Berbeda dengan Marlina yang sudah menangis sembari menatap Sena benci lalu berjalan kearah Sena.

Marlina pun mendorong Sena. "Lo tega bunuh Vian, lo tega..lo jahat, brengsek lo SENA. PEMBUNUH!!"

Sena tersenyum mengejek. "Ya ya ya.. terserah lo bilang apa, Vian gak akan balik sama lo lagi haha!"

Marlina menghapus air matanya secara kasar lalu menarik rambut Sena sampai membuat semua orang terkejut.

"FUCK, GAK ADA PENYESALAN DI DIRI LO?? HATI LO BATU SENA!! DAN LO JUGA BUAT KELUARGA GUE HANCUR?!!"

Naina menarik kuat lengan Marlina sampai berhenti menarik rambut Sena.

Sena menggertak gigi-gigi nya dengan nafas memburu. "Gue gak butuh bantuan lo Naina!"

"Gue? bantu lo??? haha enggak.. gue cuma bantu Marlina supaya kuku nya gak rusak!"

Marlina menggeplak lengan Naina, benar juga perkataan Naina karena dirinya dan Naina baru kemarin ke salon kecantikan.

Sena berdecih sambil memalingkan wajahnya, ia menahan malu karena murid vinsia sudah menertawainya.

"Bawa sekarang pak pol." kata Naina sudah muak dengan keberadaan Sena.

Satu diantara polisi itu geleng-geleng kepala. "Okay nai sayang." ucapnya sambil melirik Allegeo.

Allegeo menatap tajam polisi itu yang kini pura-pura tidak melihat tatapan Allegeo sedangkan Naina terkekeh geli melihat keduanya.

Sena menatap borgol ditangannya kini, semua tidak berjalan sesuai keinginannya. Sena hanya ingin dicintai tetapi kenapa seakan Tuhan tidak menginginkannya.

Sena menatap Allegeo dengan raut wajah sendu dan kembali menatap Naina dengan penuh amarah.

Naina yang mengerti tatapan Sena lalu mendekatkan wajahnya dan berbisik ke telinga Sena. "He's my husband."

Sena melototkan matanya dengan tangan mengepal, terkejut tentang apa yang dikatakan oleh Naina.

Naina tersenyum tipis lalu menepuk pundak Sena dan menatap dua polisi itu seakan memberitahu jika Sena harus dibawa sekarang.

Sena yang dibawa oleh polisi kini hanya bisa memberontak dan berteriak tetapi satu hal yang pasti jika hati Sena sakit saat mengetahui jika Allegeo adalah suami dari Naina.

Berbeda dengan Allegeo yang kini mencengkram kerah seragam milik David yang sedang menundukkan kepalanya sebelum dibawa oleh polisi.

"Untuk pikiran kotor lo, jangan pernah lo bayangin Naina gue!! because she is my wife!"

David mengerutkan keningnya, apa dia tidak salah dengar jika Naina adalah istri dari Allegeo?

"Lo bercanda?! haha."

Allegeo berdecak kesal, pria itu masih bisa tertawa di saat-saat seperti ini?

"Gue gak mau ulang kata-kata gue dan inget David.. her body, her lips, semua itu milik gue!!"

David menahan amarahnya karena semuanya sudah selesai dan ia sudah tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Allegeo melepaskan cengkeramannya kemudian membawa pergi David sedangkan David terdiam sambil menunduk malu karena mendengar ejekan dari murid vinsia.

Naina menghela nafas lega seraya duduk di kursi panjang begitu juga dengan Marlina.

"Akhirnya nai, capek juga pura-pura akting tadi." ucap Marlina sambil mengelap keringat yang membasahi dahinya.

"Yup, maaf ya kalo bentak lo tadi." kata Naina dengan jarinya berbentuk huruf V.

"No problem, cuma akting kok tapi akting lo bagus tau sampai tuh nenek lampir percaya." ucap Marlina kagum dengan akting Naina tadi.

"Hati abang Varo sampe jleb lo bentak nai huhu." celetuk Varo sambil membuka bungkus permen.

Naina memanyunkan bibirnya, ia jadi merasa tidak enak. "Iya maaf Varo, kan cuma akting kata Marlina."

Nathan menendang kaki Varo sambil menatap tajam Varo. "Adek gue jadi sedih tuh, minta maaf."

Varo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali dan akan mengatakan sesuatu tetapi terhenti saat Della datang menghampiri mereka.

"H-hai?"

Naina tersenyum lalu menarik tangan Della agar duduk di sampingnya. "Gue tau lo mau bilang apa, intinya lo gak salah del."

Della membalas senyuman tulus Naina. "Makasih, maaf ya udah fitnah lo sama Marlina."

"Gapapa del, gue maafin." ucap Naina.

"Tapi gue enggak." lanjut Marlina memalingkan wajahnya.

"Sesama manusia tuh harus saling memaafkan selama jadi manusia." sambung Varo sambil mengunyah permen karet.

"Ya ya okay gue maafin." ucap Marlina membuat Della dan Naina tersenyum lebar.

Della memeluk tubuh Marlina erat. "Makasih banget."

Marlina pun membalas pelukan Della dan Marlina menarik pelan tangan Naina untuk berpelukan bersama.

"Sudahi sedih mu mari kita happy, gimana kalau nanti malem kita pesta?!" saran Varo.

"Setuju. " balas Naina, Marlina, Della antusias.

Dev manggut-manggut setuju."Gue sih ngikut, yang penting ada makanan."

"222." lanjut Niko.

"333." sambung Ken.

"Stop, gaje lo pada. 444." ucap Varo dibalas kekehan Naina, Marlina dan Della.

Dev beranjak dari tempatnya dan tak lupa menarik tangan sang pujaan hati yaitu Marlina. "Sejak saat ini senyumku jadi pulsa!"

💍💍💍

Ada yang masih nunggu cerita ini???

Jangan lupa vote dan komen.



Istri Figuran Where stories live. Discover now