"Kok abang gak ke kantor?" tanya Naina pada Naufal sembari meletakkan gelas ke meja.

"Ini minggu dek, lupa ya?" Naufal lalu mengambil gelas yang berisi kopi itu lalu meneguknya.

Naina menyengir. "Eh iya Nai lupa."

"Masih muda udah pikun."

"Iya mana masih muda."

Naina menatap tajam Niko dan Nathan. "Masalah??... ih ma lihat mereka ledekin Nai."

Naila yang baru saja duduk hanya menggelengkan kepalanya. "Udah..jangan ledekin adeknya kak, nanti nangis."

Niko dan Nathan tertawa.

"Yah masih bayik."ejek Niko memeletkan lidah nya.

"Diem lo, ntar nangis."goda Nathan.

Naina cemberut lalu menatap sang papa untuk mencari pembelaan tetapi papa nya malah pura-pura asik bermain catur dengan Allegeo.

"Gak ada nih yang belain Nai?" Naina menghentakkan kaki dan berdiri dari kursi nya.

"Emang gak ada yang sayang sama Nai, sedih betul jadi Naina...aaa kasihan aaa"

Ucapan lebay Naina membuat semuanya tertawa apalagi Niko yang tidak bisa menahan tawa daritadi.

"Bukan adek gue sumpah." ucap Niko seraya tertawa kencang.

Naina menggertak gigi lalu memukul badan Niko walaupun Niko merasa tidak kesakitan, ia bersikap seolah-olah kesakitan. "Aduh aduh sakit tau dekk."

"Rasain lo."ledek Nathan tetapi setelah itu Naina pun menjewer telinga Nathan.

"Hajar terus Nai."ucap papa Nadhif yang sedari tadi menjadi penonton.

Namun karena suara bunyi nada dering ponsel membuat Naina menghentikan aksi menjewer telinga Nathan yang sudah memerah.

Ternyata ponsel itu berasal dari Allegeo dan kini ia tengah menjawab telepon tersebut.

Sedangkan Naina duduk sambil meneguk air putih sekali tenggak. "Gara-gara kak Nathan Niko nih, jadi capek"

"Kok salah saya?" ucap pelan Nathan sampai Naina tidak mendengar nya.

"Siap salah princess." ucap Niko membungkukkan badan 90°.

"Inces inces emang ngences."

Niko menghirup nafas dalam-dalam, lama kelamaan adiknya ini menyebalkan juga.

Niko ingin menjawab namun Allegeo datang menghampiri dan duduk di samping Naina.

"Kenapa Al? tanya Naina.

"Ada urusan bentar di kantor, aku tinggal gapapa.. nanti aku balik lagi boleh?"

Naina mengelus lengan Allegeo. "Gapapa tau, yaudah sana berantas semua penjahat kayak mereka ituu." tunjuk Naina pada Niko dan Nathan yang sudah ingin mencak-mencak.

Allegeo tersenyum dan mencium pucuk kepala Naina tanpa memperdulikan tempatnya berada. "Okay."

"Ekhem." Niko keselek melihat bucin nya Allegeo yang baru ia ketahui.

"Yang jomblo gak usah iri wlee." ledek Naina pada Niko.

"Nih adek satu nyebelin bet." kesal Niko.

Naina terkekeh. "Menyala abang kuhh."



Sudah satu setengah jam yang lalu Allegeo pergi tetapi belum ada kabar darinya yang akan menjemput nya, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Naina duduk di sofa sambil nyemil bersama mama nya. "Mah udah jam segini, Nai pulang aja ya."

Naina membuka ponsel nya lalu memberi pesan ke Allegeo.

"Suruh anterin abang kamu Nai, Al juga lama nih jemput kamu."

Naina meletakkan cemilan itu ke meja. "Mungkin urusan Al masih belum beres ma.."

"Yaudah hati-hati ya sayang, besok sekolah kan kamu."

"Iya ma."

"ABANG NAUFAL SINI DULU." teriak Mama Naila.

"Ish mama buat kaget Nai aja."sebal Naina.

Mama Naila hanya menyengir.

"Apasih ma teriak-teriak?"tanya Naufal, ia baru saja selesai mandi.

"Hehe.. tolong anterin adek kamu, Al belum jemput."ucap Mama Naila sambil memakan cemilan.

"Loh kirain Nai udah pulang ternyata belum toh."ucap Naufal menggaruk tengkuknya.

Naina menarik tangan Naufal."Udah yok bang anterin Nai pulang. "

"Sama kakak aja." ucap Nathan yang datang menghampiri mereka.

"Nai sama gue."paksa Niko dengan muka tengil nya.

Naina memutar bola matanya malas. "Biar adil kalian anter Nai."

"Pake mobil abang ya?" tanya Naufal.

"Mobil gue!" ucap Niko.

"Mobil gue lebih bagus."lanjut Nathan pd.

"Stop! Papa muak.. kalian anter Nai pake mobil papa sana cepet keburu malem!" titah Papa Nadhif lalu melempar kunci mobil ke arah Naufal dan Naufal pun menangkap nya cepat.

Ketiga laki-laki itu pun berlari cepat keluar rumah, perintah tuan rumah harus selalu cepat terlaksana.

Naina tertawa puas begitu juga Mama Naila dan Papa Nadhif melihat tingkah ketiganya.

Naina melambaikan tangan nya kepada ketiga kakaknya yang baru saja mengantarkan nya pulang.

Naina pun berjalan menuju pintu rumah lalu membuka pintu yang tidak terkunci, merasa heran karena tadi ia sudah mengunci pintu rumah sebelum pergi.

Naina membuka pintu perlahan lalu seketika tubuhnya menegang dan kunci cadangan rumah itu pun jatuh ke lantai membuat kedua sejoli yang berpelukan di hadapannya menatapnya.

Mata Naina mulai berkaca-kaca dan merasakan sesak di dada nya, apalagi wanita itu terlihat seperti tengah hamil?
"Al."

💍💍💍

Hai? udah lumutan banget ini cerita, ada yang masih nunggu??

By the way cerita IF udah 1 jt aja, makasih buat semua yang mau sempetin baca cerita ini🥹

Jangan lupa vote dan komen nya biar tambah semangat nulis nya.

Thank you all💜

Istri Figuran Where stories live. Discover now