First-Class

1.6K 219 3
                                    

Pagi harinya para penghuni Hogwarts terlihat sedang menikmati sarapan di Great Hall, Elyse yang sedang menyantap makanannya sendirian tersebut tengah membaca buku mantra untuk kelas pertamanya pada hari ini.

"Ely, kita bertemu kembali! sayang sekali kita tak satu asrama." Murid laki-laki dengan wajah tampannya itu menyapa Elyse.

"Cedric, apa-apaan itu, Panggilan istimewa?" Respon Elyse yang cukup malu dipanggil begitu, bahkan saja Snape memanggilya dengan nama ibunya.

"Apakah tidak boleh memanggilmu begitu?" Murid tampan itu menyangga kepalanya sambil melihat Elyse yang tengah menyantap Sandwitch untuk sarapan.

"Bukannya tak boleh, jika kau terlalu dekat seperti itu dia akan marah!" Elyse menolehkan pandangannya kearah Profesor dengan rambut hitam yang tengah mengawasinya juga.

"Itukan hanya nama panggilan, kau memang benar-benar disayang ayahmu ya." Cedric melihat tatapan ngeri dari Snape pun menghela nafas berat.

"Ya, dia salah satu yang terhebat bagiku!" Elyse tersenyum kearah Snape dan dibalas serupa, perilaku itu membuat anak tunggal Diggory melongo tak percaya.

"Apa mungkin dia akan pilih kasih nanti saat kelas ramuan?" Tanya Cedric dengan ekspresi tak percayanya.

"Aku tidak tau, aku sudah selesai dan ada kelas mantra. Apa kau tidak kesana?" Elyse menubah arah pembicaraan dan berkemas untuk menuju ruang kelasnya.

"Aku nanti saja bersama temanku, kau duluan saja." Cedric berdiri dari bangku dan pergi kearah temannya.

Saat ingin keluar Elyse dikagetkan oleh sapaan dari sikembar Weasley, dia menoleh kebelakang dan mendapatkan mereka berdua bersama satu orang yang tak dia kenal tapi cukup mirip si kembar.

"Elyse! Selamat pagi." Ucap Fred dan George barengan, dan Fred sambil merangkul pundak gadis itu.

"Fred, George. Jangan berteriak seperti itu, aku hampir jantungan!" Elyse mengusap dadanya pelan untuk menenangkan jantungnya yang hampir keluar, si kembar malah tertawa melihat respon Elyse.

"Maafkan kedua adikku ini, tingkahnya memang kekanak-kanakan. Perkenalkan aku Charlie Weasley, Elyse." Pria itu memperkenalkan diri sebagai saudara Fred dan George.

"Senang bertemu dengan mu Charlie, jika kau sudah mengenal ku berarti tak ada artinya aku memperkenalkan diri." Elyse berkata sambil membuang tangan Fred yang ada di pundaknya.

"Ya, aku ada kelas pagi ini aku pergi dulu." Dia pergi melewati mereka bertiga.

"Aku juga ada kelas pagi ini, aku pergi dahulu the Weasley twins! Regna, Piera ayo kekelas!" Gadis itu menyapa temannya yang masih enakan bercanda di meja bersama teman laki-laki mereka.

Kelas mantra dengan profesor Filius Flitwick untuk murid tahun pertama, materi yang diajarkan adalah lumos.

"Good morning, setiap didalam kegelapan kita membutuhkan cahaya. Dengan begitu hari ini kalian akan mempelajari lumos, lumos merupakan mantra untuk mengeluarkan cahaya dari tongkat. Up and lumos, ikuti kataku 'lumos'." Ajar Profesor Flitwick.

"Lumos" semua murid mencoba merapalkan tanpa mengangkat tongkat mereka.

"Sekarang kalian coba dengan tongkat, up and lumos!" Prof. Flitwick memberi contoh kepada muridnya dengan mempraktekkan lumos.

Semua murid mencoba banyak yang belum bisa tapi ada yang langsung bisa misalnya, Cedric, Regna, Roger Davis, tentu saja Elyse yang sudah di ajari oleh Snape.

Kelas mantra berakhir dan selanjutnya adalah ramuan, dengan begitu Elyse bertemu dengan ayah sambungnya.

"Kalian itu bagaimana bisa secepat itu bisa menguasai lumos??" Keluh Piera yang tengah berjalan lemas bersama kedua temannya menuju ruang kelas ramuan.

"Mudah saja, aku selalu menggunakan mantra itu saat dirumah tentu saja dengan tongkat ibuku!" Ucap Regna dengan bangga kerena bisa membuat beberapa teman laki-lakinya di ruangan memandang nya.

"Oh ayolah Piera jangan lesu seperti itu, jika terlambat kita akan mengurangi poin asrama dan paling parah detensi." Elyse mencoba menyeret teman nya yang sedang malas.

"Ely, apa seburuk itu bersama Snape?" Tatapan penuh pertanyaan dari Piera, Regna yang penasaran juga ikut menatap Elyse.

"Tidak buruk tapi jika kau dihukum olehnya maka itu akan sangat berat, dia tidak tanggung-tanggung memberi tugas aku saja sangat tertekan jika disuruh belajar." Ucap Elyse dengan santai.

"Apakah seburuk itu, Miss. Elyse. " Panggilan seseorang dari belakang yang membuat mereka bertiga bergidik ngeri.

"Tentu tidak Prof. Snape, hanya saja kau terlalu disiplin!" Ungkap Elyse dengan senyuman walaupun badannya bergetar.

"Semua orang harus mempunyai sikap disiplin, dan kenapa kalian masih disini?" Melihat ekspresi Snape yang menyeramkan kedua gadis itu langsung berlari dengan cepat meninggalkan Snape bersama dengan Elyse.

"Berhati-hatilah, dia mulai mengawasi mu jangan lengah sekalipun. Ayo kekelas, Ely." Ucap Snape.

Que Será, SeráWhere stories live. Discover now