18🏳️‍🌈

4K 263 13
                                    

✨HAPPY READING✨

Pagi ini hari ke dua biga dan Oliv di rawat di rumah sakit,dan sekarang juga jadwalnya bagi biga mengganti perban di perutnya.setelah dua hari di rawat ini kali pertama ia mengganti perban perutnya itu. Untuk Oliv wanita itu telah pulih hanya tertinggal noda keunguan pada wajahnya,

"Benar anda bisa nona"ringisnya melihat alat alat perlengkapan yang ada di depannya ini.

"Jangan meremehkan ku biga,jangan salah aku memiliki nilai biologi tertinggi di kelasku sewaktu SMA"ujarnya sombong,

"Tetap saja saya takut pada anda,anda kan kejam,bisa bisa nanti malah jaitannya yang anda lepaskan"ujarnya tak bisa membayangkan jika wanita itu salah gunting di area inti yang terluka di perutnya.

"Sudah diam saja,coba sekarang duduk yang benar"meski takut biga menuruti Oliv,ada sedikit nyeri yang ia rasakan pada bagian perutnya yang terluka.

"Akkh"ringisan kecil keluar dari bibirnya setelah berhasil duduk di pinggiran ranjang,menjuntai kan kakinya agar ia sedikit mudah untuk duduk dengan benar.

"Sakit yaa"Oliv sedikit khawatir melihat biga yang meringis,tentu saja saat ini ia juga sedikit takut,padahal tadi sisaka menawarkannya untuk membimbingnya namun dengan tegas ia malah mengusir wanita itu.

"Tidak nona,hanya sedikit nyeri"ujarnya meyakinkan Oliv jika ia baik baik saja.

Perlahan namun pasti,Oliv mulai membuka pelekat pada perban itu,dengan sangat hati hati ia melepaskannya agar biga tidak merasakan sakit.ketika pelekat itu lepas ia mulai melepaskan perban itu,melilitnya berlawanan arah untuk melepaskannya,setelah lilitan perban itu lepas tinggallah kapas yang menutup Luka yang sudah di jait yang ada di perut biga.

"Tahan ya jika ini sakit"Oliv berbicara tanpa melihat biga,saat ini ia hanya fokus pada luka biga,tanpa di duga biga tersenyum melihat Oliv,betapa telatennya Oliv pada dirinya.

"Iya nona"jawabnya singkat.

Oliv kemudian,mencoba melepaskan pelekat kapas itu.

"Shhh"

"Kenapa sakit yaa"biga terkekeh melihat raut wajah panik Oliv,lucu sekali batinnya.

"Tidak nona"ujarnya .

"Yaak lalu kenapa kamu merintih kesakitan seperti itu,aku jadi takut"ujarnya garang sembari menatap biga dengan tatapan tajamnya.

"Hahah,anda terlalu fokus melihat perut saya nona"kekehnya.

"Tentu saja aku harus fokus,jika nanti salah tarik bagaimana"tudungnya,biga menggaruk kepalanya yang tidak gatal,niatnya mau membuat suasana malah kena omel jadinya.

"Saya minta maaf,lanjutkan lah"ujarnya mengalah.

Oliv kembali mencoba membuka plaster kapasnya,secara hati hati pun penutup luka itu terbuka memperlihatkan bagian perut biga yang di jahit.

"1 2 3 4 5 6"hitung Oliv.

"Apa yng anda hitung nona"Oliv melihat ke arah biga.

"Jumlah jahitannya,ternyata bnyak juga"ujarnya meringis.

"Ohh"

Setelah puas melihat perut biga yang memperlihatkan kotak kotak di sana,ia kembali fokus untuk mengobati wanita ini,dari membersihkan luka,memberi obat merah Samapi memasangkan kembali perban ke perut biga.

Biga hanya memperhatikan Oliv,wajah itu tanpak lebih bugar dari kemarin,matanya tertuju pada sudut bibir Oliv yang masih meninggalkan jejak luka di sana,tangannya tiba tiba telulur mengusap sudut bibir Oliv yang masih terlihat merah,sehinggak pergerakan Oliv yang tadinya sibuk dengan perban di perut biga terhenti karena perbuatan wanita itu.

ABIGAILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang