Allegeo mendekatkan wajahnya dan menangkup pipi Naina dengan tangan kanannya kemudian memiringkan kepalanya.

Naina memejamkan matanya dan bisa merasakan deru nafas Allegeo menerpa wajahnya.

Saat bibir keduanya sudah berjarak beberapa senti, tiba-tiba terdengar cukup jelas suara kericuhan berada dari kejauhan.

Naina mendorong dada Allegeo tetapi berbeda dengan Allegeo yang kini mengumpat dalam hati.

"Kayaknya ada masalah." ucap Naina cemas lalu menarik tangan Allegeo.

Allegeo menghela nafasnya dan mengikuti langkah Naina yang menariknya, yang menjadi masalah karena ia tidak mendapatkan manisan nya.

💍💍💍

Kini suasana ramai di malam ini karena kejadian yang sungguh membuat semuanya tercengang.

"Sumpah gue gak nyangka, semoga tenang di sana."

"Anak kelas berapa dia?"

"Cukup prihatin."

"Ngeri ya lihatnya."

"Jangan gitu ngomong nya."

Naina menutup mulutnya tak percaya akan kejadian ini seraya melihat jasad gadis itu sudah di bawa masuk ke mobil ambulans.

Naina dan yang lainnya berada di samping jalan raya, tidak mungkin jika sebuah mobil bisa masuk ke hutan.

"Inalillahi." ucap Varo dengan raut wajah terkejut.

"Kasihan, kok bisa ya?" lanjut Dev dan di geplak oleh Ken.

Ken geleng-geleng kepala. "Namanya juga kehendak Tuhan."

"Lihat kondisi, yang tenang dikit bisa?" ucap Niko menatap tajam mereka.

"Gue gak ikutan loh bang, kok di sembur." jawab Varo dengan bibir yang di manyun kan.

Dev berdecak berkali-kali. "Boti lo."

Varo menendang kecil kaki Dev."Gundul mu."

"Tapi boti apaan deh?" tanya Varo mengernyitkan dahinya.

"Cari google dah lo, diriku malas menjelaskan." ucap Dev dengan wajah yang sangat menyebalkan bagi Varo.

Varo mendengus kesal. "Monyet."

"Lo yang monyet." ucap Dev dibalas pelototan dari Varo.

"Dirimu menyakiti hati mungil diriku ini cih." ucap Varo mendramatis.

"Ribut bener, diem kalian!" titah Marlina membuat dua cowok itu terdiam.

"Diim kiliin." gumam Varo pelan takut jika Marlina mendengar nya.

Tetapi di dengar oleh Dev, Dev pun menggeplak bokong Varo.

Varo memekik pelan. "Wah lo pelecehan nih namanya, lo gay?"

"Ada nyamuk, gue kan baik hati biar bokong lo gak kena demam berdarah."

Varo yang mendengar perkataan Dev yang ngawur berdecak sambil geleng-geleng. "Si anying."

"Gak bisa diem nih lo berdua?!" kata Marlina kepada Dev dan Varo yang kini memalingkan wajahnya seakan pura-pura tidak mendengar nya.

Marlina menghela nafasnya lalu ia mencolek lengan Naina yang berdiri di samping nya. "Btw dia beneran temen kelompok lo kan?"

Naina mengangguk, sungguh tidak menyangka bahwa gadis itu meninggal dengan cukup menggenaskan. "Gue gak nyangka Shinta meninggal."

Shinta, teman kelompok Naina dinyatakan meninggal karena dari yang ia tahu jika gadis itu terjatuh di jurang yang cukup dalam.

"Semoga dia bahagia di atas sana." lanjut Marlina.

"Amin." sambung Naina, padahal baru tadi gadis itu berbicara ketus kepada nya.

"Nai?" panggil Marlina pelan.

"Apa?"

"Balik yuk ah, gue jadi takut dan merinding sudah bulu roma ku." ajak Marlina sembari memeluk tubuh Naina dari samping.

Naina menggeplak lengan Marlina."Dasar."

Marlina menyengir dan melingkarkan tangannya di lengan Naina dengan erat, bagaimana tidak takut jika kejadian nya di malam hari begini.

Naina menatap Allegeo dan seakan tahu tatapan Naina, Allegeo pun membalas menatap wajah Naina.

"Balik al." ucap Naina dibalas anggukan kecil oleh Allegeo.

💍💍💍

Kalau gak suka cerita ini boleh kok ditinggal, okay gitu aja.

Vote dan komen ya.

See you next chapter👋🏻

Istri Figuran Where stories live. Discover now