"Iya iya kangen." ucap Allegeo tertawa kecil.

Allegeo semakin tertawa mendengar rengekan itu. "Manja."

Setelah selesai menelpon sekitar satu menit, Allegeo menutup sambungan telepon kemudian memasukkan ponselnya ke kantong celananya.

"Bener kan Naina." ucap Raka menghampiri Allegeo.

"Bukan." jawab Allegeo.

Raka mengernyitkan dahinya. "Terus siapa dah?"

"Dia balik." ucap Allegeo lalu berjalan pergi meninggalkan Raka yang berteriak karena penasaran.

"SIAPA YANG BALIK??"

"WOY AL YAELAH"

"Allahu Akbar dicuekin." ucap Raka mengelus dadanya akan sikap Allegeo yang selalu menguji kesabarannya.

"Berisik banget lo astaga." ucap Bian yang baru saja tadi berpapasan dengan Allegeo.

"Diem ban mobil."

Bian berdecak berkali-kali dan Raka tampak berpikir siapa yang menelpon Allegeo, biasanya sahabatnya itu tidak akan merahasiakan apapun kepadanya. 

💍💍💍

Naina berjalan keluar kelas bersama dengan Marlina dan Della setelah bel  berbunyi tanda jam sekolah sudah selesai hari ini.

"Gue nebeng ya." ucap Naina pada Marlina.

Marlina mengangguk cepat. "Yup, btw Geo belum balik?"

Naina mengangguk seraya menghela nafasnya, Allegeo tidak membuka pesan yang kirimkan nya tadi.

"Lemes banget nai, gue tau pasti lo nunggu geo." ucap Della.

"Pastinya, lihat tuh muka lepek kayak rambut yang jarang keramas." sambung Marlina.

Naina mengangguk pelan. "Tumben dia gak bales pesan gue, tapi gapapa deh mungkin Al sibuk ngurusin masalah itu."

"Benul, oh iya nanti malem jangan lupa kita pesta!" ucap Marlina mengalihkan pembicaraan supaya Naina tidak merasa sedih.

"Siap." balas Della antusias sedangkan Naina hanya mengangguk.

"Kakak antar dek?" ucap Nathan yang datang tiba-tiba dari belakang bersama teman-temannya.

Naina menggeleng. "Aku udah bareng Marlina hehe, kakak pulang duluan aja."

"Yaudah duluan sana, kakak lihatin aman gak si mar bawa motornya." ucap Nathan.

"Bener yang dibilang tan tan, mana tau ntar nyemplung got." celetuk Varo dibalas tatapan tajam dari Nathan dan kakinya yang diinjak oleh Marlina.

Varo mendesis kesakitan di area jempolnya dan murid yang melihat pun tertawa dibuatnya.

"Lo kira gue anak SD yang udah bawa motor." sindir Marlina kepada rakyat bocil.

Dev terkekeh lalu merangkul pundak Marlina. "Aduh kasihan, sakit gak??"

"YA SAKITLAH ANJIR"

"Suruh obatin ayang lo sana opsss tapi gue inget lo gak punya." ucap Dev menahan tawanya.

Varo merenggangkan otot-otot nya. "Batu hantam yuk Dev, udah siap mental nih gue."

"Sesama saudara seiman gak boleh saling menganiaya."

Varo memutar bola matanya malas karena perkataan rohani Dev. "Hadeh, bilang aja lo takut."

"Takut sama manusia, takut sama Tuhan dong."

Varo terdiam sejenak, benar juga apa yang dikatakan Dev. "Terus kenapa lo takut sama emak lo? kan emak lo juga human."

"Kalau itu sih beda lagi ceritanya." ucap Dev menyengir sambil menggaruk tengkuknya.

"Ayo nai, del. Abaikan saja dua orgil ini." ajak Marlina menarik tangan Naina dan Della.

Ketiga gadis itu pun pergi begitupun Ken yang pulang bersama dengan Della, juga Nathan dan Niko yang akan mengikuti Naina agar adiknya sampai ke rumah dengan selamat.

"Ayang lina tega bilang gue orgil." ucap Dev memanyunkan bibirnya.

"Padahal lo belum pacaran kan sama si cewek bar-bar itu, hts ya lo? kasihan." ledek Varo lalu berlari kencang dan meninggalkan Dev yang mengelus-elus dadanya.

"Untung gue anaknya pak sabar."

💍💍💍

Istri Figuran Where stories live. Discover now