PART 11 (LONDON)

163 20 6
                                    

1327 KATA

Cobham Training Centre, London.

Hakim mengakhiri latihan dengan cukup baik setelah kembali dari perizinan cuti beberapa hari lalu. Beberapa pemain menanyakan keadaan keluarga, atau apakah ada sesuatu yang terjadi padanya hingga mengajukan cuti selama seminggu lebih. Ia beralibi ada beberapa urusan yang harus diselesaikan, alih-alih berbicara soal pernikahan.

London terasa lebih dingin sore ini, bahkan Hakim harus mengusap spion mobilnya yang kusam karena salju tipis yang turun.

London terasa lebih dingin sore ini, bahkan Hakim harus mengusap spion mobilnya yang kusam karena salju tipis yang turun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah seminggu sejak kembalinya dari cuti, ia berharap bisa menstabilkan pikirannya yang berkecamuk.

Penampilan Chelsea yang semakin turun membawa klub ini berada di peringkat papan tengah klasemen liga Inggris. Total pertandingan yang sudah terjadi, Hakim hanya dimainkan beberapa kali. Sisanya ia hanya berada di kursi cadangan, menunggu menit bermain di sisa-sisa pertandingan yang nyaris sebentar. Bahkan dari beberapa pertandingan yang ia mainkan pun ia merasa berat dan kewalahan.

Bukan hanya itu yang ada di pikiran Hakim, ia juga sedang menimbang-nimbang untuk pindah ke lain klub ketika diam-diam seseorang menghubungi agennya. Masalahnya adalah, entah bagaimana ia tak memahami situasi dirinya sekarang ini. Dirinya nyaman berada di Chelsea, sementara di lain sisi ia juga ingin meninggalkan klub ini.

Mobil hitam itu melaju meninggalkan Cobham Training Centre tempat para pemain Chelsea berlatih. Lampu-lampu jalan yang dinyalakan menemani langit dengan semburat warna ungu dan kuning. Hakim memutuskan untuk pulang ke rumahnya terlebih dahulu sebelum menuju ke rumah Ibrahim.

Ia bukannya tidak nyaman di rumahnya yang kini memiliki satu penghuni tambahan, yakni Lamya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia bukannya tidak nyaman di rumahnya yang kini memiliki satu penghuni tambahan, yakni Lamya. Gadis itu bersedia membuatkannya sarapan, juga makan malam yang kadang rasanya entah ke mana. Gadis itu baik, baik untuk Hakim. Tapi tetap saja Hakim tak baik untuknya.

Perasaan bersalah yang selalu muncul di benak Hakim kerap kali membuat dia benci terhadap dirinya sendiri. Melihat Lamya dengan kebaikannya, Lamya dengan ketidaktahuan-nya, Lamya dengan cintanya ... dibanding apa yang telah Hakim lakukan yang tidak Lamya ketahui. Seperti menerima sebuket bunga mawar namun meminta sang pemberi untuk menggenggam erat duri-durinya.

Hakim & LamyaWhere stories live. Discover now