•17•

588 95 11
                                    

➳༻❀✿❀༺➳

"Kau , harus menemui orang tuaku dan mengatakannya langsung di depan mereka" Ucapku menatapnya dengan serius.

Neteyam terlihat sedikit gelisah , apakah dia tidak serius dengan diri ku ? Aku mencoba menepis pemikiran ku . Aku menghela nafas kecil . Benar , semua pasti akan berfikir dua kali jika ingin menentang perjodohan ku. maksudku aku adalah calon menantu kepala suku, Tonowari. Orang yang berkuasa di desa ini . Juga Aku adalah Putri dari teman dekat Tonowari yang juga sama-sama prajurit. Ayahku terkenal galak dan juga tegas tentu semua pria di metkayina pasti juga akan berpikir dua kali.

"Tidak masalah , Kembalilah pulang . Tuk pasti mencari mu ." Aku sedikit menjauh darinya , wajahnya terlihat seperti frustasi. Aku kembali mendekat lalu mengelus pipinya , Tangan ku pun di genggam nya .

"Maaf sudah melibatkan mu dalam masalah Neteyam , tidak seharusnya kau jatuh cinta kepadaku . Namun aku sudah memberikan mu kesempatan untuk merubah semuanya . Jika kau melepaskan ini maka-" Ucapan ku terpotong dengan pelukan Neteyam yang tiba tiba .

Aku melepaskan pelukan lebih dahulu , aku tersenyum kecil dan menjauh . Pulang ke Marui milik ku . Meninggalkan Neteyam dengan tatapan sayunya , aku yakin dia sedang memikirkan banyak pertimbangan .

Sejujurnya aku sedikit kecewa dengan reaksinya , namun aku harus memahaminya. Aku pulang ke Marui ku , tak ku sangka di sana sudah terdapat Keluarga ku sedang makan malam . Bercengkrama dan tertawa bersama dengan Ao'nung yang membuat ku menahan nafas .

Apalagi ini , pikirku . Aku memasuki marui , membuat ketiga orang yang sedang berbincang pun melihat ke arah ku . Ayah tersenyum kecil Begitu juga dengan Ao'nung , sedangkan ibu tersenyum bangga ke arah ku . Aku menatap mereka tak mengerti.

Ibu bangkit dan berjalan ke arah ku , saat sudah di depan ku dia memeluk ku hangat . Meskipun kebingungan aku tetap membalas pelukannya. Aku bisa merasakan nafasnya yang teratur.

"Sejak kapan putri ku sudah besar , Sungguh kau membuat ibu dan ayah sangat bangga. Oh , putri ku sayang" Ucap ibu setelah melepaskan pelukannya , Mengelus rambutku memberikan senyuman dan tatapan bangganya .

"Putri kita bisa dewasa kapan saja , Oh lihat lah putri ku ini . Sampai kapan kau akan memperlakukannya seperti anak kecil, Ka'tania?" Ayah bangkit dan berjalan ke arah ku dan ibu , memegang bahu ku dengan tangan kanannya. Senyumnya itu adalah senyuman kepuasan .

Apa ini , bahkan ayah yang sangat jarang berbicara dengan ku hingga membuat hubungan kami tak sedekat anak dan ayah lain. kini ayah berbicara dan menatapku seperti itu ,

"Ya ayah...ibu , Aku sudah besar. Memangnya ada apa ini ? kalian terlihat senang." Tanya ku menatap keduanya .

"Ronal dan Tonowari baru saja kesini . Dan kami akan membicarakan Hari yang pas untuk mu dan Ao'nung" jelas ayah , bagai di sambar petir aku terdiam . Ini adalah ketakutan terbesar ku .

" Pimpinlah desa ini dengan bijak , Jangan menyusahkan Ao'nung. Tunjukkan bahwa kau , putriku satu satunya Bisa memimpin desa bersama Ao'nung lebih baik dari Tonowari dan Ronal." lanjutnya, Aku masih terdiam , Mencoba mencerna semua situasi ini .

"Kau paham , Ara ?" Tanya ayah , membuat kepala ku mengangguk dengan sendirinya. Sudah ku duga bahwa aku dan Neteyam tidak akan pernah bisa .

"Nah , Berbicaralah dengan Ao'nung tentang masa depan kalian . Ayah dan ibu tidak akan menggangu" ucap ibu menggandeng ayah pergi dari hadapan ku . Pikiran ku kacau , Aku tak tau apa yang harus ku perbuat.

Aku menatap Ao'nung, Dia menatap ku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan. Aku menghampiri nya , menatapnya dengan marah.

"Ini ulah mu ?" Tanya ku , memojokkan Ao'nung dengan tatapan intimidasi ku . Dia menggeleng, tatapannya mulai berubah menjadi sayu. Dia menarik tangan ku agar duduk di hadapannya.

"Aku tidak tau , setelah bertengkar dengan Neteyam . Aku bertemu ibu disini , saat mereka membahasnya ." Ucapnya menatap ku lembut , Aku menghela nafas .

"Lalu kapan kita akan...bersama ? " Tanya ku , amarah ku sedikit mereda .

"Tiga Minggu lagi , Kita akan menjadi pasangan tiga Minggu lagi " Ucapnya , Oh eywa apa lagi ini .

"Kau tidak mencoba menghentikan ini ? Kau tau kalau aku memiliki rasa terhadap bocah Sully itu kan ?" Tanya ku , dia sedikit menatap ke bawah mencoba menghindari kontak mata denganku .

"Aku tidak bisa melakukannya, Kau tau harapan mereka terhadapku bukan .Tapi Tara , tidak kah kau bisa melihat tatapan dan senyuman kedua orang tuamu ? Tatapan dan senyum itulah yang di tampilkan orang tua ku kepada ku juga . Dan bagaimana aku bisa menghancurkan nya ?" Tanya nya , Perkataan nya membuat ku tersadar. Aku menunduk , Benar Ini pertama kalinya ayah memberiku tatapan dan senyuman ini .

Jadi , Bagaimana aku bisa Menghancurkannya ? Ao'nung menggenggam tanganku, membuat ku menatap ke arahnya.

"Kau ingin menghancurkan nya , Tara ?" aku menggeleng kecil . Hati ku bimbang , Tentu sebagai anak aku tidak ingin mengecewakan orang tua ku setelah melihat mereka menatapku seperti itu. Namun , Neteyam ? Bagaimana dengannya ? Dia membawa separuh hati ku bersamanya.

Kira kira apa ya keputusan yang akan di ambil oleh A'tara ? Menurut kalian gimana wahai para reader? (⁠⌐⁠■⁠-⁠■⁠)

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

0:00 ─〇───── 0:00

⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

I See u || Avatar the way of water x oc Where stories live. Discover now