20

185 27 0
                                    

Final futsal pun berlangsung.

Seungmin yang merasa siswa SMA Teladan pun hadir untuk memberikan support.
Final kali ini di adakan di sekolah Seungmin. Siswa-siswa pun sudah berkumpul di tribun penonton. Tidak sedikit dari mereka yang membawa atribut untuk mendukung sekolahnya.

"Min sini deh." Ajak Felix.

"Nggak ah Lix,aku terlalu dekat aku nggak suka kebisingan." Tolak Seungmin.

"Justru di sini nggak bising tau,dan pastinya kak Hyunjin bisa tau keberadaan lu." Bujuk Felix.

Akhirnya Seungmin pun mengalah dan berakhir duduk di tribun dekat dengan para pemain sedang bersiap-siap.

Tak jauh dari sana Seungmin bisa melihat keberadaan Hyunjin yang melambaikan tangan kearahnya dengan senyum yang sangat manis.

Tak jauh dari sana Seungmin bisa melihat keberadaan Hyunjin yang melambaikan tangan kearahnya dengan senyum yang sangat manis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Felix yang melihat itu,berusaha memberi kode ke Seungmin.

"Iya aku udah lihat kok." ucap Seungmin.

"Ganteng nggak Min?" bisik Felix.

Seungmin hanya mengangguk.

Bukan,bukan ia tidak tertarik dengan kapten futsal itu. Tapi fokusnya justru teralih dengan seseorang yang berdiri tidak jauh dari Hyunjin berada.

 Tapi fokusnya justru teralih dengan seseorang yang berdiri tidak jauh dari Hyunjin berada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ia melihat nya,Seungmin baru menyadari jika dirinya merindukan sosok itu.

Felix yang melihat gelagat aneh sahabatnya pun melihat Seungmin dan menemukan sahabatnya itu tidak sedang fokus ke kapten futsal tapi Felix melihat mata Seungmin tertuju ke arah lain.

Ya Felix menyadari,itu ketua osis yang juga sedang melihat ke arah mereka.

"Kenapa lu nggak jujur aja sih Min?" tanya Felix.

Merasa tidak ada jawaban,Felix pun memegang wajah Seungmin untuk menghadap ke arahnya.

"Lu kenapa Min?"

"Hah?gue kenapa emangnya?"

"Lu bisa bohongin semua orang termasuk diri lu sendiri,tapi lu jangan lupa,gue nggak bisa lu bohongin." ucap Felix.

"Lix." suara Seungmin tersendat.

"Jangan nangis di sini." ucap Felix lirih. "Kita duduk aja dulu,jangan nengok ke arah lain. Cukup lihat ke gue aja." lanjutnya.

Seungmin pun menahan sekuat tenaga tangisannya,ia tidak ingin semua orang tau dan berprasangka buruk. Ia juga tidak ingin membuat Hyunjin menyadari dengan apa yang sedang terjadi dengannya.

"Please Min,jangan nangis." bujuk Felix.

Seungmin hanya mengangguk dan berusaha menahan semuanya.

"Lix,apa pilihan aku salah?"

"Cuma lu yang tau jawabannya Min,salah atau nggak nya tergantung gimana lu bersikap."

"Makasih Lix."

Selama pertandingan berlangsung, Seungmin tidak bisa konsentrasi. Ia hanya menatap kosong ke lapangan. Walau sesekali ia tersenyum saat Hyunjin melambaikan tangan atau sekedar melihatnya. Hati nya sakit,Seungmin tau yang ia butuhkan bukan Hyunjin. Tapi Minho yang saat ini duduk entah dengan siapa sambil tersenyum manis.

"Kenapa rasanya sesakit ini?" batin Seungmin.

"Lu nggak apa-apa kan Min?" tanya Felix.

"Iya."

"Mau ke kelas aja?" Tawar Felix.

"Pertandingan udah selesai kah Lix?"

"Sekolah kita menang Min,tinggal penyerahan piala aja. Ayok gue anter pulang,muka lu pucet banget soalnya."

Seungmin hanya menurut mengikuti langkah Felix.

Dari lapangan terlihat Hyunjin sedang mencari sosok Seungmin di tribun penonton. Namun yang di carinya tidak ada. Hyunjin tidak melihat Seungmin di antara banyaknya penonton di tribun.

Tidak dengan Minho yang terus menatap tajam ke arah Seungmin,ia tau Seungmin sedang tidak baik-baik saja. Ingin rasanya Minho berlari dan menghampiri Seungmin,tapi niatnya ia hentikan. Minho sangat tau diri,ia bukan siapa-siapa Seungmin seperti yang Seungmin katakan tempo hari.

Dengan tergesa Minho hanya mengikuti Seungmin dan Felix dari jarak yang lumayan jauh. Ia tidak ingin keberadaannya di ketahui.

"Langsung pulang aja yuk Min."

Terdengar suara Felix begitu khawatir.

Tanpa di sadari Minho berlari dan menggendong Seungmin menuju mobilnya.

"Biar gue yang anter pulang." teriak Minho.

Felix yang melihat kejadian tak terduga hanya bisa mengangguk,karena tiba-tiba otaknya seperti tidak berfungsi.

Seungmin yang sudah lemas antara sadar dan tidak jika saat ini sedang bersama Minho.














Malam hari...

"Kamu sudah bangun?" tanya Minho pelan sambil mengusap lembut kepala Seungmin.

"Kenapa kakak bisa di sini?" tanya Seungmin terkejut.

"Apakah tidurmu nyenyak?" jawab Minho tanpa menghiraukan pertanyaan Seungmin.

"Ini jam berapa?" tanya Seungmin yang masih kebingungan.

"Tidurlah lagi jika merasa masih lemas." ucap Minho dengan memberikan air minum untuk Seungmin.

"Ini tidak seperti kamarku." ucap Seungmin lagi setelah kesadarannya kembali.

"Kamu di kamarku."

"Terakhir yang kulihat kamar kakak tidak seperti ini." ucap Seungmin.

"Ini rumah nenekku,tempat biasanya aku menenangkan diri."

"Aku mau pulang." mohon Seungmin.

"Istirahatlah dulu,aku sudah mengijinkan ke orang rumahmu." bujuk Minho.

"Kenapa kakak yang membawaku? Bukannya terakhir aku bersama Felix?" tanya Seungmin penasaran.

"Aku yang membawamu kesini."

"Tapi kenapa?"

"Aku khawatir."

"Bukannya harusnya kakak ada di lapangan bersama dengan yang lain?"

"Aku bukan pemain."

"Tapi kakak ketua osis."

"Ada Jeno yang bisa wakilin."

"Kenapa kakak begini?"

"Makan lah dulu." ucap Minho sambil menyuapi Seungmin.

"Kak."

"Ssst..jangan bicara dulu,makanlah." potong Minho.

CHAIRMAN [ 2MIN || HYUNMIN ]Where stories live. Discover now