56. Wanita di Dalam Mimpi

13.3K 1.4K 25
                                    

Helm besi itu dibuang asal. Sebelum masuk ke tenda perkemahan dua penjaga dengan tombak runcing di sisi kana dan kiri membuka jalan. mempersilahkan pada pemimpin tertinggi pasukan.

Peluh mengisi sekujur tubuhnya. Imbas dari kegiatan ektrim yang baru saja ia lalui. Ya, panglima tertinggi Eraslan itu telah berhasil menumbangkan mata-mata yang berhasil masuk sehingga strategi perang selalu dilumpuhkan.

“Sialan!” umpatnya. Ia membuka satu persatu kancing bajunya hingga menyisahkan tubuh polos dengan otot terlatih.

Sudah hampir setahun ia di medan perang. Elgar ingin kembali. bukan untuk menikmati kasur empuknya tapi untuk mengobati rindu pada pemilik hatinya.

Ia berjalan ke meja besar yang di atasnya tampak peta membentang. Ada beberapa pion yang menemapti satu titik. Titik-titik itulah wilayah yang berhasil Elgar taklukan.

“Tinggal sedikit lagi,” gumamnya seraya menahan kerut di kening. Kerinduannya benar-benar bisa membuat otaknya gila.

“Hah, tenanglah! Kau tidak bisa terburu-buru menentukan strategi! Jangan biarkan perasaan ini menguasai mu! Ada banyak nyawa yang kau pikul!” ucapnya pada diri sendiri.

Tangannya merogoh saku celana. Mengambil kain yang selalu tersimpan di sana. Ya, itu adalah sapu tangan pemberian Restia. Dengan rajutan bunga lavender di ujungnya.

“Restia….”

Tubuh Elgar tersentak saat suara pekikan nyaring terdengar dari balik tenda. Ah, pasti laporan pengawasan seperti biasa. Baiklah, saatnya bekerja! Semakin mereka berulah, semakin cepat Elgar merampungkan mandate ini.

Namun, perkiraan Elgar salah besar! Ini bukan tentang musuh. Melainkan kabar tidak sedap yang datang dari kekaisaran.

“Saya membawa kabar dari pengantar yang datang dari kekaisaran.”

DEG!

Apa ini? Semoga saja apa yang sedang dipikirkan Elgar tidak terjadi. Otaknya penuh dengan prasangka bahwa Restia dan Livius telah menjalin ikatan pernikahan.

“Katakan!” sahut Elgar menguatkan diri.
Prajurit berbaju besi itu berdiri. Membuka sebuah gulungan kertas.

Kepada Duke Elgar Zen Lustian. Kami selaku dewan legislative akan memberitahukan peristiwa tak terduga yang tengah mengguncang kekaisaran.”

Yang Mulia Livius Zen Eraslan telah mengalami koma setelah zat beracun masuk ke tubuhnya.”

DEG!

Jantung Elgar seolah berhenti beberapa detik. Siapa pelaku yang berani mengusik keluarganya?! Akan ia pastikan kepala terpenggal saja tak cukup menebus perbuatannya.

Lalu—“

“Ada lagi?” sahut Elgar yang dianggukan  prajurit itu.

Mungkin ini lah yang disebut insting tajam. Sejak tadi pagi Elgar tak nafsu makan dan selalu teringat rumah. dan insting itu menunjukkan realitanya.

Lalu, calon permaisuri….”

DEG!

DEG!

DEG!

Tidak!

Jangan!

Restia Adler De Freya juga mengalami hal serupa. Diperintahkan kepada Duke Elgar Zen Lustian untuk kembali ke kekaisaran guna menjadi pengganti Kaisar hingga beliau sadar kembali.”

Tetanda Dewan Legislatif.”

Tubuh Elgar lemas. pandangannya kosong menatap sembarang objek. Dunianya seakan runtuh detik ini juga.

The Villain Want to Die (END)Where stories live. Discover now