"Emm...makasih," lanjutnya sambil tersenyum tetapi dia tidak membalasnya kemudian Erika melangkahkan kaki meninggalkannnya.

"Cuek amat itu orang." Gerutunya seraya sekilas menengok kepalanya ke belakang untuk melihat gadis itu.


****

Setelah bertanya kepada gadis itu,Erika pikir omongannya tidak bisa dipercaya dan hanya bualannya saja.Namun tak dikira petunjuk dari dia ternyata benar,Erika tinggal lurus saja sudah kelihatan kantor guru.Berkat gadis itu akhirnya ia bisa bertemu dengan wali kelasnya,biarpun dia jawabnya agak dingin Erika tetap harus berterima kasih padanya.Ia berharap bisa bertemu gadis itu lagi biar bisa menebus kebaikannya.

Erika berjalan di belakang guru cantik sekaligus wali kelasnya yang bernama Safana menuju kelasnya.Kebetulan Erika masuk ke dalam kelas 11 Mipa 3 yang sama persis seperti kelasnya dulu di kota bandung.Ia tak menyangka bisa-bisanya sama kayak gitu,mungkin itu yang dinamakan kebetulan.

Setelah melewati lorong kelas lalu naik ke lantai 2 akhirnya Erika dan Bu Safana telah sampai dikelas yang dekat dengan tangga,sungguh saat melihat papan nama yang terpasang pada kayu di atas pintu itu membikin dirinya gugup.Apalagi mendengar suara bising di dalam malah semakin membuat jantungnya berdebar-debar.

"Mari masuk,"ajak Bu Safana dan Erika mengangguk lalu dia membuka pintu tersebut yang mana ia bisa melihat jelas keriuhan di kelas tersebut.

Bukannya masuk Erika malah stay berada di luar ia tak mau masuk kedalam soalnya gugup dan malu,sebenarnya ia paling anti dengan yang kayak begini apalagi nanti ada sesi perkenalannya.

"Haduh,gue gugup banget," Batinnya dalam hati sembari mengenggam erat kedua tangannya yang mengeluarkan keringat.

Mendapati kehadiran wali kelasnya siswa-siswi disitu menjadi terdiam dan duduk kembali lagi di tempatnya.
"Selamat pagi,anak-anak. "Sapanya sembari menaruh bukunya di meja lalu tersenyum kepada anak didiknya.
"Selamat pagi,Bu...." jawab mereka serampak."Sebelum memulai pelajaran,ibu mau ngasih tahu kalau Kita kedatangan siswi baru kali ini." Beliau tersenyum manis ke semua peserta didiknya lalu pada seorang gadis yang masih terdiam di depan pintu.Semuanya menjadi bising kembali membicarakan siapakah siswa baru tersebut.

"Cewek atau cowok Bu?"tanya cowok berambut mangkok yang duduk paling belakang dekat jendela.

"Hei ege, Bu Safa tadi ngomong siswi berarti dia ceweklah,"timpal teman sebangkunya.

Dia mengangguk kepalanya mengerti. "Oh cewek,mana bu anaknya?"

Lantas,guru itu melihat ke arah luar pintu dan semua orang mengikuti arah pandangannya. "Silahkan masuk,Nak."
Semua orang saling berbisik satu sama lain siapakah gerangan anak bari tersebut. Sebelum masuk ke dalam Erika menarik nafas lalu mengeluarkannya.

"Semangat,Tenang Erika." Ia menyemangati dirinya agar tidak gugup kemudian Erika masuk ke dalam.

Lantas pandangan semua orang tertuju padanya ia menjadi gugup, Erika cuman bisa menundukkan kepalanya malu.

"Oke,kamu silahkan memperkenalkan diri." Suruhnya lalu Erika memberanikan diri mendongakkan matanya  kemudian menatap ke semua orang yang juga tengah menatapnya.

Ia semakin menautkan tangannya gelisah apalagi kala pandangannya terfokus pada cowok berkata sipit yang duduk sendirian di dekat cowok yang bertanya tadi.

Seketika matanya terbelalak lebar melihatnya,apalagi dia juga nampak sama terkejutnya.Lantas,kenangan tak mengenakkan pun mulai menyapa pikirannya lagi.Keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. Dan
Erika kembali menundukkan kepalanya.

LUKA (On Going)Where stories live. Discover now