kenangan di jembatan

Start from the beginning
                                    

Arsen hanya terdiam tak bisa apa apa, ia juga sebenarnya ingin menghabiskan waktunya bersama nathan sesekali namun pekerjaannya yang padat menuntutnya untuk selalu bekerja keras. Nesya yang melihat momen itu dari tangga akhirnya turun dan menghampiri suaminya itu.

"Udah gak usah dipikirin, nanti aku bujuk nathan lagi. Kamu fokus kerja aja" Ucap Nesya sambil mengelus pundak arsen.

•••

Hari hari pun berlalu, hingga beberapa bulan nathan menunggu kedatangan ayahnya untuk pulang, namun yang ia tunggu tak kunjung tiba, nathan berdiri di jendela kamarnya menatap kearah jalan raya berharap Ayahnya akan pulang. Tiba-tiba Nesya datang sambil mengelus pucuk kepala nathan, bibir kecil nathan terangkat mengucapkan kata-kata "mah, kapan papah pulang! " Ucapnya, masih menatap ke arah jendela yang mengarah ke jalan raya.

Nesya berjongkok untuk mengimbangi nathan, "papah lagi kerja jauhh...banget jadi pulangnya lama" Ucap Nesya meyakinkan nathan.

Nathan hanya termenung memikirkan seberapa jauh ayahnya pergi bekerja.

•••

8 tahun pun berlalu nathan memandang kaca jendela nya sambil tersenyum kecut, selama ini iya menunggu tapi yang ibu dan ayahnya katakan hanyalah angan, tapi nathan juga berfikir kalau ayahnya bekerja untuk kebutuhan keluarganya, namun kadang-kadang juga ia merasa bahwa keluarganya sudah berkecukupan bahkan lebih dari cukup.

Beberapa bulan kemudian seminggu setelah hari ulang tahunnya berita yang mengejutkan datang dari luar kota, berita tentang pembunuhan ayahnya. Yang ia tunggu akhirnya datang namun tidak bernyawa, hanya bisa meneteskan airmata dan kata kata terakhir untuk ayahnya, sungguh akhir yang tragis.

Flashback of...

Nathan mengambil handphonenya dari saku celananya, lalu menelpon kelvin untuk menjemputnya. Tak menunggu lama akhirnya kelvin datang dengan mobil hitamnya, ia masuk kedalam mobil, lalu menelpon arhan jika ia pulang bersama kelvin.

"Ngapain lo disni? " Tanya kelvin sambil menyetir mobilnya.

"Urusan gw, gak usah banyak tanya! " Ucap nathan dingin.

"Baru juga ngasih satu pertanyaan"  Sewot kelvin sambil memincingkan bibirnya.

"Mumpung lo masih ngasih satu pertanyaan makanya gw bilang! " Ucap nathan, dan kelvin akhirnya diam tak mau meladeni nathan. Apapun yang ia katakan akan selalu kalah oleh nathan, jadi lebih baik diam saja.

•••

"Udah malem ayo pulang! " Ajak arhan pada ghea, dan langsung Diangguki oleh ghea, keduanya masuk kedalam mobil dan menemukan bagas yang sudah tidur nyenyak, mungkin sudah masuk alam mimpi.

Arhan yang jahil ingin membangunkan bagas, tak jadi karena ghea melarangnya, kalau tidak ada ghea mungkin sudah dijahili oleh arhan habis habisan bagas.

Arhan menyetir mobilnya lalu mengantar ggea terlebih dahulu, setelah 25 menit perjalanan akhirnya mereka sampai, ghea segera turun dan langsung masuk kedalam rumahnya.

ia masuk kedalam rumahnya, berjalan perlahan sambil melihat sekitarnya, namun tak sengaja ia mendengar suara suara gelas dari dapurnya, ia sedikit takut ia curiga jika itu antara hantu atau pencuri. ghea melangkah ke arah sumber suara, ia melihat seseorang disitu yang sepertinya mencari sesuatu, ghea yang melihat ada panci di atas meja dapur langsung mengambil nya lalu megangnya erat, ia semakin dekat pada orang itu, ia menghidupkan lampu dan hendak memukul orang itu, saat melihat orang itu tak asing ia tak jadi memukul nya karna itu adalah jevan, "untung kaga jadi gw gebuk, bisa habis gw sekarang" Batin ghea.

"Lo liat gelas gw gak? " Tanya jevan sambil mencari cari didalam lemari dapur yang berisi gelas dan piring.

"Kaga"  Jawab ghea, lalu ia membantu jevan mencari, "buat apaan? " Tanya ghea sambil terus mencari.

"Buat minum! " Ucap jevan, dia masih saja mencari cari gelasnya itu. Ghea yang mendengar penuturan jevan pun langsung menyipitkan matanya, lelah dengan kelakuan jevan.

"Itu ada banyak gelas di lemari! " Ucap ghea, ia berhenti mencari gelas itu, waktunya terbuang sia-sia akibat mencari gelas jevan yang hanya di pakai untuk minum.

"Gw gak mau, gw mau pake gelas gw! " Ucap jevan, sambil terus mencari.

"Emang harus pake gelas itu? " Ucap ghea, sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ya" Jawab jevan singkat.

"Kalo gitu doang ngapain gw bantu nyari" Ucap ghea kesal.

"Gak ada yang nyuruh lo bantu gw" Ucap jevan, dan ghea pun langsung memincingkan bola matanya malas.

Wolf Black SoulWhere stories live. Discover now