L | 3

1 0 0
                                    

"Aku minta maaf..."

"Ga perlu Hayley! justru aku berterimakasih sama kamu! semua yang kamu lakuin buat berusaha jaga Carlisle selama ini.."

Brak

Semua langsung tertuju pada asal suara tersebut. Terlihat di sebuah ambang pintu berdiri seorang laki-laki dengan tubuh jangkung dan juga memiliki tato yang sama seperti anggota Hayley yang lain. Tetapi kali ini ditangan laki-laki itu terdapat sebuah tanda tengkorak berwarna merah.

"Oh jadi dia, orang yang selalu berada di pengawasan lo selama 3 tahun terakhir?
Hay ... lo masih biarin anak dari seorang pembunuh ini masih bisa bernafas sampai sekarang?" laki-laki itu menatap tajam kedua perempuan yang berada tak jauh dari depannya saat ini.

"Lo bahkan membiarkan dia hidup sampai saat ini. Hayley, seharusnya saat itu juga gue udah bikin dia ga bernyawa saat itu juga! lo bahkan sampai mengancam gue karena orang bernama Carlisle, anak dari pria tua bajingan itu!" nafasnya memburu saat melontarkan perkataan itu.

"Stop Daneil! ga pantes tau ga lo ngomong begitu tentang sahabat gue! gue memang dendam, tapi hanya kepada si bajingan itu aja, bukan anaknya yang juga hampir jadi korban permainan gilanya itu. Gue juga bisa ngertiin perasaan lo Daneil! justru gue lebih hancur dari yang lo kira selama ini!"

"Tolong ngertiin gue sekali ini aja" Hayley menatap laki-laki bernama Daneil itu dengan perasaan marah dan juga kecewa. Carlisle bisa merasakan hawa dingin yang menyerang saat ini, semua yang terjadi seakan seperti mimpi bagi Carlisle.

"Hayley ... mau sampai mana lo nahan seperti ini?" 

"Hay ... gue tetep di pendirian gue! gue ga bisa nahan semua ini ... lo mau sampai kapan? gue bahkan udah nahan-nahan untuk ga menghabisi Gavin Bjorn itu" jeda "darah di balas dengan darah Hayley!"

"Apasih Daneil! lo gausah sembarangan bergerak tanpa instruksi dari gue! kapan pun itu, Daneil please..."

"Gila lo Hayley, apa gara-gara Carlisle itu lo menunda rencana kita dari dulu?! jangan pura-pura ga tau deh Hay, selama ini gue juga udah tau lo selalu mengawasi gerak-gerik Carlisle kan? gue tau semua, mulai dari lo masuk ke satu sekolah yang sama dengan Carlisle dan Lorelei," Daneil mulai meninggikan nada bicaranya, pandangannya juga tak luput dari Carlisle dan juga Hayley.

"Masalah si tua bajingan itu udah urusan gue Daneil. Lo ga usah ikut campur persoalan gue dengan Carlisle dan Lorelei. Lagian juga Carlisle udah tau tentang gue" Hayley juga menaikkan nada bicaranya. Mata nya sedikit memerah saat itu.

"Baik, kalau itu mau lo! tapi gue ga akan pernah melepas bidikan gue ke sasarannya." Daneil melenggang pergi dari ruangan itu, Hayley melepas nafasnya kasar melihat reaksi dari Daneil.

Daneil – ketua anggota sniper pemburu handal. Ia sangat telaten dan juga mempunyai kinerja yang sangat luar biasa. Ia tak pernah lepas sasaran. Semua yang ia jadikan target tak akan pernah bisa melesat begitu saja. Awalnya ia menjadi anggota biasa saja saat masih di bawah pimpinan ayah Hayley, namun ternyata ia memiliki keunggulan dalam hal menembak, hal itu membuatnya dia di angkat menjadi ketua sekaligus tangan kanan ayah Hayley.

***

Seorang pria kini terlihat duduk di kursi kebangsaannya, dengan memegang satu buah pistol ditangannya. Didalam ruangan itu terdapat sejumlah 15 orang bertubuh kekar dan juga mengenakan pakaian serba hitam tengah menunduk hormat kepada sang pemimpin.

Sang pemimpin sedikit mengganggukan kepalanya, menandakan ia membalas penghormatan itu.

Salah satu dari mereka menghampirinya dengan memegang sebuah foto ditangannya. Lalu ia memberikan kepada pria itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

let me knowWhere stories live. Discover now