chapter 2 ( mantan )

104 11 1
                                    

Keesokan harinya_

“kemana kau ingin pergi?” Tanyaku sambil menatapnya bingung.

“Kenapa nyonya Lee?” Katanya sambil tersenyum kearahku dan mengelus rambutku.

Aku pun tidak menjawab pertanyaannya, lalu ia pun pergi dengan jasnya yang sudah rapi dan juga mobilnya yang terlihat baru karena aku belum pernah melihatnya.

Setelah ia pergi aku pun berniat pergi juga sebentar, lalu berganti baju yang sederhana dan uang seadanya agar para pelayan tidak curiga dan mengira aku hanya ingin pergi ke minimarket.

“Aku akan pergi ke minimarket sebentar, tolong jaga rumah bibi” Kataku sambil mengecek handphone sebentar.

“Baik nyonya Lee” Kata bibi ambil tersenyum dan membungkuk.

Aku pun pergi ke taman yang lumayan jauh dari rumah, lalu aku pun duduk disalah satu kursi dan beberapa kali memotret sekeliling tempat seperti seseorang yang belum pernah kesana, itu karena aku berfikir tidak akan lagi bisa kesana karena Taeyong tidak akan mengizinkan aku kesana.

“Hai..” sapa seseorang yang langsung terduduk disebelahku.

Aku hanya terdiam melihatnya dan terus memotret disana, aku pikir dia akan pergi namun orang itu malah ikut memotret sekeliling lalu juga memotretku beberapa kali sambil tersenyum.

“apa yang kau lakukan? Kenapa kau memotretku?” Tanyaku dengan wajah datar dan tetap tidak melihat ke arahnya dan memilih berdiri dan ingin berjalan pergi.

“maaf.... Lis, dengarkan aku dulu” Kata orang itu yang langsung mencekal lenganku.

“apa yang harus aku dengar? Kita telah berakhir Doy” Kataku yang langsung menghempaskan lengan pria itu, Doyoung.

Dia pun lang berdiri lalu memelukku dan berbisik ditelingaku sambil terisak seperti ia merasa sangat sakti dan sangat merasa bersalah.

“Maafkan aku, dulu aku tidak sengaja berhianat dengan sahabatmu” katanya sambil terisak dan terus memelukku.


“Apa kamu baru sadar setelah semua telah terlambat?” tanyaku sambil mendorongnya.

“apa maksudmu? Terlambat?” Tanya Doyoung sambil terus berfikir positif.

Aku terdiam beberapa saat lalu mengepalkan jariku dan menutup marah untuk menahan emosi, lalu beberapa saat setelah menenangkan diri aku membuka mataku dan melepaskan kepalan jariku yang terus mengeluarkan darah.

“Tanganmu berdarah Lis, sini biar aku belikan pembalut luka” Kata Doyoung menarik tanganku.

“stop.. Doy dengerin gw..., Gw udah menikah karena orang tua gw gak bisa bayar hutang” Kataku yang tidak melihat ke arah Doyoung lalu melepaskan tanganku.

Dia terdiam mendengar perkataanku sesaat lalu menarik tanganku kembali Tanpa berbicara dan berjalan ke arah toserba di dekat sana.

Sesampainya di sana ia langsung mengambil semua obat lalu membayarnya tanpa bicara, membuatku mematung dan membendung air mata dengan rasa sesak di dada. Bukan karena dia menarik tanganku, namun karena rasa cintaku yang masih ada terhadapnya dan perlakuan lembutnya.

Lalu setelah ia membelinya ia pun menarik tanganku ke bangku tadi lalu menyuruhku duduk dan aku langsung duduk, lalu saat itu juga ia membuka kepalan tanganku lagi lalu meniup luka itu beberapa kali lalu menuangkan alkohol pada kapan lalu sambil menekan kapas beberapa kali ke telapak tanganku ia juga meniup-niupnya.

Aku terus melihat wajah yang selalu kurindukan itu dengan detak jantungku yang berdetak kencang, lalu beberapa saat kemudian ia pun selesai mengobati lukaku dan menatap dalam ke wajahku.

Not Me (YongLice) Selesai Where stories live. Discover now