Chapter 8 (Masa kini)

59 8 0
                                    

Setelah beberapa saat Taeyong menelepon, ada seseorang yang mengetuk pintu yang sepertinya adalah orang yang Taeyong telefon. Aku tidak membukakan, yang membukanya adalah Taeyong karena dia yang menunggu di ruang tamu.
 
Beberapa saat tidak ada pergerakan dari ruang tamu aku mulai penasaran dan ingin beranjak dari atas tempat tidur, namun gagal karena ada seseorang yang berteriak untuk menghentikan langkahku itu.
 
“Lisa!!!”
 
“Jennie unnie?”

 “stop, kamu masih sakit jadi ga usah duduk dulu okay? Aku akan menyuapimu makan sekarang, dan tidak ada penolakan, PAHAM???” Kata Jenni menekankan kata-kata terakhirnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 
“stop, kamu masih sakit jadi ga usah duduk dulu okay? Aku akan menyuapimu makan sekarang, dan tidak ada penolakan, PAHAM???” Kata Jenni menekankan kata-kata terakhirnya.
 
Aku pun mengangguk dan akhirnya Jennie duduk di sebelahku lalu membuka satu kotak makan dan menyuapiku satu sendok, dua sendok, hingga seluruh makanan di dalam kotak makan itu lenyap.
 
“siapa yang menyuruhmu kesini unnie?” Tanyaku.
 
Jennie pun tidak menjawab dan masih asik membereskan kotak makan dan seluruh peralatan makan itu dengan seksama.
 
“unnie?” Kataku.
 
Aku pun tidak tahan dengan Jennie yang dari tadi seakan-akan tidak mendengarkanku, aku pun menarik bahunya agar aku dapat melihat wajahnya.
 
“Uhh?” Kata Jennie sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
 
“u.. unnie? Kau menangis? Si..siapa yang melakukan ini? (Menyentuh wajah Jenni) siapa yang membuatmu begini?” Tanyaku.
 
Aku melihat Jennie yang sepertinya sedang menahan tangis dan wajahnya dipenuhi lebam.

 Aku melihat Jennie yang sepertinya sedang menahan tangis dan wajahnya dipenuhi lebam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 
“Lisa hiks...hiks...hiks su..suamiku yang melakukannya, dia memukuliku hiks...” Isak jennie.
 
Dengan sigap aku memeluk tubuh Jennie dan mengelus kepalanya dengan lembut.
 
Beberapa saat kemudian Taeyong masuk karena mendengar teriakkanku tadi karena memanggil Jennie yang tidak mendengarkan ku.
 
“ada apa ini Lis?” Tanya Taeyong dengan sigap.
 
Aku pun tidak tahu yang aku harus lakukan terlebih Jennie masih menangis’dan tidak mungkin aku masih mementingkan egoku yang mendiami Taeyong.
 
“Taeyong...” Lirihku
 
“ada apa ini? Lis kamu gak apa apa kan? Atau perut kamu sakit?” Tanya Taeyong dengan raut wajah panik.
 
“No. Jennie unnie dipukuli oleh suaminya, tolong kamu tuntaskan masalah ini”
 
“Ga usah Lis, jika dia sampai tahu atau lolos maka dia akan semakin memukuliku nanti” Lirih Jennie dengan suara paruhnya.
 
Aku pun hanya menatap Taeyong seperti bertanya apa yang harus di lakukan karena aku belum pernah mempelajari tentang hukum sebelumnya tidak seperti Jennie yang sudah berkuliah hukum.
 
“Tenang aja Jen masalah kayak gini pasti dengan mudah aku atasi” Kata Taeyong yang setelah itu berlalu pergi.
 
Aku pun di tatap oleh Jennie lalu dia menggenggam tanganku.
 
“Lis kamu dan Taeyong tidak tahu siapa yang akan kalian hadapi” Kata Jennie dengan suara paruhnya.
 
Beberapa saat kemudian Taeyong kembali dengan wajah sedikit tertekan yang membuatku penasaran siapakah suami Jennie itu yang bisa membuat Taeyong bisa jadi seperti itu.
 
“Ada masalah apa Taeyong?” Tanyaku khawatir tentang siapa suami Jennie itu.
 
“Ayok Lis ikut aku sebentar”
 
Akhirnya aku pun melepaskan pelukan dan mengikuti Taeyong keluar kamar dan berdiri di ambang pintu yang tidak terlihat Jennie.
 
“ada apa? Siapa orang itu yang dapat membuatmu takut seperti ini?” Tanyaku yang menatap dalam mata Taeyong.
 
“Apa kamu masih ingat klienku yang bernama Pak Lucas?” Tanya Taeyong.
 
“huh? Pak Lucas? Ternyata dunia ini sempit juga” Jawabku sambil menghela nafas.
 
Setelah beberapa saat di luar aku dan Taeyong pun masuk kembali dan melihat Jennie yang menatap kita seakan-akan dia sudah tahu apa yang terjadi diluar sana tadi.
 
Jennie pun mulai berdiri dan mendekati aku dan Taeyong dengan jalan yang tidak begitu cepat dan juga mata yang masih sembab karena menangis tadi.
 
“aku tahu kalian tidak akan dapat menolongku sekarang, aku pulang dulu” Lirih Jennie yang ingin berlalu pergi.
 
“GAK!!! Kamu ga boleh pulang, terlebih suamimu yang kasar itu...” Kata-kataku yang terpotong.
“tidak akan terjadi sesuatu jika aku pulang sekarang Lis, namun aku tidak akan tahu jika aku tidak pulang” Isak Jennie.
 
“kamu jangan menangis aku akan mengantarmu pulang dan bertemu Pak Lucas secara langsung dan membahas ini” Yakin Taeyong.
 
“Kamu sudah tahu siapa yang akan kau hadapi mengapa kau tidak mundur?” Tanya Jennie Lirih.
 
“Ini karena istriku yang menginginkannya” Jawab Taeyong.
 
*Dekk...
 
Ruangan itu sunyi dan suara angin dari AC saja yang dapat kami dengarkan sekarang, berbeda denganku jantungku mulai berdetak kencang hingga aku takut itu terdengar oleh seluruh orang yang berada di ruangan itu.
 
Setelah beberapa saat hening aku mulai memberanikan diri menatap Jennie yang ternyata menunduk sambil tersenyum miris.
 
Aku tidak tahu apa yang terjadi dan tidak tahu tanggapan apa yang aku harus berikan pada kondisi kali ini.
 
“Kau membuatku iri dan menyesal Taeyong” Jawab Jennie Lirih.
 
Aku menatap keduanya secara bergantian karena tidak mengerti apa yang di maksud oleh Jennie saat ini.
 
“berhentilah, aku tidak pernah ingin membuatmu iri atau menyesal, aku hanya ingin istriku tahu seberapa pentingnya dirinya bagiku” Jawab Taeyong dengan tegas.
 
Aku pun diam untuk mencerna apa yang barusan Taeyong katakan dengan kata-kata yang menekankan sesuatu itu.
 
“aku harap kamu tidak salah paham Lis, aku dan Taeyong hanya mantan dan kita...” Kata-kata Jennie yang terpotong.
 
“Stop Jen!! Tidak ada yang cemburu atau menyesal disini, hubungan kita sudah berakhir dan sudah seharusnya kamu melupakan apa yang terjadi di masalalu, kamu sudah memutuskan meninggalkanmu dan memilih suamimu sekarang” Kata Taeyong menekankan setiap katanya.

 “Stop Jen!! Tidak ada yang cemburu atau menyesal disini, hubungan kita sudah berakhir dan sudah seharusnya kamu melupakan apa yang terjadi di masalalu, kamu sudah memutuskan meninggalkanmu dan memilih suamimu sekarang” Kata Taeyong menekankan set...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 
“Apa kalian dulu sepasang kekasih?”
 
Jangan lupa Vote dan Follow

Komen sebanyak-banyaknya yang ada di pikiran kalian...❤️❤️

Not Me (YongLice) Selesai Where stories live. Discover now