•13•

681 107 6
                                    

➳༻❀✿❀༺


"Jawab saja pertanyaan ku ! Sejak kapan kau berhenti mencintaiku!" tanya nya sekali lagi , dengan nada sedikit berteriak .

"Sejak kapan kau mau tahu?" aku membalas. Dia berhenti sejenak, tampak terkejut seolah-olah dia mengharapkan diriku untuk menyangkal kata-katanya. bukannya melemparkan pertanyaan kembali ke wajahnya.

"Sejak kau mulai bertingkah berbeda," geramnya, rahangnya mengeras . Tatapannya padaku semakin menajam .

"Maksudmu sejak aku berhenti menyembah tanah tempatmu berjalan, Sejak aku berhenti mengikuti kata katamu seperti na'vi yang mendengar perintah eywa , seperti bayi yang mengikuti ibunya , seperti gadis tolol yang mengekor padamu , gadis tolol yang rela melakukan semua nya dan merendahkan martabatnya untuk mendapatkan pengakuan mu ?" Tanpa ku sadar aku mengeluarkan semua emosiku aku melepaskan pegangan tangannya.

"Maksudku sejak kamu mulai mengikuti bocah hutan itu kemana-mana, sejak kalian sering berpegang tangan , merangkul , saling tertawa bersama , Saat kalian saling menatap . Sungguh kau tak tau bagaimana perasaan saat kau ingin mencongkel mata seseorang karna melihat pasangan mu dengan tatapan...dengan tatapan penuh cinta" dia berkata dengan cepat, dadanya naik dan turun lebih cepat

"Neteyam tidak ada hubungannya dengan ini!" bentakku.

"Bukan begitu? " Dia terdengar mengejek saat dia mengucapkan dua kata itu, tetapi pada saat yang sama aku merasa melihat pertanyaan tulus di matanya, seolah dia hanya menungguku untuk menyangkalnya.

"tidak kah kau mengerti? Aku menunggu mu , aku terus berjalan ke arahmu hingga kaki ku patah . Aku terus berusaha menjangkau mu . Tapi apa yang kau lakukan , mendorong ku setelah aku membelamu ?" Tanya ku , mata ku kini berlinang air mata merasakan sengatan listrik yang terasa di dadaku .

Ao'nung menatap ku sayu , Dia memegang tangan ku untuk pertama kalinya . Aku sudah kehabisan tenaga untuk melawan , Dia membawa ku mendekat dan mendekap ku untuk pertama kalinya. Aku sedikit terisak , menggeleng kan kepala dan menjauhkan tubuh ku darinya .

Aku berlari secepat mungkin , tak peduli siapa yang ku tabrak aku terus berlari dengan menundukkan kepala ku . Kacau , hari ini benar benar kacau.

Jika bersama Neteyam itu lembut , sederhana , tenang . bersama Aonung itu liar dan keras , seperti tanah yang tidak rata.

Tapi meski begitu, itu memabukkan. Berada sedekat itu dengannya, merasakan napasnya yang berat di kulitku, melihat matanya tak dapat disangkal terasah padaku saja , merasakan tangannya yang mendekap tubuh ku , mendengarkan detak jantungnya.

percakapan ini berlangsung begitu lama. Aneh, tetapi fakta bahwa itu adalah percakapan kami yang paling tidak terduga. Salah ku berlari dengan tidak melihat sekitar , hingga aku menabrak seseorang dan terjatuh di pasir .

"Ara!!" Panggil nya , Aku mendongak melihat Neteyam menatap ku dengan khawatir . Dia berlari ke arah ku , Membantuku berdiri. Dia menatap kedua mataku yang basah dan mengusapnya .

Dengan sigap dia mendekap ku , tangan kiri nya mengelus punggungku mencoba menyalurkan ketenangan. Sedangkan tangan kanannya mengelus rambut ku . Tangis ku pecah di dekapannya, sesekali dia Melihat ke arah ku dan mengecup keningku.

Saat itu aku mencurahkan seluruh emosiku di dekapan Neteyam . Beberapa saat setelah aku menangis di dekapannya , kami saling berdiam diri . Merenung dalam pikiran masing masing .

"Apa yang dia lakukan ?" Tanya Neteyam melirik ku di pelukannya. Aku melirik nya lalu kembali melihat ke pantai.

"Tidak , tidak ada . Maaf tapi aku tidak bisa memberitahu mu , perasaan ku sedang kacau" Ucapku , dia semakin mengeratkan pelukannya.

"Kau mau menaiki ikran ? Aku akan menunjukkan mu langit" Tanyanya tersenyum menatap ku , menyelipkan rambut ku ke telinga .

"Boleh ?" Dia mengangguk , Aku tersenyum , ku akui caranya untuk menghiburku berhasil.

"Apakah kamu yakin ini baik-baik saja?" Aku tertawa sedikit gugup, mencoba untuk mengikuti Neteyam saat dia Berjalan di sepanjang akar Mangrove.

Dia jauh lebih cepat di tanah padat daripada aku, ekor nya membantu dia menjaga keseimbangan saat ia melompat dari akar ke akar. Kami telah menyimpang dari jalan, jauh, berasa di sisi lain pulau kami .

Aku terus melihat ke bawah mencoba agar tidak terjatuh hingga tidak melihat Neteyam yang sudah berhenti . Membuat ku hampir terjatuh karna menabrak nya .

Neteyam telah berbalik, Dia menahan punggung ku agar tidak terjatuh. Sambil menyeringai, dia menundukkan kepalanya, wajahnya sekarang hanya beberapa inci dari wajahku.

Aku tidak bisa menahan nafasku yang tertahan karena kedekatan itu, aku bisa melihat setiap bintik bercahaya di sepanjang pangkal hidung dan pipinya . Hembusan nafas nya begitu terasa , untuk sesaat aku terpaku pada wajahnya .

"Apa kau takut?" dia mengejek, aku tertawa dan menatapnya intens

"Tentu saja tidak, aku tidak mengenal Takut . Ma teyam" Neteyam menegakkan tubuh kami , dia mengerutkan keningnya.

"Ma teyam ? kau terdengar seperti ibuku" Katanya tersenyum, Aku ikut tersenyum.

"Well , aku tak sengaja mendengar ibumu memanggil Mr Sully dengan 'Ma Jake' Ku pikir akan bagus untukmu juga" Ujar ku , Kami tertawa bersama.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

0:00 ─〇───── 0:00

⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

I See u || Avatar the way of water x oc Onde as histórias ganham vida. Descobre agora