Chapter 3 ( apa ini cinta? )

91 11 0
                                    

“LEE LALISA!!!” Teriak Taeyong sambil berlari mengejarku.

Aku tidak berhenti malah membuatku semakin mempercepat gerakan kakiku, entah mengapa hal ini bisa terjadi aku tidak mencintainya namun bagaimana bisa ini membuat hatiku seperti teriris.

Seketika saat aku sudah lumayan jauh dari kantor Taeyong, aku melihat taxi yang lewat jadi aku langsung melambaikan tangan memanggilnya lalu setelah ia berhenti aku langsung memasukinya tanpa melihat ke arah Taeyong yang mengetuk-ngetuk jendela.

Sesampainya di rumah_

Sakit... Begitu sakit, aku tidak mencintainya namun bagaimana bisa aku malah terasa tersayat? Aku sudah tahu dia adalah player, namun mengapa hati ini menolak? Perasaan apa ini? Apakah aku benar-benar telah jatuh? Jatuh dalam cinta?.

 Begitu sakit, aku tidak mencintainya namun bagaimana bisa aku malah terasa tersayat? Aku sudah tahu dia adalah player, namun mengapa hati ini menolak? Perasaan apa ini? Apakah aku benar-benar telah jatuh? Jatuh dalam cinta?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



“nyonya” Kata salah seorang pelayan yang menyenggol-nyenggol lenganku pelan, dan membuatku langsung sadar dari lamunanku.

“Eoh? Bi.. maaf kenapa ya?” Tanyaku secara spontan.

Bibi hanya terdiam melihat orang yang telah berdiri di depan pintu sehingga membuatku spontan melihat ke arah belakang dan mendapati Taeyong sudah di sini.

Taeyong langsung memelukku erat dan menutup wajahnya ditekuk leherku tanpa berbicara, namun entah mengapa tanpa menolak sama sekali aku membiarkan dia dan aku malah memeluknya kembali.

Beberapa saat kemudian ada suara mobil yang membuat kita sadar dan Taeyong langsung naik ke atas tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Dan setelah itu aku melihat mantan Taeyong dan suaminya datang dan tersenyum ke arahku lalu suami dari mantan Taeyong langsung merangkul istrinya sambil berjalan ke arahku.

“halo.. nyonya Lee” salam suami istri itu sambil menjabat tanganku.

“O..oh halo, ada apa ya?” Tanyaku melihat mereka dengan bingung.

Lalu aku pun menyambut mereka masuk dan duduk, dan tidak lupa juga menyuruh beberapa pelayan untuk mengambil minuman dan beberapa Snack di dapur.

“maaf ya merepotkan dengan datang di waktu yang tidak tepat” Kata suaminya.

“Eoh tidak masalah” Kataku sambil tersenyum ramah dan sedikit canggung.

Lalu para pelayan pun membawakan minuman dan juga Snack dan menaruhnya di atas meja tidak lupa juga mereka menunduk lalu memundurkan langkahnya perlahan, dan baru mengangkat tubuhnya setelah sudah lumayan jauh dari meja dan berlalu membalik badan untuk kembali ke dapur agar tidak mengganggu.

“bolehkah saya naik? Untuk menemui Pak Taeyong sebentar” Izin istrinya itu lalu berlalu menaiki tangga.

Aku yang hanya berdua dengan suaminya menjadi kikuk dan juga tersenyum ramah, beberapa menit tidak ada percakapan di antara kita, sampai.

“eoh aku ingin membicarakan sesuatu nyonya Lee” Izin suaminya itu.

“eum... Ya silahkan” Jawabku dengan senyum kikuk.

“Aku ingin membicarakan perihal masalah kemarin, tentang istriku dan Pak Taeyong” Kata suami itu dan terhenti sejenak.
“sebenernya yang dilakukan oleh mereka itu adalah untuk perpisahan karena mereka telah membuat kesepakatan untuk tidak memiliki perasaan antara satu dan lainnya, dan untuk ciuman itu permintaan dari istriku” katanya sambil menunduk dan tersenyum miris.

“oh begitu ya, apakah aku boleh bertanya mengapa tadi dia izin ingin menemui suamiku?” Kataku secara spontan seperti bagaimana cara seorang istri sedang cemburu.

“Eoh hahaha itu karena dia malu untuk mendengar ataupun mengatakan kenyataan ini, jadi dia pergi bersembunyi” Katanya tertawa miris.

Setelah mereka pergi_

Aku pun menutup pintu lalu naik ke atas ke arah kamar yang dekat dengan tangga, aku berusaha tenang dan memahami situasi karena bukan hanya Taeyong kini aku juga sama saja, terlebih lagi aku sampai membayangkan menikah dengan pria lain.

Aku pun membuka pintu setelah mengumpulkan kekuatan, betapa kagetnya aku setelah Taeyong langsung memelukku dan langsung menutup pintu.

“Maaf...” lirih Taeyong terisak dalam pelukanku.
“Aku ingin memperbaiki semuanya, maaf jika aku telah membuatmu cemburu. Sejujurnya aku tidak tahu cara bersikap pada wanita lain dan istriku ini. Maaf jika aku jadi membuatmu merasa jika kau tidak penting dan sama saja seperti wanita di luar sana yang aku temui...” Isak Taeyong dengan mata yang sudah sembab.

*Cupp...  (Satu kecupan dariku)

“sttt.. kau ini pria, mengapa kau sangat cerewet sih?” Tanyaku dengan suara paruh.

“eoh? Mulai berani ya sekarang? Belajar dari mana hmm? Awas aja aku bales nangis” Katanya dengan suara deep voice.

Kau pun dengan otomatis lari kesana-kemari memutari kasur big size itu dengan Taeyong yang terus mengejarku.

Namun saat kamu sedang tertawa tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu dan itu sangat menggangu bagi Taeyong terlebih dia hampir menangkapku, itu membuatku menjulurkan lidah kemenangan.

Dan saat Taeyong membuka pintu ada seorang pelayan yang datang, namun belum saja berbicara Taeyong sudah mengusirnya dan menyuruhnya agar seluruh pelayan tidak ada yang melewati kamarnya sampai pagi tiba.

Mendengar perkataan Taeyong langsung membuat jantungku tidak aman, nafasku seperti telah berhenti dan membuatku hampir gila.

“kenapa ayoh.. kamu yang nantangin tadi, sekarang lihatlah kamu ciut ketakutan” Kata pria itu dengan smirknya.

Melihatnya tersenyum dan juga mengatakan hal itu saja jantungku sudah berdegup kencang, aku pun menutup wajahku.

“hey kamu menangis? Sayangnya aku tidak perduli untuk sekarang sayang... Aku tahu kamu sedang menghindar” Kata Taeyong yang langsung memelukku dan memepetkan aku ketembok.

“hum stop it babe, aku takut” Kataku ingin melepaskan pelukannya, namun apa yang harus aku lakukan tentu saja ia jauh lebih kuat.

“shutt... Kamu membuatku semakin ingin melakukannya” Katanya sambil melumat bibirku lembut dan memasukan tangannya ke dalam kemejaku.

Aku pun sudah tidak bisa berkutik karena ingin melawan itu sangat percuma tenagaku saja hampir seperempat tenaganya saja.

Lalu ia pun mulai mencium tekuk leher jenjangku sambil tangannya yang mulai membuka kancing bajuku.

“Akhhh.. stop it babe” kataku yang tanpa sadar mendesah.

“Shutt... Aku tahu kamu akan suka jadi berhentilah berontak dan berteriaklah namaku babe..” katanya yang langsung mencium leherku kembali lalu meninggalkan kiss sign.

Dia pun menggendongku ke kasur king size lalu mencium kening ku agak lama lalu menatap mataku dalam.

“Apakah kamu mencintaiku? Apakah aku dapat mengharapkan cinta itu. Jika kamu tidak mencintaiku maka kita dapat menghentikan ini semua agar kamu tidak menyesali ini kedepannya” Kata Taeyong dengan senyum mirisnya.

apakah yang harus dilakukan Lalisa? 
Bingung mau lanjut atau enggak 😖

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

apakah yang harus dilakukan Lalisa?
Bingung mau lanjut atau enggak 😖

Tetap vote dan follow gxc 👑

Not Me (YongLice) Selesai Where stories live. Discover now