kenangan di jembatan

24 3 0
                                    

Nathan berjalan dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya, ia memasuki pekan raya itu namun bukan ke situ tujuannya ia terus berjalan hingga ia sampai di tempat tujuannya, yaitu jembatan di dekat taman. Pemandangan nya sangat indah, ia bisa melihat pekan raya itu dari jembatan ini, sudut bibirnya berkedut, ia tersenyum, nathan bahagia namun mengingat itu semua malah membuatnya sakit. Waktu itu ia masih berumur 7 tahun....

Flashback on...

"Mah pemandangan nya bagus ya! " Ucap seorang anak kecil yang bernama Nathaniel darendra, ia begitu terpukau begitu melihat pekan raya itu dari kejauhan, terlihat sangat indah, kakinya sedikit berjinjit karena pagar beton yang ada di jembatan itu cukup tinggi.

Ibunya yang melihat nathan kesulitan untuk melihat akhirnya mengangkat nya dan di dudukan di pagar jembatan itu, agar tak jatuh Nesya memeluk nathan dari belakang, ia terlihat bahagia saat itu membuat Nesya senang.

"Pahh, besok kita kesini lagi ya! " Ucap nathan pada ayahnya, tapi nathan masih terus melihat kearah pekan raya itu. Ayah nathan tersenyum lalu mengelus pucuk kepala anaknya itu.

"Iya besok kita kesini lagi" Ucap ayahnya sambil tersenyum.

•••

"Pahh! " Panggil nathan dari kejauhan sambil berlari kecil, arsen berjongkok untuk menangkap anak laki-laki nya itu, ia memeluknya lalu menggendongnya di pundaknya, dan membawanya ke sofa ruang tamu, arsen menurunkan nathan di atas sofa.

"Pahhh, nanti malem kita kesana lagi kan! " Ucap nathan dengan senyum yang merekah di bibirnya.

Arsen sedikit tersenyum lalu mencubit pipi tembam nathan pelan, sudut bibirnya terangkat untuk mengucapkan kata-kata. "Papah gak bisa hari ini, besok aja ya! " Ucap arsen, seketika senyum nathan luntur, wajahnya berubah kecewa.

Drttt drttt drttt

Ponsel yang ada di saku celana arsen bergetar, ia mengambil ponselnya lalu bangkit berdiri pergi ke arah jendela besar yang ada di tembok rumahnya, ia mengangkat telfonnya setelah jauh dari nathan.

Sedangkan nathan yang sudah merengut pergi dari sofa, ia berjalan menaiki anak tangga yang menuju kamarnya, nathan naik ke atas kasurnya lalu menutupi dirinya dengan selimut, selang beberapa menit sebuah cahaya masuk kedalam selimutnya, sepertinya itu berasal dari cahaya pintu yang terbuka. Nathan merasakan ada yang mendekat lalu duduk di tepi kasurnya.

"Sayang, jangan ngambek ya, besok kita ke sana lagi sama papah! " Ucap Nesya yang datang untuk membujuk anaknya itu.

"Mamah gak bohongkan" Ucap nathan dari dalam selimut.

Nesya tersenyum lalu masuk kedalam selimut nathan, ia menggelitiki nathan hingga membuat keduanya tertawa...

Hahahhaha

"Mamah geli"

"Mah... Hahaha"

Lalu Nesya berhenti menggelitiki nathan dan memangkunya. "Nathan jangan ngambek ngambek lagi" Ucap Nesya sambil menyentuh hidung nathan.

"Iya" Jawab nathan sambil tersenyum.

•••

"Pahh ayo kita ke sana, ketempat yang kemarin" Ucap nathan sambil menggoyang goyangkan tangan ayahnya itu.

"Papah, gak bisa hari ini... Besok aja ya, kan besok masih ada" Ucap arsen sambil memegang kedua bahu nathan. Lekukan di bibir nathan mulai terlihat, matanya berkaca kaca, ia menurunkan kedua tangan ayahnya dari bahunya lalu ia pergi ke kamarnya.

Wolf Black SoulWhere stories live. Discover now