Bab 13. Pertemuan Syifa dan Auralia

6 3 0
                                    

Ketika sampai di cahaya titik putih itu Kujang, Sabrina, Aura, Andriani, Andrian, Arfan, Seruni, Karin, Han, Arasyaa, Neira, Kanya, Lis Anandya, Lissa, Revano, Lintang, Dove, Salsa dan Zennia perlahan keluar dan seketika itu di depan mereka ada seseorang yang mengenakan pakaian semi modern serba warna putih mutiara.

"Itu kan..." Ujar Andrian.

"Apa mereka melihat kita?" Tanya Han kepada yang lain.

"Tidak, kita masih dalam keadaan transparan dan belum terdeteksi." Jawab Kujang sambil tatapannya menyari sesuatu.

"Kalian ternyata bukan Kujang dan Arfan. Lantas siapa kalian?" Teriak Syifa yang juga ikut menginterogasi itu.

"Karin, dimana keberadaan Kujang? Apakah kalian mengetahui kebenaran yang sebenarnya?" Tanya Yumna dewasa.

Kujang dan yang lainnya terkejut mengetahui hal itu, bahkan Karin remaja juga terkejut kenapa dirinya ikut dalam hal ini.

"Lantas jika itu Karin, apa yang disebelahnya itu Arasyaa?" Tanya Zennia.

Sebelum Karin dewasa menjawab apa yang ditanyakan Yumna dewasa. Tiba-tiba saja ada yang menyerang mereka dengan sebuah ledakan yang sangat besar, dan membuat sekarat staff-staff penelitian yang berjaga di sekitar area itu termasuk Scottlette.

Scottlette berpesan di detik-detik nafas terakhirnya itu untuk melindungi Karin. Karena dia adalah kunci yang akan menjelaskan tentang peristiwa hilangnya Kujang dan Arfan beberapa tahun lalu kepada Syifa, Zhafira, Syakilla, Yumna dewasa dan Andrian dewasa.

Zhafira pun segera memberi pertolongan pertama ke Scottlette supaya dapat bertahan dan segera membawanya ke tempat perawatan. Sedangkan, Zhafran, Steve, Zahrany dan 3 anggota kepolisian lainnya mengejar pelaku pemboman itu.

"Karin.." panggil Kujang sambil menampakkan dirinya seorang diri.

Hal ini membuat Syifa dan semua orang yang ada terkejut.

"Jadi ini yang dibilang Lis Anandya, tentang Karin adalah kuncinya." Gumam Sabrina.

Syifa semakin terkejut dengan melihat Aura yang sangat mirip dengannya. Bahkan keluarga dari Syifa tidak percaya ada kembaran Syifa yang akan saling bertemu.

"Sebenarnya bukan Karin dewasa yang menjadi kuncinya, Sabrina." Suara yang mengejutkan semuanya, sambil menampakkan dirinya.

"Lis.." panggil Seruni dengan sedikit nada tinggi.

"Jadi yang selama ini Sabrina ajak bicara itu Lis?" Tanya Seruni.

"Pantas saja, saya tidak bisa merasakan keberadaannya. Ternyata itu kamu." Ujar Kanya.

"Maaf, membuat kalian khawatir, tapi saya terpaksa untuk muncul untuk meluruskan semuanya." Jawab Lis Anandya.

"Maksud kamu meluruskan itu apa?" Tanya Salsa dewasa yang berdiri di samping Andrian dewasa.

"Bukankah tadi Scottlette mengatakan kalau Karin adalah kuncinya dari misteri semua ini?"

"Tapi yang dimaksud itu adalah Karin saat ini."

"Aku paham, jika Karin muda sampai mati, otomatis orang yang kita temui saat ini, pasti bukanlah Karin. Dan merubah semua kehidupan masa depan ini." Ujar Syifa.

Lis mengangguk membenarkan, Zhafira kembali setelah memberikan perawatan kepada Scottlette tadi. Zhafira mengajak kakeknya itu yakni Arfan ke tempat penelitiannya karena ada yang mau diberitahukan. Sehingga kelompok itu dibagi menjadi dua bagian. Zhafira dan Arfan, serta Kujang, Sabrina, Syifa, Aura, Seruni, Kanya, Andriani, Andrian, Han, Revano, Ingkang, Dove, Salsa, Zennia, Karin, Arasyaa, Neira, Lissa, Karin dewasa, Syakilla, Sarah, Wirda, dan Xie Qian (seorang gadis berjubah putih yang bersama Karin dewasa).

Rombongan Kujang mengejar pelaku pemboman tadi yang sedang di cari oleh Zhafran, tapi hal itu ditentang oleh Syifa. Karena ada hal yang lebih penting dari itu, yakni mengungkap misteri kebenaran dari petunjuk yang Karin dewasa berikan mengenai keberadaan Kujang saat ini. Mereka segera bergegas pamit kepada Yumna dewasa, Andrian dan salsa dewasa. Mereka akan berjaga di lokasi saat ini. Sabrina menggunakan pakaian semi modernnya lagi, yang dirinya terlihat lebih modis. Sabrina mengingatkan kembali pesan dari Lis Anandya kepada semuanya, bahwasannya dalam perjalanan kali ini akan menyumbang korban. Kujang menanyakan kembali ke Lis, dan Lis Anandya mengiyakan hal itu. Kanya, Seruni dan Lintang menambahkan bahwa hanya Lis Anandya yang memiliki kemampuan melihat masa depan. Lis Anandya mengkonfirmasi kembali bahwa dirinya belum mengetahui seberapa jauh dia bisa melihat terus ke depan. Hal ini bisa diubah dan dipatahkan apabila bisa saling menjaga satu sama lain, supaya tidak ada yang terluka bahkan sampai meninggal dunia.

Ditempat yang lain, pasukan Zhafran telah mengepung orang yang tadi melakukan pengeboman jarak jauh dengan teknologi canggih. Mereka berjaga-jaga untuk segera menyergap dan menangkap mereka hidup-hidup. Akan tetapi bila harus baku hantam, Zhafran, Zahrany, Steve dan lainnya harus siap 45.

Zhafran memberikan kode dengan mengangguk kepada yang lainnya, sedangkan Zahrany melalui akses pintu lainnya menggunakan alat terbaru yang dia dapatkan dari adiknya, Zhafira. Alat ini mampu melumatkan seluruh jenis besi dan baja. Alatnya ini dikenakan oleh Zahrany di setengah lingkar kepalanya yang nanti terhubung di depan matanya. Saking tipis alat itu hanya terlihat di bagian mata sebelah kanan saja yang bentukan alatnya menyesuaikan dengan bentuk atau pola mata Zahrany.

"Zahrany awas!" Teriak rekannya itu sambil menarik Zahrany untuk merunduk.

"Terima kasih Salwa."

"Iya sama-sama, kita harus lebih berhati-hati lagi Ran, banyak ranjau disini."

Salwa yang saat ini bersama Zahrany berjalan duluan, karena dia memiliki tameng atau Shield di lengan kananya. Salwa merupakan polisi wanita satu-satunya yang kidal dalam melakukan pertarungan. Dia baru 3 hari ini dipindahkan ke wilayah yang di jaga oleh Zahrany dan Zhafran saat ini. Apabila harus mengorbankan nyawa, Salwa telah siap untuk itu.

Zahrany menghentikan langkah Salwa, karena di depannya ada sebuah geranat yang telah aktif. Setelah di cek kepastiannya, itu hanyalah tipuan saja. Ketika melanjutkan perjalanan lagi menuju sebuah ruangan tiba-tiba saja "swwwiiittt... Daaarrr" sebuah kilatan cahaya dan ledakan besar, membuat Zahrany dan Salwa terpisahkan oleh reruntuhan yang terjadi. Hal itu juga dirasakan oleh Zhafran, Steve dan lainnya.

"Dari mana ledakan itu?" Tanya Zhafran.

"Sepertinya itu dari lokasinya Zahrany dan Salwa." Jawab sersan Pahlevi.

"Yaudah kita lanjut," sambung sersan Pahlevi.

Tapi baru saja melangkah, sersan Pahlevi itu menerima tusukan yang sangat dalam di bagian ginjalnya, membuatnya pendarahan yang cukup banyak. Zhafran panik, karena tidak tim medis dalam misi kali ini. Pahlevi menitip pesan kepada semuanya untuk tetap kompak dan bisa mengungkap misteri yang ada, setelah berpesan Pahlevi menghembuskan nafasnya dan dia meninggal di tempat. Kesedihan mendalam dirasakan Zhafran, Steve dan lainnya. Zhafran dan lainnya melanjutkan misinya tersebut.
================================

Siapakah orang yang membunuh Sersan Pahlevi? Apakah Zahrany dan Salwa akan berjumpa lagi? Apa yang di rencanakan oleh Zhafira? Apakah Salwa merupakan seorang teman? Mungkinkah Kujang dkk akan selamat dalam mengungkap misteri? Yuk ikuti terus series kedua Novel Online KUJANG THE SERIES 2.
***
Mau tahu kisah selanjutnya dari Kujang The Series Season 2 (Mengungkap Misteri) kuy ikuti terus ya RIFER Story.
Bab. 13 : Pertemuan Syifa dan Auralia

Kujang The Series 2Where stories live. Discover now