tersenyum tipis, pria ini memang tidak suka basa-basi.

"Sudah jelas kan untuk satu-satunya gadis disini."

Apa? Anak kecil itu? Setelah kejadian kemarin yang membuat Kakucho logout dari meja makan, Mikey tidak mengusir nya?

"Sejak kapan dia boleh duduk disini?" Tanya Sanzu sengit.

"Sejak- tadi?"

Sanzu menatap Mikey tidak percaya. "Yang benar saja Mikey! Kau mau memasukkan nya ke Bonten?"

"Aku tidak bilang begitu."

"Lalu ini apa? Kenapa di-"

"Permisi, permisi!"

Entah dari mana gadis yang sedari tadi dibicarakan datang sambil membawa nampan bulat berisi 4 porsi makanan. Dia tampak lucu dengan celemek gambar Hello Kitty menempel di tubuh mungil nya.

Trick of Love (Bonten)Where stories live. Discover now