2. Tubuh Gempal yang Berlemak

4.9K 463 6
                                    

Tanganku terus bergerak, mencoba meraih apapun. Dengan beban yang sangat berat ini, tenaga yang harus aku keluarkan harus berkali-kali lipatnya.

Ketika aku mencoba meraih sesuatu, aku bisa merasakan napasku yang mulai berat. Pada saat itulah aku mengerti apa sebenarnya yang terjadi pada tubuhku.

Dengan mengandalkan kesimpulanku, aku mencoba memasang posisi berenang dan secara perlahan, aku bisa merasakan tubuhku mulai naik ke atas. Sialan, bagaimana bisa aku tenggelam? Ingatan terakhirku saat itu aku berada di tanah yang bersalju.

"Nonaaaaaaa!" Suara teriakan dengan oktaf tinggi itu hampir saja membuatku kembali tenggelam.

Aku berusaha dengan cepat berenang menuju tepi danau dan ketika aku sudah berhasil berenang hingga ke daratan, aku terpaku ketika melihat sebuah pantulan bayangan dari air di depanku.

Aku berusaha dengan cepat berenang menuju tepi danau dan ketika aku sudah berhasil berenang hingga ke daratan, aku terpaku ketika melihat sebuah pantulan bayangan dari air di depanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tubuh yang gempal dimana hampir seluruh bagian tubuh di penuhi oleh lemak yang berlebih, tatapan yang bingung dan mata yang menyipit tajam.

Itu tampak seperti aku?

Aku menggeleng kuat. Menyangkal kesimpulan cepatku tadi. Bagaimana bisa itu aku hanya karena apa yang sedang aku lakukan juga dilakukan sama persis seperti bayangan itu?

Tubuhku sangat ideal, dan bahkan banyak orang yang sangat iri dengan tubuhku. Semua itu aku dapatkan dari hasil mendaki selama sepuluh tahun. Sehingga hal yang tidak mungkin tubuh itu adalah milikku.

Suara gemerisik yang terdengar terburu-buru itu menarik perhatianku. Aku menoleh ke belakang dan mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.

Namun aku hanya mendapati beberapa perempuan yang memakai pakaian pelayan serta laki-laki yang tampaknya memakai sebuah seragam keamanan.

Aku menatap ke tujuh orang yang berlari terburu-buru tadi dan tanpa mereka memperkenalkan diri terlebih dahulu, salah satu perempuan itu langsung memelukku. Tangannya memegang handuk besar dan kemudian menutup tubuhku yang basah.

Apa sebenarnya yang terjadi? Siapa mereka?

Apa lagi wajah-wajah para pelayan itu terlihat sedih dan saat ini sedang memandang wajahku dengan tatapan prihatin.

"Sudah cukup Nona! Jangan lakukan hal itu lagi. Kasihan Tuan dan Nyonya, tolong sayangi diri anda" ucap perempuan yang masih memelukku dan entah mengapa, perempuan itu menangis.

Aku yang tidak memahami apa sebenarnya yang terjadi, memilih untuk diam. Aku tidak ingin salah bicara, karena tampaknya, sudah terjadi hal yang tidak logis padaku.

Mereka mulai menarik tanganku dengan lembut dan aku menurut dalam diam.

Kami berjalan dengan perlahan entah kemana. Aku hanya bisa menatap sekelilingku dengan bingung.

Tidak ada salju!
Tidak ada gunung!
Hanya ada tanaman hijau di sekeliling kami.
Bahkan udara dingin pun tidak ada.
Sebenarnya, sedang ada dimana aku?

Ranger IsekaiWhere stories live. Discover now