7 | Keluarga

146 35 9
                                    

===== WARNING!!! =====

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

===== WARNING!!! =====

⛔ DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI UNTUK DIPUBLIKASIKAN ULANG DI TIKTOK, INSTAGRAM, YOUTUBE,
ATAU PLATFORM LAINNYA! ⛔

===========================

Jena bersandar di pintu dan mulai menumpahkan seluruh tangisannya. Ia tidak kuat lagi berdiri lebih lama di hadapan Jee Min dengan tingkah pria itu yang keras kepala. Ia sadar jika Jee Min akan terus berlaku nekat seperti yang dikatakan oleh Jin Woo.

Tubuhnya merosot ke lantai. Ia menangis tanpa suara. Ia memukul keras dadanya karena merasa begitu sesak. Tidak ada yang tahu seberapa sakit Jena menahan perasaannya agar tidak membiarkan cinta pertamanya itu kembali hadir di hidupnya.

"Sakit! Ini terlalu sakit! Aku nggak kuat! Oppa, aku harus bagaimana? Haruskah Oppa yang mengusirnya lagi? Tapi ... jika bukan aku yang melakukannya, Jee Min pasti akan terus datang." Jena berulang kali memukul dadanya.

Tangisnya tidak mau berhenti. Air matanya itu terus mengalir. Semakin menyesakkan dadanya, semakin deras pula air matanya.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu di belakangnya mengejutkan Jena.

"Kenapa dia nggak pergi aja, sih? Kenapa keras sekali kepalanya?!" gerutu Jena kesal seraya bangkit dari duduknya dan menghapus air matanya dengan asal.

Dengan amarah yang meradang, ia membuka pintunya.

"Aku hanya memintamu pergi dari sini! Apa susahnya, sih?!" maki Jena begitu saja.

"Aku hanya memintamu pergi dari sini! Apa susahnya, sih?!" maki Jena begitu saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eoh? Hm, maaf. Sepertinya aku sudah mengganggu waktumu."

Jena pun terkejut melihat seorang pria asing yang sedang berdiri di depan rumahnya saat ini. Pria bertubuh tegap, berkulit putih, dengan potongan rambut pendek hitam yang sedikit gondrong tertata rapi, membuatnya termangu. Dia berpenampilan sederhana dengan celana jeans hitam serta jaket parasut hitam yang membalut tubuhnya. Di tangannya juga memegang sebuah paper bag berukuran sedang.

Janji Setia | PJMWhere stories live. Discover now