14🏳️‍🌈

2.9K 221 14
                                    

✨HAPPY READING✨

"BIGA UDAH,APA YANG KAMU LAKUKAN"

Biga menoleh saat mendengar bentakan dari Oliv,ia menghentikan aksinya yang tengah menghajar marven,ketika Oliv mendorongnya ke belakang agar menyingkir,biga melihat Oliv yang tengah membantu marven yang sudah setengah sadarkan diri,Oliv menuntun pria itu untuk kembali duduk di sofa yang ada di ruangannya.

"Apa yang kamu lakukan"terdengar nada marah dari Oliv yang membuat biga tercengang,apa apaan ini justru di sini ia ingin menyelamatkan Oliv dari laki laki bajingan ini.

"Aku hanya melindungi nona dari laki laki brengsek ini"ujarnya marah.

"Tapi kamu tidak bisa melukai orang begitu saja biga,ia datang kesini hanya ingin meminta maaf padaku"Oliv mengirim pesan pada seseorang,agar bisa membawa biga pergi,jika ia masih di sini bisa bisa marven akan mati terbunuh.

"Lalu nona percaya"Oliv menoleh saat mendengar nada dingin yang telah lama tidak ia dengar dari biga untuknya,ia berfikir apa biga marah padanya membela pria ini.

"Semua orang berhak mendapatkan maaf biga"Oliv membalas kalimat itu tak kalah dingin,bertepatan dengan itu Frank datang membuat biga menoleh pada pria itu.

"Keluarlah"biga terkekeh segampang itu,wanita ini percaya pada orang.

"Ayo tuan,tenangkan dlu dirimu"ia menatap marven dengan tajam,dapat ia lihat marven yang kesusahan bergerak karena ulahnya.

"Tidak perlu memanggil Frank jika anda ingin mengusir saya,saya bisa sendiri"ia berlalu pergi,Oliv yang melihat nada kecewa dari biga sedikit merasa bersalah,namun ia juga tidak membenarkan perbuatan biga pada marven.

"Apa kamu tidak apa apa ven"oliv bersuara saat Frank juga telah keluar.

"Aku tidak apa apa Liv,aku terlalu terkejut dari serangan tiba tiba tadi"marven memperbaiki duduknya,jujur baginya ini sangat sakit,cuman ia harus menjaga imagenya.

"Syukurlah kalau begitu,maafkan kelakuan asistenku,ia sedikit sensitif,ia tidak bisa melihatku menangis seperti tadi"ujarnya.

"Aku bersyukur ada yang bisa menjagamu se Ketat itu,dan maafkan aku yang telah membuatmu menangis"balasnya.

"Tak masalah"ia menatap pria yang ada di sebelahnya itu,mukanya sebagian sudah berwarna biru keunguan,memang benar benar jika biga tidak main main dengan pukulannya.

"Kalau begitu aku pamit dulu,takutnya asistenmu kembali dan malah membunuhku"guraunya terkekeh,Oliv yang mendengarnya hanya tersenyum tipis.

"Baiklah"marven bangkit dari duduknya,sedikit mengusap puncuk kepala Oliv dengan lembut,lalu melangkah untuk pergi.

"Nanti aku akan datang menemuimu"langkah kaki marven terhenti,ia membalikan tubuhnya lalu tersenyum.

"Aku akan menunggu"ujarnya lembut lalu kembali melangkah menuju pintu untuk keluar dari ruangan Oliv.

Oliv menghela nafas,mungkin nanti ia akan mendengarkan apa alasan marven menyelingkuhinya, ia bangkit dari duduknya,berjalan ke arah mejanya,untuk mengerikan pekerjaanya yang sudah tertunda.namun langkahnya terhenti saat melihat maap merah yang tergeletak di lantai,lalu ia mengambil maap itu dan memeriksanya,

"Ternyata berkas yang di bawakan oleh biga untuknya"ia teringat pada wanita itu,kemana ia sekarang,namun nantilah memikirkan biga untuk saat ini pekerjaanya sudah menunggunya,setelahnya Oliv mulai melakukan pekerjaanya dengan serius.

Orang yang baru saja keluar dari perusahaan terbesar itu menyeringai kejam,ia akan memulai ini dengan teratur.

"Kita hanya perlu berhati hati pada asisten wanita sialan itu"ujarnya,orang yang di balik telfon itu hanya tersenyum senang.

ABIGAILWhere stories live. Discover now