Ending with Neteyam

703 79 7
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

➳༻❀✿❀༺➳

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


➳༻❀✿❀༺➳

"A'tara...I...See...u" ucapnya

"I see u" Balasku , Dia tersenyum namun tak bertahan lama . Neteyam , Dia... kini sudah berada di sisi eywa .

"Neteyam..." Panggil Neytiri dengan lembut.

"Tidak , tidak, tidak, tidak, tidak, tidak. TIDAK ! NETEYAM ! JANGAN TINGGALKAN AKU! ARGHHH" teriak ku , Aku mencoba menekan dadanya , berharap dia akan kembali namun semua usahaku sia sia . Yang ku bisa hanya menangisi mayatnya , Memeluk kepalanya dan menangis tersedu-sedu.

Reaksi Neytiri hampir sama dengan ku , Dia menangis dan menjerit . Jeritannya sangat menghancurkan hati siapa pun yang mendengar nya . Jeritan seorang ibu yang kehilangan anaknya , Jake berusaha menenangkan istrinya dengan memeluk tubuh Neytiri.

"Oh great mother , Aku mohon " Neytiri menyingkirkan tangan ku di kepala putranya dan mengganti kan ku memeluk Neteyam .

"Oh putra ku" Ucapnya , Aku menatap tangan ku yang berlumuran darah berwarna merah pekat  dari sosok yang kucintai , Sosok yang membuat ku tersenyum , sosok yang...Sempurna .

"Bukan kah kau bilang akan berbicara dengan ayahku ? kenapa kau meninggalkan ku ? Kenapa ? Apa salah ku bunda agung ... Ini salah ku salah ku tidak bisa menyelamatkannya ... Ini salah ku , salah ku" Ucapku sambil memukul-mukuli kepalaku , aku terus terusan mencoba menyakiti diriku sendiri .

Kenyataannya adalah , Neteyam mati karena aku tak bisa menyelamatkannya . Aku adalah calon tsahik , namun aku bahkan tidak melakukan apapun saat orang yang kucintai terluka .

Aku menatap Mayat Neteyam dengan tatapan kosong , Tangan ku masih saja terus menerus  memukuli diriku sendiri . Tsireya dengan bercucuran air mata duduk di samping ku dan mengehentikan tangan ku .

Keadaan ku berubah ,  Aku tak ingat apa yang terjadi setelah itu . Yang ku ingat semua menjadi gelap dan aku bangun saat tubuh Neteyam akan di kembalikan kepada eywa .

Aku menghampiri Jake , dan menggenggam lengannya , membuat Jake menatap ke arah ku .

"Bisakah aku ikut  menghantarkan tubuh laki laki yang kucintai ?" Tanya ku . Jake tampak berfikir sebentar lalu menjawab ku dengan anggukan .

Disinilah aku , menghantarkan tubuh pria yang kucintai ke laut . Laut memberi dan laut menerima, Laut tempat mu hidup dan laut lah tempat mu mati .

•••

Satu Minggu setelah kematian Neteyam , Aku menghabiskan waktuku berdiam diri di marui ku . Aku tak makan , maupun minum  Membuat diriku tampak seperti mayat hidup . Rambutku kasar , Kulitku pucat , Tulang pipiku menonjol. Kepergian Neteyam berarti perginya kehidupan ku .

"Ara sayang" Ucap ibuku menghampiri ku . Aku tak menjawab , menoleh pun tidak , aku masih menatap salah satu sudut di marui ku dengan tatapan kosong .

"Sayang..." Panggil ibuku , Tak lama ayah datang aku dapat melihatnya dari sudut mata ku .

"Ka'tania..." Panggilan ayah membuat ibuku peri meninggal kan ku . Beberapa hari setelahnya aku jatuh sakit sakitan , tubuhku bahkan  semakin kurus .

"Istirahatlah" Ucap bibi Ronal setelah memberiku obat . Aku Menatap ke arah langit langit marui ku . Sesaat aku menatap sebuah cahaya yang sangat terang seperti menyedot ku .

Aku menutup mata ku karena tak kuasa menahan terangnya cahaya.

"Ara...Ara...Ara..." mendengar suara yang familiar membuatku membuka mataku . Di hadapan ku saat ini , aku melihat Neteyam menatap ke arah ku dengan senyum khasnya .

"Ma teyam ?" panggilku pelan , Dia mengangguk. Mataku semakin mengabur , genangan air mata sudah menggumpul. Aku berlari ke arahnya , dan memeluknya se erat yang ku bisa . Memeluk seolah Olah dia akan pergi kapan saja .

"A-aku merindukan mu ... kenapa kau meninggalkan ku ? kenapa ? Kau jahat..."Aku menangis tersedu-sedu, dia mengelus Rambutku dengan halus dan menjauhkan kepalaku dari tubuhnya. Dia menatapku dengan tetapan halusnya yang amat sangat kurindukan itu . kedua ibu jarinya mengusap air mataku lalu dia mendekat dan menempelkan keningnya di keningku.

"sekarang kau sudah tidak sakit lagi , sayang.  Aku, selalu melihatmu dari sini dan aku merasa sedih bila kau terus-terusan seperti itu . Setiap hari aku selalu berdoa kepada eywa agar kita bisa kembali bersama dan Eywa mengabulkannya. lihat , Kini kita bersama . Di sini disisi eywa kita akan bersama selama-lamanya" ucapnya, aku mengangguk setuju lalu kembali memeluknya.

"I See u , Ma teyam " Ucap ku

"I see u , A'tara" Balasnya membuat senyum ku mengembang . Yah , ternyata mati tidak seburuk itu... jika aku bisa bersama dengan Neteyam selamanya , Terimakasih eywa....

•••

Jadi ini happy atau sad end ? (⁠ ⁠ꈨຶ⁠ ⁠˙̫̮⁠ ⁠ꈨຶ⁠ ⁠)


· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

  0:00 ─〇───── 0:00

   ⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹   ↻

I See u || Avatar the way of water x oc Where stories live. Discover now