nyasar?

37 4 0
                                    

"Ekhem" Ghea sedikit berdehem, lalu menarik sedotannya ingin m3minum minumannya ia sedikit menyedotnya namun sepertinya tidak ada yang tersedot, kemudian ghea menatap pada sedotannya ternyata sedotan itu bukan didalam gelas lagi. Matanya sedikit menatap pada nathan, dan melihat nathan menertawai nya. "Anjing, mau di tarok mana muka gw" Batin ghea.

Karena merasa tidak kuat lagi, akhirnya ghea memutuskan untuk pergi, ia meninggalkan cafe itu dan sudah membayar makanan dan minuman nya.
Ia berjalan keluar cafe dan pergi ke arah yang salah. "Kayaknya tadi yang jual martabak gak ada deh" Ucap ghea pelan, langkahnya semakin pelan dan akhirnya dia berhenti di depan sebuah toko roti. Menatap sekelilingnya ramai sekali orang, haripun sudah mulai gelap. Serena menjadi takut sekarang "gimana kalo gw nyasar, bego sih sok sok an jalan jalan" Ucapnya pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba hujan lebat turun, ia segera berlari ke arah teras toko roti itu pakaian nya sedikit basah karena hujan yang tiba-tiba, tubuhnya gemetar saat angin kencang menerpa ia memeluk dirinya sendiri karena kedinginan, bahkan jaketnya tak bisa melindunginya dari angin yang bertiup, ia mengeluarkan handphonenya dari tasnya lalu menelpon teman temannya, namun saat menelpon tiba-tiba handphone nya mati, sepertinya dayanya habis. Ghea berdecak, namun tak bisa apa apa.

"Ghea? " Ucap seseorang dari belakang tubuh ghea, ghea sedikit terkejut akibat suara laki-laki itu. Ia mengerutkan keningnya bertanya-tanya siapa orang ini.

"Lo siapa? " Tanya ghea, masih dengan raut wajah yang bingung.

"Yaelah sok gak tau lo" Ucap laki-laki sambil tersenyum, wajahnya tampan dan mempunyai lesung pipi yang membuatnya jadi manis.

"Beneran gw gak tau" Ucap ghea serius, laki-laki yang melihat wajah ghea yang serius akhirnya memberi tau siapa dirinya walaupun ia sedikit bingung juga.

"Gw arhan ghe" Ucap laki-laki yang bernama arhan itu.

"Ohh arhan" Ucap ghea antusias, untung dia sudah tau nama nama karakter di novel ini.

"Ngapain disini? " Tanya arhan.

"Gw nyasar" Jawab ghea, dengan tubuh yang gemetar karena cuacanya dingin.

Arhan yang melihat itu segera memakaikan jaketnya pada ghea. "Lo sama siapa? " Tanya arhan lembut.

"Gw sendiri" Jawab ghea, tubuhnya sekarang jadi lebih hangat akibat jaket dari arhan. Arhan yang mendengar penuturan dari ghea pun hanya mengangguk anggukan kepalanya, namun ia berfikir lagi.

"Kenapa lo bisa nyasar, lo kan udah sering kesini" Ucap arhan memperumit ghea.

"Emm, aaaa gw...

Ucapan ghea tiba-tiba terhenti setelah salah satu teman arhan datang dari dalam toko roti itu. " Woy ujan ujan gini malah godain cewe lo" Ucap laki-laki itu.

"Dih sok tau" Ucap arhan menggeplak kepala laki-laki itu.

"Ohh ghea" Ucqp laki-laki itu setelah melihat wajahnya. Ghea hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Aduhh ghe jangan senyum" Ucap laki-laki itu dengan wajah yang tak kuat.

"Kenapa? " Tanya ghea dengan polosnya.

"Senyum lo kayak narkoba, soalnya bikin candu" Ucap laki-laki dan langsung di tatap horor oleh arhan. Sedangkan ghea hanya tersenyum tertekan.

"Untung ganteng, kalo gak aja udah gw tendang burung lo" Batin ghea, ghea tau siapa orang ini, orang yang selalu bersama arhan adalah bagas dari sifatnya pun sudah ketahuan jika itu bagas.

"Ayo balik" Ajak arhan menarik tubuh ghea agar mendekat, lalu melindunginya dari hujan mereka segera berlari ke arah mobil sport berwarna merah, sepertinya itu milik arhan.

"Gas lo dibelakang" Suruh arhan pada bagas, dan langsung dilakukan. Bagas tau bagaimana perasaan arhan pada ghea jadi dia baik baik saja, sudah bisa baginya.

Pertama tama mereka mengantar ghea pulang dulu, rumahnya cukup jauh dari toko roti itu, arhan yang sedang menyetir pun sesekali melirik pada ghea ia masih penasaran kenapa ghea bisa nyasar, bahkan berjalan sampai sejauh ini. Ia juga tak memakai kendaraan biasanya dia akan memakai motor atau mobilnya namun dia tak melihat ghea memakai kendaraan.

"Ghe! " Panggil arhan pada ghea yang sedang menatap kearah jendelanya.

"Emm" Ghea hanya berdehem tanpa melihat pada arhan.

Arhan yang melihat Ghea seperti tidak mood menelan semua pertanyaan yang akan ia lontarkan pada Ghea dan fokus menyetir. Karena perjalanan yang cukup jauh membuat Ghea tertidur, bahkan bagas pun sudah tidur juga, arhan hanya tersenyum dia merasa ada yang aneh hari ini, biasanya Ghea akan menolak jika arhan mengajaknya pulang dia pasti akan mencari keberadaan nathan, namun sekarang Ghea malah menjadi sosok yang berbeda dan sangat baik. Sekitar 1 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah ghea, arhan membangunkan ghea yang sedang tertiur pulas, rasanya tak rela membangunkan dan membiarkan ghea pergi, namun tak mungkin arhan membiarkan ghea terus di mobil,karna terpaksa akhirnya arhan membangunkan ghea. "Ghe, bangun ghea" Panggil arhan sambil menepuk-nepuk pipi ghea pelan.

Ghea membuka matanya perlahan, melihat pemandangan yang indah saat bangun adalah mimpi yang indah, saat membuka mata yang ia lihat adalah wajah arhan, dengan jarak yang sedekat ini ghea bisa pingsan jantungnya sudah tak karuan lagi akibat arhan, pipinya memerah seperti kepiting rebus. "Udah sampe ghe" Ucap arhan pada ghea lalu menjauhkan tubuhnya.

hujan masih turun juga ternyata "makasih ya han" Ucap ghea,ia hendak membuka pintu mobil namun ditahan oleh arhan, ghea menoleh kearah arahan, arhan mengangkat bibirnya untuk bicara.

"Masih ujan tunggu disini dulu biar gw anter pake payung" Ucap arhan, lalu arhan mengambil payung yang berada dekat bagas, ia segera keluar dan berlari kearah pintu ghea, ia membukanya lalu ghea keluar, arhan merangkul ghea agar tak terkena hujan dan berjalan ke arah rumah ghea, arhan mengantarkan ghea sampai didepan pintu rumahnya.

"Thanks ya han" Ucap ghea sambil tersenyum.

"Lo udah bilang itu tadi di mobil" Ucap arhan.

"Gak papa, kan yang di mobil makasih udah nganter gw sampe depan, trus yang ini makasih karena lo udah nganter gw sampe rumah" Ucap ghea mereka berdua tersenyum dan tangan arhan mengelus pucuk kepala ghea lembut.

Setelah itu arhan segera pergi dan meninggalkan rumah ghea, ghea yang melihat arhan sudah pergi akhirnya masuk kerumah, seperti tak ada orang. Mungkin sudah tidur, ia beejalan menaiki tangga dan tak sengaja bertemu jefan Yang sepertinya akan keluar dari kamarnya.

"Dari mana lo? " Tanya jefan dingin membuat ghea takut, wajahnya tertunduk tak bisa melihat jefan.

"Dari cafe! " Jawab ghea pelan.

"Sama siapa? " Tanya jefan lagi.

"Sendiri" Jawab ghea.

"Kalo main gak usah pulang kemaleman, kalo ada apa-apa sama lo yang susah gw, lo jangan jadi beban " Ketus jefan, kata katanya sangat menusuk, hingga ghea ingin menangis, matanya sudah berkaca kaca.
Setelah mengatakan itu jefan segera pergi, dan ghea masuk kekamarnya.

Wolf Black SoulWhere stories live. Discover now