The Call

266 39 2
                                    

Pagi ini, terlihat Shanin, Yuvia, dan Claretta yang tengah berkumpul di kamar si sulung. Si pemilik kamar fokus dengan games yang sedang ia mainkan, Yuvia yang memainkan gitar milik Shanin, sedangkan Claretta memilih memainkan ponselnya diatas kasur.

Ketiganya tak ada yang berbicara. Yang mengisi kamar itu hanyalah suara gitar yang dimainkan Yuvia juga keyboard milik Shanin.

Kiara dan Eileen? Dua bungsu Brawijaya itu sekolah, tentu saja.

“Lo ke kampus jam brapa, kak?” suara Yuvia memecah kesunyian diantara ketiganya.

Shanin melepas satu headsetnya, lalu melirik jam yang ia letakan di dekat layar monitornya, “jam 2 an. Rapat nya jam 4 an soalnya.”

“dih, padahal gua mau nebeng.”

“kelas jam brapa emang, lo?” Tanya Claretta.

“jam 1.”

“oh,” Claretta membulatkan mulutnya, memberi jawaban singkat pada sang adik.

“si anjir gua kira mau nebengin!”

“Gua kelas jam 11, mau lu ikut?”

Yuvia mendengus, “ogah.”

“Nah yaudah.”

Shanin hanya menggelengkan kepala mendengar perdebatan keduanya, sudah sangat terbiasa dengan perdebatan yang sering kali terjadi diantara adik-adiknya. “mobil lo kemana emang, Vi?”

Yuvia cengengesan, “mager, kak.”

“Yaudah nanti gue anter. Baliknya sendiri, tapi, gak bisa nebeng gue.”

“Gampang kalo balik, mah. Banyak yang bisa gua mintain tebengan.”

Shanin mengedikan bahu, “jam 12 udah siap, ya. Ga ngaret, nanti lo telat.” Ucapnya lalu kembali fokus ke games nya.

Melihat si sulung yang sudah kembali fokus dengan gamesnya, Yuvia memilih tak menjawab dan kembali memainkan gitarnya. Claretta sendiri sudah fokus ke ponselnya sejak tadi.

“thanks ya, kak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

thanks ya, kak.”

Shanin menganggukan kepalanya, “nanti bilangin ke yang lain gausah nungguin gue, gue balik ke kosan soalnya.”

“dih, katanya nginep dirumah?” Yuvia protes, pasalnya kemarin Shanin bilang akan menginap beberapa hari dirumah.

“besok gua balik. Ini kayanya rapatnya bakalan lama,” ucap Shanin, menunjukan layar ponselnya ke Yuvia yang menampilkan group chat HIMA jurusannya yang tengah ramai. “takutnya balik kemaleman.”

“Tapi besok balik kerumah, kan?”

Shanin nampak berfikir, “nanti gue kabarin deh ya, gatau juga gue soalnya.”

Yuvia mengangguk, walaupun kesal, ia tau kalau kakaknya itu memang cukup sibuk. “yaudah. Gue turun ya, kak. Jangan lupa makan lo.”

“iya iya.”

Brawijaya [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now