10. Falling

745 114 8
                                    

Hai.

•••

2 month later...

"Sean baik-baik aja kan sayang? Kamu bakal pulang kan? Mama udah masakin makanan kesukaan Sean, adek pulang ya, " lirih wanita itu di depan bingkai foto anaknya.

"Sean ke mana sayang? Ayo pulang, mama tunggu Sean, " kata Miyeon. Wanita itu mama Sean.

"Permisi. "

Miyeon noleh ke arah pintu rumahnya, sepercik harapan datang. Dia langsung beranjak ke arah Chris. Seseorang kepercayaannya.

"Chris?! Sean—Sean mana? Kamu gak pulang sama dia?!" Tanya wanita itu gak sabaran.

Chris pegang tangan Miyeon pelan, raut wajahnya tak menunjukkan emosi apapun.

"Ma, terlalu sulit. "

Kening wanita itu mengkerut, "sulit?"

Chris geleng lemah. Dia nunduk, "maaf. Aku gak bisa temuin Sean di mana pun. Puluhan anak buah gak mendapatkan hasil sama sekali, bahkan lacak handphone Sean- sedikit mustahil, " kata Chris.

Saat itu juga tangisan Miyeon pecah. "Maksud kamu, S-sean?"

Chris tatap wajah Miyeon. "Maaf, ma. Aku gagal. "

Hati Chris sakit banget lihat Miyeon nangis karena dia. Wanita itu udah Chris anggap sebagai mamanya sendiri setelah mama kandungnya pergi. Ok, rasanya Chris gak punya hati karena malah lindungi Daniel dari jeratan hukum dan siksa batin Miyeon yang kehilangan anaknya itu.

Padahal dia tau Sean berada, sangat tau. Chris gak bisa ungkap yang sebenarnya, tapi Chris juga mau menghentikan tindakan gila adiknya.

"Sean, pulang... Mama masih tunggu kamu gimanapun keadaannya, " gumam wanita cantik itu.

•••

Sean usap perutnya yang mulai membuncit itu perlahan. Dia barusan mual parah, sama sekali gak ada yang masuk ke lambungnya dari semalam. Dia ada di akhir trimester pertama, tapi mual menyiksa itu masih ada.

Dia terduduk di kamar mandi, jelasnya dia malas beranjak. Biasanya baru keluar dari kamar mandi, dia langsung masuk lagi gara-gara mual sialan itu. Bahkan obat vitamin yang dikasih Lorenzo gak mempan rasanya.

"Mual, sakit banget, " kata Sean pelan. Peluh nya yang sebiji jagung itu mengalir deras di dahi nya.

Tenggorokannya perih, banget. Ada yang mau di muntahin tapi gak keluar apa-apa, sampai kering rasanya.

Dia akhirnya bangun dari duduknya terus tatap wajahnya yang pucat. Bener kata Jeo kemarin, dia udah kaya mayat hidup. Apalagi Sean juga sadar kalau tubuhnya makin kurus. Tangannya berasa cuma ada kulit. Pipinya juga terdapat lekukan dalam yang memperlihatkan gimana tirusnya Sean sekarang.

Sean cuma bisa basuh wajahnya pakai air, setelah itu dia keluar dari kamar mandi dan milih buat duduk di ranjangnya.

Bener kata Daniel terakhir kali itu. Bahkan sampai sekarang, si bajingan itu sama sekali gak siksa dia. Kata Juna, sesekali Daniel lihat Sean waktu dini hari. Tentunya Sean udah tidur. Tapi di satu malam dia belum tidur dan pura-pura tidur aja, mau buktiin perkataan Juna itu beneran atau bohong.

DANEVIL || YeonbinWhere stories live. Discover now