•10•

698 113 9
                                    

➳༻❀✿❀༺➳

"DIMANA LO'AK?" Teriaknya

Aonung hanya menatap, yang jelas membuat si bocah hutan semakin marah.

Dia menerjang ke depan, mencengkeram kepangan Ao'nung dan menariknya ke atas. Meskipun Ao'nung tingginya hampir sama dari anak laki-laki itu, dia tampak mengangkatnya dengan sedikit usaha. Aku berteriak menggenggam lengan Neteyam berusaha melepaskan Ao'nung dari Neteyam .

"Ao'nung !!! Neteyam...please stop!! Please Neteyam!! oh eywa , Ao'nung!!" Insting melindungi ku muncul , aku mencakar lengan Neteyam . Berusaha agar Ao'nung terlepas , Cakaran itu . Tentu saja hal itu membuat Neteyam berdarah .

Dia melepaskan Ao'nung dengan kasar , dia mendengus, jari-jari bergerak ke lengannya dia meringis saat bersentuhan dengan luka yang masih baru itu. Matanya melesat seperti silet ke mataku, Mungkin aku terlalu agresif. Aku menatapnya sayu , dengan pandangan penuh permintaan maaf .

Aku menghampiri Ao'nung berusaha melihat apakah dia baik baik saja .

"Ao'nung, biar ku lihat apakah kau terluka" Aku berjalan ke arahnya namun Aonung mendorongku ke samping, lebih keras dari yang kuduga setelah aku membelanya.

"Itu bukan salahku , bocah hutan itu ingin berburu dengan prajurit perkasa, dia tersesat atas kemauannya sendiri."

"Dimana dia?" Neteyam mendorong, Ao'nung dengan nada kekerasan dalam suaranya.

Aku melihat ke arah Ao'nung dan mulai bangkit. Dia tidak mungkin cukup bodoh untuk meninggalkan putra Toruk Makto itu sendirian di lautan. Dia tidak terlalu idiot, dia tidak bisa menjadi bajingan mutlak.

"Tiga saudara batu." Aku mendorong Ao'nung, menatapnya dengan marah , dugaan ku salah dia benar benar bajingan.

"BAGIMANA KAU BISA MENINGGALKAN DIA DISANA ?! DIA BISA MATI!" Ao'nung menatap ku tajam . Dia telah meninggalkannya sendirian, di luar karang. Aku tidak bisa menahan keterkejutan atas pengakuannya. Bagaimana dia bisa melakukan sesuatu yang begitu bodoh.

Aku melihat ke arah Neteyam, Dia marah . Benar benar marah , lalu tatapan ku beralih ke lengannya yang berdarah . Rasa bersalah muncul , Terbesit dalam pikiran ku kenapa  Aku melakukan tindakan itu .

Neteyam maju lagi, mencengkeram pangkal kepang Ao'nung, membuat Ao'nung mengikuti Neteyam keluar dari Marui. Aku tidak mencoba dan menghentikannya kali ini.

"Kamu akan mengulangi apa yang kau katakan padaku ke ayahku."Mereka keluar dari marui dan tak satu pun dari mereka berbalik untuk melihat ke arahku Mereka masih saling menatap dengan tatapan marah satu sama lain.

Aku hanya mengikuti mereka sampai di depan marui saja , aku tidak ikut masuk . Aku takut , setelah beberapa saat Ao'nung, Neteyam dan Jake keluar dan menemui Tonowari dan menceritakan bahwa Lo'ak hilang . Tonowari  memerintahkan Seluruh desa mencarinya .

"Ara!" Panggil Tsireya, wajahnya terlihat sangat panik .

"Bagaimana ini Ara , Lo'ak hilang" Dia berkata dengan panik , aku menggenggam tangannya berusaha menenangkannya .

"Dia akan baik baik saja" Ucapku dan Tsireya mengangguk . Tak berselang lama dari pembicaraan kami Salah satu warga berteriak berkata bahwa putra kedua keluarga Sully sudah di temukan .

Lo'ak kembali dengan selamat , namun Jake dan Neytiri malah menyalahkan Lo'ak. Saat Tonowari meminta Ao'nung meminta maaf , Lo'ak malah membelanya . Hal itu juga membuat ku kebingungan . Bagaimana bisa setelah nyawanya hampir hilang dia malah membela orang yang mencelakainya .

Aku menghela nafas, Aku merasa seseorang menatap ku . Aku menoleh dan melihat kalau Neteyam menatap ku dengan dalam. Aku merasa bersalah dan meng kode nya untuk pergi dari kerumunan . Aku keluar dan mengambil salep luka .

"Apa yang kau inginkan ?" Tanya nya dengan nada dingin saat aku mendekat . Aku menatap ke arah goresan di lengannya dengan tatapan sayu.

Aku mendekati nya , dan mengoleskan salep di tangan nya . Aku menutupnya dengan daun palem . Setelah selesai pun aku masih menggenggam lengannya yang terluka .

Mata ku terasa panas , Aku Mengambil tangan Neteyam dan menaruh salep itu di telapak tangannya .

"Oleskan pada luka mu setiap hari . Itu akan sembuh 1-2 Minggu." Tak terasa air mata ku jatuh ke telapak tangannya , Sungguh aku takut dia membenciku.

Sebuah tangan memegang dagu ku dan mengangkat nya , Menampilkan wajah Neteyam yang tersenyum . Senyuman yang lembut . Dia mengelus rambut ku , dan merapikan rambutku . menyelipkan nya ke belakang telingaku .

"Kau tak perlu merasa bersalah." Dia dengan lembut mengucapkan nya . Aku menggeleng cepat.

"Tidak Neteyam -" Ucapan ku di hentikan dengan jari telunjuknya di bibirku .

"Bukankah itu hal yang wajar untuk melindungi pasangan yang kau cintai? Tentu itu tidak akan membuat ku marah " Ucapan nya membuat dada ku sesak, pikiran ku mulai berkecamuk. Di satu sisi ada ao'nung dengan harapan orang tua ku , dengan harapan warga desa , cinta masa kecilku. Namun di sisi lainnya, ada Neteyam , orang yang diam diam memasuki cela di hatiku .

Siapa yang haru aku pilih ? Siapa ?

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

  0:00 ─〇───── 0:00

   ⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹   ↻

I See u || Avatar the way of water x oc Where stories live. Discover now