•21•

539 82 3
                                    

➳༻❀✿❀༺➳

"Tidak, tidak ,tidak . Kalau kalian serang mereka , kalau kalian melawan . maka mereka akan menghancurkan kalian, mereka akan menghancurkan semua yang kalian cintai"

Keadaan kembali ricuh , Jake berusaha memberi tahu para warga namun mereka menghiraukan nya .

"Kau dengarkan kata kata ku!" Melihat ayahnya yang kesulitan, Neteyam berinisiatif membantu .

"tetap tenang , tetap tenang. Dengarkan ayahku"

"Sialan" Umpat Jake karna tak ada satu pun yang mendengar kan .

"DIAM!!! TIDAK BISAKAH KALIAN MENDENGAR KAN TUAN SULLY ? AKU TAU KALIAN TIDAK SETUJU , NAMUN COBA DENGARKAN LAH . TUAN SULLY ADALAH TORUK MAKTO YANG DULU NYA MEMIMPIN UNTUK MELAWAN PARA MANUSIA LANGIT , Kumohon..." ucapku menatap para warga yang terdiam menatap ku .

"Kurasa putri ku benar , kita harus memberikan Sully berbicara, Silahkan Sully" Ucap ayah ku , Jake menghela nafas Lalu mengambil alat berwarna merah tersebut dari tangan Neteyam . Dia mengangkat alat itu tinggi tinggi agar seluruh perhatian warga ke arah benda tersebut .

"Kalian beritahu tulkun jika mereka tertembak dengan benda ini , mereka di tandai untuk mati . Dan panggil lah aku , akan ku matikan ini . Selamat kan nyawa mereka hanya itu masalahnya betulkan? Selamat kan keluarga kalian." Para warga berhenti , mulai memikirkan ucapan tuan Sully . Tonowari dan Ronal saling menatap satu sama lainnya.

"Beritahu para tulkun" Perintah Tonowari, "Cepat" Perintah Ronal membuat para warga pergi untuk memberi tahu tulkun mereka masing masing .

Aku terduduk , memegangi kepalaku yang terasa nyeri . Air mata ku masih bercucuran, aku menutup mata ku . Mungkin memang terlihat berlebihan untuk menangisi kematian seekor tulkun. Namun , Ar'oi saudari spiritual ku dia lah tempat ku bercerita setelah Tsireya , Dia selalu ada saat aku kesepian . lalu kini , saat aku kesepian aku harus bercerita kepada siapa ?

Sebuah tangan mengelus rambut ku , Ku harap itu Neteyam . Namun saat aku membuka mata aku hanya melihat mata Ao'nung yang berwarna seperti lautan Menatap ku dengan dalam .

"Dia bersama eywa , dia pasti lebih bahagia Tara" Ucapnya . Sesaat setelah mengatakannya, Tsireya mengajak ku menemui Lo'ak dan Neteyam yang sudah tak terlihat . Tentu aku menyetujuinya, Aku menduga kalau Lo'ak akan melakukan hal nekat .

Dan benar saja di saat aku , Tsireya , Ao'nung , dan Rotxo sampai . Tampak Lo'ak dan Neteyam sedang bertengkar.

"Lo'ak" Panggil Tsireya . Namun Lo'ak segera melompat ke air dan mengendarai ilunya . "Lo'ak kembali!" Teriak Neteyam

"What is this ? where is he going , Ma teyam ?" Tanya ku .

"Dia mau menemui payakan" Neteyam memanggil ilunya , lalu segera mengendarainya . Kami Segera mengikuti nya .

"Kembali!" Teriak Tsireya . Di perjalanan kam bertemu dengan kiri dan tuk .

"Itu Lo'ak"

"Lo'ak" Ucap tuk dan kiri bersamaan . "Lo'ak!" Panggil kiri Skali lagi ang aku dihiraukan oleh Lo'ak.

"Dia pergi menemui payakan!" Ucap Neteyam. "Tunggu" teriak kiri . kami menyelam dan berusaha mengejar Lo'ak .

kini tibalah kami di luar karang terlihat Lo'ak yang memanggil payakan. "Lo'ak" Panggil Neteyam yang di susul dengan panggilan dari Tsireya.

"Hah...tunggu aku" Teriak ku , Namun terlihat ada yang salah . Payakan , dia merintih kesakitan. Ternyata di siripnya terdapat alat berwarna merah itu . Disana Lo'ak berusaha melepaskannya .

Kami sampai di sana , mencoba membantu Lo'ak melepaskan alat itu dari payakan .

"Laporkan ini , Laporkan pada ayah , cepat lakukan" Ucap Neteyam . Lo'ak berdiri dan memegang sesuatu di lehernya dia seperti berbicara dengan seseorang dia juga menyebutkan namaku , Ao'nung dan juga Tsireya.

"astaga keparat kenapa ini sulit sekali, SIAL" umpat ku , aku dan yang lain mencoba menarik sekuat tenaga.

"kapal itu semakin mendekat" ucap Tsireya.

"3,2 tarik" Teriak Neteyam , Kami mencoba cara lain dengan mengikatkan seutas tali pada alat tersebut yang akan ditarik oleh seekor ilu.

"Cepat!" Desak ku , "Tarik sekarang" Ucap Neteyam menarik tali tersebut.

"Semuanya, bersama sama" Teriak Tsireya. astaga Kapalnya semakin mendekat, hidupku akan berakhir jika aku ditangkap oleh kapal itu.

"Astaga , sialan . TARIK LAGI LEBIH KERAS" Ucapku , Alatnya terlepas membuat kami jatuh ke air . Puji eywa akhirnya alat tersebut terlepas . Ao'nung menggenggam tanganku dengan tatapan mata panik .

"Ayo pergi " Ucapnya , dan aku mengangguk setuju.

"Ayo pergi dari sini ! Pergilah ke sana , akan ku pancing mereka menjauh" Mendengar kata kata Neteyam , niat awalku pergi dengan Ao'nung menghilang.

"kau gila Neteyam , kau bisa tertangkap, apalagi ayah mu sedang di incar oleh mereka ." Larang ku .

"Aku harus . Agar kau dan yang lain selamat , Ao'nung bawa Ara pergi . Upayakan dia selamat , Cepat !" Ao'nung mengangguk dan membawa ku pergi menyelam . Aku berusaha memberontak, Aku khawatir akan terjadi sesuatu dengan Neteyam . namun aku tak bisa melepaskan diriku dari cekalan tangan Ao'nung.

Oh eywa , lindungi lah neteyam...

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

0:00 ─〇───── 0:00

⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

I See u || Avatar the way of water x oc Donde viven las historias. Descúbrelo ahora