BAB 6

19 5 2
                                    

Setelah beberapa hari berdebat dengan Reno perihal study tour, Almeera tidak kunjung berhasil. Maka disinilah dia berada, di kantor PWI Surabaya. Ini adalah hari keduanya, dan besok sore dia akan kembali ke Jakarta.

Sedangkan Reno, menurut penuturan dokter kemarin siang dia sudah bisa pulang. Dan Almeera yang mulanya akan berangkat akhir alias menyusul, pada akhirnya berakhir diusir oleh Reno. Dan yah, lagi-lagi dia harus mempercayakan Reno pada Arkan untuk dibawa pulang.

Almeera tidak tahu, sihir apa yang dipakai cowok itu hingga abangnya sangat suka memanggil Arkan untuk menemaninya saat Almeera tidak ada. Bahkan saat ada Almeera pun, abangnya tak segan meminta Arkan untuk datang.

"Rumah lo dimana sih, mau aja disuruh kesini malem-malem?" kesal Almeera dua hari yang lalu, saat lagi-lagi harus mendapati wajah menjengkelkan Arkan saat membuka pintu.

"Ciiee penasaran sama rumah aku, kenapa kamu khawatir aku kenapa-kenapa kalo keluar malem?" goda Arkan.

"Idiih sok iye banget lo, yang ada gue muak tiap hari liat muka lo nangkring depan mata gue!"

"Buset dah, galak amat calon pacar."

Meski sedikit tak sudi, namun Almeera tak bisa memungkiri betapa dia harus berterimakasih pada Arkan setelah ini. Yah, karena adanya Arkan dia akhirnya bisa tenang untuk pergi berangkat ikut kegiatan ini. Arkan sudah begitu baik mau direpotkan untuk menjaga Reno, jadi mungkin setelah balik dari Surabaya dia akan mulai bersikap baik padanya.

"Setelah ini acara kita kemana?" tanya Almeera pada Hana.

"Katanya sih siang ini sampe sore nanti kita bebas, biar sekalian liburan kita mau ke alun-alu Surabaya sih." Hana menjawab dengan sedikit berbisik, khawatir mengganggu konsentrasi temannya yang sedang mendengarkan penjelasan pemandu mereka yang merupakan salah satu wartawan di kantor itu.

Almeera mengangguk. Dari awal dia memang tidak bersemangat untuk kegiatan ini, namun bukan berarti dia tidak mengikuti kegiatan demi kegiatan dengan serius.

Dia kembali mendengarkan penjelasan wartawan tersebut, dan mencatatnya bila perlu.

***

Jam setengah empat sore, Almeera sedang duduk di alun-alun surabaya sembari menikmati pop ice dengan beberapa temannya yang tidak melaksanakan ibadah sholat. Sedangkan sebagian besar temannya yang lain, termasuk Hana sudah sejak beberapa menit yang lalu pergi ke masjid terdekat untuk melaksanakan ibadah sholat ashar.

"Lo udah dibaptis kan Mir, gak mau ibadah sekalian?" Salah satu temannya, Karin, bertanya.

"Hah? Nggak deh tadi pagi udah ke gereja deket hotel, besok aja." Jawabnya.

Pagi tadi dia memang sempat ke gereja yang tempatnya tak jauh dari hotel tempat dia dan teman-temannya menginap. Jadi dia rasa, sore ini lebih baik tidak dulu karena sebentar lagi mereka akan kembali ke hotel.

"Oh yaudah."

"Lo sendiri kenapa gak sholat, lo muslim kan?" tanya Almeera tidak ingin pembicaraan berakhir begitu saja.

"Gue lagi datang bulan, di Islam kalo perempuan lagi datang bulan tuh jangankan sholat masuk masjid aja sebagian ulama ada yang gak bolehin." Karin menjelaskan.

Almeera mengernyit. Meski sejak kecil dia sudah biasa bergaul dengan berbagai penganut agama, khususnya Islam, tapi dia tidak pernah mencari tahu lebih banyak tentang agama dari teman-temannya. Contohnya kali ini, dia benar-benar baru tahu kalau perempuan muslim tidak boleh beribadah jika sedang datang bulan.

"Oiya gue sebenernya penasaran, tapi kalo lo gak mau jawab gak papa. Lo kenapa baru dibaptis, maksud gue kebanyakan temen gue yang kristen tuh udah dibaptis kalo gak pas bayi ya paling pas SMP atau SMA gitu, tapi kok lo?" Karin bertanya sedikit kikuk.

Pesan Terakhir Where stories live. Discover now