CHAP 5

16 7 0
                                    

SELAMAT MEMBACA! MAAF JIKA ADA TYPO BERSERAKAN. SAYA BERHARAP ANDA MENINGGALKAN JEJAK (VOTE & KOMEN)

~

"Secepatnya aku akan pulang, Na. Bukankah hidupku tidak lama lagi?"

Terdengar helaan nafas kasar dari sebrang telepon sana.

"Pulang kerumah orang tuamu bodoh! Jangan bicara macam-macam, Bubu menanyakan terus tentang dirimu padaku. Jangan buat aku terus menerus membohongi mereka Mark sialan Jung!"

Ya! Dirinya tahu betul kalau dirinya itu sialan. Melibatkan sahabatnya untuk membohongi semua orang yang menyayangi dirinya. Terutama Donghyuck nya.

"Tapi aku tak mau membuat mereka sedih hanya karena aku yang sebentar lagi akan mati, Jaemin."

Ntahlah apa yang harus di banggakan dari otak bodoh seorang Mark Jung ini. Prestasinya? Aah sepertinya prestasi yang di bangga-banggakan oleh kebanyakan orang itu sia-sia untuk menghadapi masalah penyakitnya yang kini di deritanya.

"Tapi kalau kau mati juga mereka akan lebih sakit bodoh!

Jaemin benar-benar gemas dengan tingkah bodoh sahabatnya ini. Penyakit leukimia stadium akhir bukanlah penyakit ringan seperti terkena flu. Tapi penyakit leukimia stadium akhir adalah salah satu penyakit yang cepat atau lambat akan membunuh dirinya kalau si Mark bodoh Jung ini tidak melakukan kemoterapi ataupun meminum obat serta vitamin yang diberikan sang dokter tampan itu.

"KAU PIKIR AKU MELAKUKAN SEMUA SARAN NYA AKU AKAN SEMBUH HAH?! TIDAK KALAU KAU INGIN TAHU! AKU MENDERITA! AKU MENDERITA NA KEPARAT JAEMIN! BADANKU SEMAKIN HABIS DI GEROGOTI PENYAKIT SIALAN ITU! AKU LELAH, NA! AKU LELAH SIALAN!

'KRAKK!!'

Tanpa menunggu tanggapan tak berguna dari sahabatnya, Mark melemparkan telepon genggam nya hingga tak terbentuk lagi.

Tubuh Mark terjatuh bersimpuh dengan lutut yang menjadi penyangga tubuhnya. Dirinya meraung menangis tersedu, tangan nya terangkat untuk meremat kuat rambutnya yang sedikit rontok itu, berharap bisa meredakan rasa sakit yang teramat pada kepalanya, dirinya tak menyadari jika darah kental juga sudah keluar mengalir dari hidungnya.

'BRUGHH!!'

Tubuh ringkih Mark tergeletak di lantai dingin rooftop rumah sakit. Lengan putih yang tak tertutupi kain sedikit gemetaran karena dinginnya angin malam yang tertiup mengenai permukaan kulitnya. Bibir tipis nya bergumam tak jelas. Juga air mata yang mengering memperlihatkan betapa pilunya penderitaan seorang Mark Jung yang tampan ini.

Disisi lain, seseorang terus saja menggerutu kesal sembari mondar mandir bak setrikaan karena telpon nya tak kunjung diangkat oleh sang pujaan hati.

"Ck! Kemana dia sebenarnya?! Tadi sedang berada di panggilan lain. Sekarang ponsel nya tidak aktif."

Sang ayah yang sudah jengah melihat kelakuan putri kesayangannya itupun langsung menyenggol lengan istrinya yang duduk di sebelahnya mengode sangat istri untuk menenangkan beruang kesayangannya itu.

"Beruang kecil mae kenapa humm? Daritadi mae perhatikan kau terus saja bolak balik sambil menggerutu, sini cerita sama mae. Daddy mu sudah pusing daritadi melihat kelakuanmu humm."

Ten segera menuntun anaknya untuk duduk ditengah-tengah, antara Johnny dan Ten.

Johnny yang gemas dengan Donghyuck yang mempoutkan bibir nya itu dirinya capit menggunakan kedua jarinya sembari terkekeh karena anak manisnya semakin kesal oleh ulahnya sendiri.

"Daddy! Kenapa bibir seksi Hyuck dicapit hiss!!" Gerutunya mengundang tawa dari kedua suami istri disana.

"Hahaha okey-okey.. Beruang kecil Daddy sama Mae kenapa humm? Ayok cerita." Tutur Johnny lembut.

"Mark, Dad.. Tadi telepon nya berada dipanggilan lain, dan sekarang tidak bisa di hubungi. Tidak biasanya dia seperti ini, Dad!"

Tangan Johnny terulur untuk mengelus pucuk kepala anaknya untuk menenangkan.

"Besok dia menjemput mu kan?.. " Donghyuck mengangguk sebagai jawaban. ".. Nah, kau tanyakan lah padanya agar tidak ada salah faham. Kau mengerti?"

"Mengerti, Dad."

"Sekarang kau tidurlah ke kamarmu, besok pasti Mark akan menjelaskan."

TO BE CONTINUE~

𝐁𝐄𝐀𝐔𝐓𝐈𝐅𝐔𝐋𝐋 𝐋𝐈𝐀𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang