Chapter 7 ( Maaf Lis...)

69 8 0
                                    

“Eohh tidak apa-apa aku hanya terkejut karena tanpa aba-aba, dan untuk adik sepupumu sepertinya sangat menggemaskan ya” Kataku tersenyum ke arahnya.

“Eohh tidak apa-apa aku hanya terkejut karena tanpa aba-aba, dan untuk adik sepupumu sepertinya sangat menggemaskan ya” Kataku tersenyum ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



“kenapa kamu menggemaskan sekali hah!!... Bukan manusia ini tapi malaikat, aduh jantung ini ga kuat” batin Jaehyun.


Jaehyun pun memalingkan wajahnya lalu melihat layar handphonenya sambil bersiul dengan sangat indah, hanya bersiul saja suara dari sang Jung Jaehyun saja seindah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jaehyun pun memalingkan wajahnya lalu melihat layar handphonenya sambil bersiul dengan sangat indah, hanya bersiul saja suara dari sang Jung Jaehyun saja seindah ini.

Beberapa menit kemudian lift berhenti ke tempat yang ingin kita tuju, tepatnya tempat Taeyong sekarang berada.

Sesampainya di sana Jaehyun tidak ikut masuk karena mendapatkan telfon, jadi aku masuk sendiri dan melihat Taeyong sedang memeluk istri dari Pak Seo Jhonny yaitu nyonya Seo Nayeon.


Sesampainya di sana Jaehyun tidak ikut masuk karena mendapatkan telfon, jadi aku masuk sendiri dan melihat Taeyong sedang memeluk istri dari Pak Seo Jhonny yaitu nyonya Seo Nayeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pun langsung menutup pintu dan berlari menjauh dari sana menggunakan tangga jalanz dan di belakang Taeyong mengejarku dengan secepat mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Aku pun langsung menutup pintu dan berlari menjauh dari sana menggunakan tangga jalanz dan di belakang Taeyong mengejarku dengan secepat mungkin.

“Lis... Dengerin aku, please jangan lari-lari nanti kamu jatuh” Kata Taeyong sambil terus berlari.

Aku yang merasa sedikih dan tidak mendengarkan sekeliling lagi pun tidak memperhatikan tangga dan akhirnya tersandung.

“AKHHH...” Teriakku menahan rasa sakit di bagian kepala terutama di perutku.

“LISA!!!” Teriak Taeyong yang langsung meraihku sebelum semakin jauh terjatuh.

Akhirnya Taeyong pun mencari dokter yang bisa langsung membantuku saat itu juga tanpa memperdulikan orang di sekeliling yang melihat kearahnya.

Sesudah menemukan dokter yang tepat Taeyong pun langsung lega untuk waktu yang singkat karena ia tetap merasa khawatir dengan kondisiku yang sekarang masih merintih kesakitan.

“Dok gimana keadaan istri saya?” Tanya Taeyong.

“hum... Maaf Pak kandungan dalam istri bapak tidak dapat di selamatkan” Jawab dokter.

Bagaikan tersambar petir di siang hari yang cerah, wajahku bucat dan tangan kakiku gemetar mendengar perkataan dokter.

“A..apa? Hah?”

Mata Taeyong langsung berkaca-kaca, kakinya melemah.

“istriku hamil? Dan aku tidak tahu itu? A..aku juga membuat dia kehilangan anaknya” rintih Taeyong melangkah mundur dan terus menatap ke arah ubin-ubin lantai.

“ada apa ini?” Kata Jaehyun yang baru datang dan menanyakan kepada orang-orang tentang keberadaanku kini.

“begini Pak istri dari bapak ini keguguran dan kini kita harus buru-buru mengeluarkan bayi di dalam kandungannya, namun mungkin mereka masih syok” Jawab dokter itu.

“eoh baiklah dok, tunggulah sebentar” Kata Jaehyun sambil mendekat ke arahku dan juga Taeyong.
“Hyung...” Jaehyun pun menepuk bahu Taeyong

“Jae gw buat kesalahan, g..gw udah buat dia keguguran hiks..hiks gw suami dan juga bapak yang kagak berguna” Tangis sesak Taeyong.

Jaehyun pun memeluk rekan sekaligus sahabatnya itu, ia juga ikut bersedih dengan apa yang menimpa sahabatnya kini.

“Yang sabar Hyung gw tau banget perasaan lu sekarang, tapi sekarang istri lu juga butuh lu”

Mendengar apa yang di katakan Jaehyun barusan membuat Taeyong sadar dan langsung memelukku dari samping dan terus menunda maaf di balik tengkukku.

“maaf...maaf...maaf...maaf...”

Aku pun meneteskan air mata tanpa mengeluarkan suara sama sekali, sesak di dadaku tidak tertahankan.

“dok tolong bawa bayi ini pergi” Rintihku.

2 Jam kemudian dokter pun telah menyelesaikan tugasnya, bayi dalam perutku telah di keluarkan.

Taeyong pun masuk dan memelukku dan masih sama, ia terus meminta maaf atas apa yang ia lakukan itu.

Setelah itu kami pun pulang ke rumah atas dasar permintaan Jaehyun kepada Taeyong agar aku tidak semakin bersedih dengan terus melihat bayi itu yang masih berbentuk janin kecil yang terlihat rapuh.

Sesampainya di rumah aku terdiam dan hanya masuk ke kamar, sedangkan Taeyong terduduk di ruang tamu agar aku bisa sendiri terlebih dahulu.

Pagi tiba_

Kini sudah pagi dan aku belum keluar dari kamar, sedangkan Taeyong yang baru bangun dan semalaman tidur di sofa pun naik ke atas untuk melihat keadaanku kini.

Sesampainya di atas ia melihatku tertidur dengan mata sembab sambil sesekali masih meneteskan air mata.

Taeyong kini mendekatiku dan duduk di sebelah kasur, sambil mengelus rambutku ia juga meneteskan air matanya.

“Maaf Lis... Ini kesalahanku. Jika seandainya kemarin aku tidak berpelukan dengan Nayeon yang sudah jelas mantanku itu pasti kamu tidak akan begini sekarang hiks... Maaf Lis” rintih Taeyong sambil sesekali terisak.

Aku pun yang masih sangat lelah karena menangis semalaman tidak menyadari kehadiran Taeyong di sampingku, yang terus mengelus kepalaku sambil menangis penyesalan.

Beberapa jam kemudian aku masih juga belum bangun jadi Taeyong membangunkanku dengan cara mengelus pipiku.

“Sayang ayok bangun, ayok makan sayang ini sudah siang” Kata Taeyong sambil tersenyum.

“Aku tidak mau makan, jika kamu mau makan makanlah sendiri” Tolakku dengan suara paruh dan masih menutup mata.

Taeyong pun menarik nafas panjang dan masih memaksakan tersenyum agar dirinya tidak menangis sekarang.

“Ayok sayang bangun, kamu harus makan nanti kamu sakit jika tidak makan” Ajak Taeyong sekali lagi.

“GAK!!! KALO MAU MAKAN SONO SENDIRI, AKU MASIH MAU TIDUR. PERGI SANA...” Teriakku.

Taeyong pun terdiam dan juga bangun dari tempat tidur ke arah luar.

Setelah Taeyong keluar pun aku bangun dan terisak sesak, sudah tak tertahankan lagi rasa sakit ini kehilangan bayi pertama yang sangat kutunggu-tunggu untuk beritahu Taeyong setelah pulang acara.

Beberapa saat kemudian Taeyong datang membawakan makananku di tangannyaz ia juga duduk di sebelahku untuk menyuapi aku.

“Ayok makan nanti kamu sakit” Kata Taeyong sambil menyorongkan sendok ke arahku.

“GAK TAEYONG” Kataku yang langsung menghempaskan makanan itu.

*prangg..

Suara piring yang pecah ke lantai.

Taeyong pun memanggil pelayan untuk membereskan semuanya dan menyiapkan makanan baru yang ringan untukku kini.

Setelah pelayan pergi kini Taeyong juga pergi dan menelepon seseorang.

Selamat menonton jangan lupa vote dan follow.

Komen untuk komentar anda tentang "Not Me"

Not Me (YongLice) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang