Bab 21. Kekuatan Yang Terbangun

6 3 0
                                    

Happy Reading gaesss 🤗

Kujang telah terpulihkan kekuatan yang tertidur selama ini dalam dirinya. Dia merasakan sensasi yang berbeda dan sangat kuat dalam dirinya, tidak sama seperti saat simulasi bertarung melawan Scottlette waktu itu. Kujang pun perlahan sudah bisa mengendalikan kekuatan yang hampir mirip dengan Lis Anandya, Seruni, Kanya, Andriani dan Lintang.

Bahkan sebelumnya, Sabrina telah bisa menguasai kekuatan yang sama. Hanya saja, Sabrina memiliki batasan-batasan terendah dari yang lain. Biar bagaimanapun, Sabrina dan Kujang masih satu keturunan dari Lis Anandya.

Kujang yang sedang duduk termenung sambil memandangi pantai, dihampiri oleh Syifa. Dia pun duduk di sebelah Kujang dengan jarak cuma 2 jengkal saja.

Kujang masih tetap pada posisinya yang tidak menengok sedikitpun. Syifa hanya tersenyum tipis dan sedikit menghela nafas.

Pada saat ini, dia ingin meluapkan semua perasaan yang terpendam dalam hatinya selama ini ke orang yang memang telah membuat dirinya selalu memikirkannya setiap waktu.

"Hmm... Sejuk ya." Syifa memulai pembicaraan sambil menarik nafas dan menghembuskannya dengan lembut.

"Iya." Jawab Kujang singkat dengan sedikit menoleh.

"Kamu itu memang cantik ya, seperti ibumu." Batin Kujang bergumam dengan kembali memandangi pantai.

"Eeee... A." Ucap Syifa sedikit grogi.

"Hah? Kenapa?" Tanya Kujang heran, memastikan dirinya tidak salah dengar.

"Nggak.. nggak.. gak.."

Kujang menaikkan alisnya sebelah karena heran dengan sikap Syifa yang tidak seperti biasanya.

Dengan nafas yang masih naik-turun dan hawa yang sejuk itu berubah menjadi cucuran keringat yang mengalir di sekitaran pipi manis Syifa itu.

"A-apa aku boleh manggil kamu aa?" Syifa pun langsung memalingkan wajahnya supaya warna merah merona di pipinya tidak dilihat Kujang.

"Oh kirain kenapa, boleh kok. Santai aja kali." Jawab Kujang yang mulai sedikit terbiasa berdekatan sambil ngobrol dengan seorang perempuan yang memang sempat ia taro rasa.

Karena sebelumnya, Sabrina telah berhasil sedikit merubah sikap Kujang yang tadinya malu-malu kucing sama perempuan menjadi cheetah yang diam-diam berani. Akan tetapi, berbeda dengan kedekatan Kujang ke Andriani, meski sebenarnya mereka dekat hanya karena berteman sejak kecil saja dan itu pun sesekali kujangnya cuek.

Syifa merasa senang.

"Aa.. aku." Kujang merasa heran dengan Syifa yang ngucapin kata aku nya itu dengan suara yang cukup lembut tidak seperti biasanya yang agak kencang.

"A--aa-aku su--su--sukk-ka.--"

Dan ketika Syifa ingin menyatakan perasaannya. Ditengah pernyataannya tentang perasaannya itu, ada perusak suasana datang menghampiri keduanya. Yang tidak lain adalah Sabrina, Arfan, Andrian, Andriani, Aura, Revano, Dove, Lintang, Araasyaa, Han, Karin, Lis Anandya, Salsa dan Seruni.

"Hayo, ngapain kalian berdua, mojok di pinggir pantai gini. Hahaha." Ujar Araasyaa yang biasa tertawa lepas.

"Kok gue jadi ngeri ya ngeliat Araasyaa." Ujar Andriani yang memang tidak pernah melihat Araasyaa tertawa begitu di sekolah.

"Ahh, itu mah udah biasa Ni." Sambung Karin mengungkapkan kebenaran tentang sikap Araasyaa.

"Istighfar, syaa, syaa." Ujar Kujang sambil geleng-geleng kepala.

"Tadi kamu mau ngomong apa? Kyanya belum selesai?" Tanya Kujang ke Syifa, yang memang tadi dia sempat terhenti dan huruf terakhirnya tidak di dengar Kujang karena keburu datang teman-temannya yang rese itu.

Kujang The Series 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang