Aku mencintaimu Maass. Maafkan segala perbuatan burukku selama ini! I love you ... My Savior!

Tak terasa air mata jatuh tak tertahankan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak terasa air mata jatuh tak tertahankan. Kucoba menegarkan hati. Kuraih air putih di atas nakas dan meminumnya. Ku pikirkan kembali pesan anonymous. Kuambil ponsel dan membalas pesan itu.

'May I know with whom? Where did you get my number when my number is new and no one knows?'

(Boleh tau ini dengan siapa? Darimana kau dapat nomorku sedangkan nomorku ini baru dan tak ada seorangpun yang tau)

20 menit berlalu ... masih tak ada balasan. Aku mencoba menghubungi nomor itu namun tak aktif! Ini sungguh membuatku gila!!

"AAAAARRGGGGHH!!!"

Aku berteriak melampiaskan kekesalanku.

TOK TOK

Suara ketukan pintu terdengar. Ku hapus air mata dan ku sembunyikan ponsel juga diary-ku dibawah ranjang.

POV Revela End.

*

Revela tercenung duduk diatas ranjang saat melihat Christian berjalan masuk membawa kotak P3K dan duduk disampingnya. Matanya tak berhenti menatap sosok wanita cantik beralis tebal. Christian merasa sedih melihat luka yang terukir diparas cantiknya. Ia mengelus pipi Revela.

"AH! Jangan menyentuhnya!"

"Maafkan aku!" Christian meniup-niup luka wanita itu dengan lembut.

"Sudahlah. Aku sudah tak apa-apa!"

"Jika dibiarkan nanti mengurangi kecantikanmu."

"Biar aku sendiri saja!"

"Tak bisa, Sayang. Lukamu harus dibersihkan dengan alkohol biar tak membekas!"

Luka di pipinya ia usap perlahan menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol. Revela merasa canggung mendapat perhatian dari lelaki yang sudah lama menghilang bak ditelan bumi. Kedua maniknya memperhatikan pergerakan tangan Christian. Tiba-tiba salep itu terjatuh membuat Revela panik. Takut jika Christian melihat buku diary dan ponselnya.

"Biar aku saja!" Revela refleks memegang tangannya. Christian begitu bahagia Revela mau menyentuhnya kembali. Revela cepat-cepat melepasnya dan mengambil salep yang terjatuh. "Ini! Cepat. Kau oleskan saja!"

Christian tersenyum melihat Revela salah tingkah terlihat menggemaskan dengan switer birunya. Ia mulai mengoleskan salep disekitar area luka pipinya seraya memandangi figur cantiknya. Mereka saling bertemu tatap. Christian mencoba mendekatkan wajahnya dengan mata yang tertuju pada bibir ranum itu. Ketika jarak hanya tersisa satu centi, Revela tiba-tiba berdiri membelakanginya.

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now