08

670 108 4
                                    

••••••
hepi riding pren
••••••

"...un."

"...ngun."

"...bangun anjir."

karin sayup sayup mendengar seseorang membangunkannya. dia perlahan berusaha membuka mata, dan melihat sekeliling. meski pandangannya masih cukup terbatas.

"gitu, kek. lama banget bangun doang," cetus seseorang di sampingnya.

karin menoleh, melihat sho yang wajahnya agak kotor karena noda tanah. ah, setelah cewek itu pingsan, pasti sho pergi berantem. kelihatan dari bekas lukanya.

"berisik lo," omel karin, berusaha duduk. "kak mahesa nyamperin lo?"

sho menggeleng. "kaga."

"lah terus? yang bawa gue kesini siapa?"

sho mengernyit. serius? cewek ini nggak sadar sama sekali? beneran?

"ya menurut lo?" tanya sho balik.

karin terdiam sebentar, sebelum akhirnya menyadari hal itu. tapi cewek itu buru-buru menyangkal firasatnya. ia tertawa ringan. "haha, gamungkin. tempat gue pingsan jauh banget anjir dari sekolah,"

"dih, yaudah kalo ga percaya," balas sho.

karin diam lagi. "anjir, gausah bercanda lu bangsat."

"ya ngapain bercanda, sih?" ujar sho, yang membuat karin melotot sedikit. serius? cowok itu yang menggendongnya kembali ke sekolah? bjir.

"serius lo gendong gue ke sekolah?" tanya karin lagi.

"ya nggak lah!" balas sho. haha, sudah karin duga. nggak mungkin! "ngapain gue gendong lo? lo berat, jadi gue seret aja tadi."

karin semakin melotot. ingin rasanya dia berkata kasar. roknya pasti kotor sekarang. "si anying. gue udah capek ngejar lo, malah diseret."

"ya emang gue pernah minta lo ngejar gue? ngga. ngapain juga lo ngejar gue? naksir lo?" balas sho yang langsung membuat karin bergidik.

"ih. naksir lo? idih. skip skip," jawab karin bergidik.

"biasanya yang kaya gitu ntar klepek klepek," ujar sho.

"njing. pengen amat ditaksirin ama gua. skip bang, asli. anak kelas gua berlian, kok. ada enzo, rio, dkk. beuh," kata karin, memutar bola matanya.

"cih, gaada yang seganteng gue."

"pede lo ekor cicak,"

meski ingin menyangkal, tapi sho memang benar. kalau dilihat lebih seksama, sho jelas yang paling good looking di antara teman-temannya yang lain. mungkin yang paling good looking daripada semua anak cowok di sekolah. yang emang minusnya bandel, sih. tapi pinter.

"oiya. lo pasti tadi berantem," kata karin sembari merayap turun dari ranjang uks. yah, pada akhirnya dia berakhir di uks. dan hari ini, tanpa ada lin.

"oiya, jelas. mumpung lo lagi tepar, yekan." jawab sho.

"yeu, si bangsul." karin menggeplak kepala sho, lalu membuka laci di dekat ranjang. mengeluarkan P3K. "duduk lo. diobatin dulu,"

"gausah, lah. biarin aja," balas sho cuek.

"gue bukannya peduli. biar ga diomelin kak umami doang." ujar karin, mengingat hari dimana dia membebaskan amu dan upi dari hukuman hormat bendera. dan dia diomeli di ruang osis.

"cepetan, gue mau balik ke kelas." perintah karin, yang dengan malas-malasan akhirnya dituruti sho.

karin mengeluarkan kain basah, lalu membersihkan luka. "lo tuh, bisa ga, kurangin bolos? berpengaruh sama nilai lo. percuma nilai lo bagus tapi bolos mulu," ujar karin.

"ini udah habit. gabisa diubah,"

"bisa. pelan-pelan. gue bantuin,"

sho tertawa. "lo? mau bantuin gue? bantuin diri lo sendiri dulu, noh. lo sendiri aja belom bener, gausa pake acara pengen bantuin gue,"

"gue kan multitasking," balas karin setengah bergurau. meski dia sendiri nggak tertawa.

karin menarik tangan sho, lantas menggulung lengan bajunya. lantas mengobati luka di siku sho dengan hati-hati. beneran hati-hati kali ini. lantas menutup luka itu dengan perban.

"dah, kelar." karin kembali memperbaiki lengan baju sho lalu merapikan peralatan P3K yang dipakainya. "balik ke kelas sana."

"males gue," balas sho. "gue tau lo juga males. udah, sini aja. bolos sekali,"

karin menggeleng. "nanti gue ketinggalan lebih banyak."

meski memang benar, dia malas belajar. ditambah kepalanya yang masih nyut-nyutan dan perutnya yang juga sakit. maag-nya kambuh lagi. slay💅🏻

karin meremas tangannya ketika merasakan lambungnya semakin perih. masalahnya dia juga males makan. dia berlari ke kotak obat milik lin, lalu mengobrak abrik isinya, mengambil obat maag. lantas meminumnya dengan air yang sebenernya punya lin sih. cipet dikit.

"kan." celetuk sho. "udah lah, bolos sekali gabakalan bikin lo dikeluarin dari sekolah."

nying, helep. ada setan penghasut.

alright. setan penghasutnya menang. karin kembali duduk. bolos sekali, nggak akan bikin dia dikeluarin. oke. it's fine, everything's fine.

"nice. gue mau tidur dulu," sho selonjoran dan memejamkan matanya. sementara karin duduk di sisi ranjang, sambil memainkan hp-nya. perlahan, matanya meredup. dan dia jatuh tertidur.

••••••

sho terbangun perlahan, merasa tidur singkatnya cukup. dia menoleh ke samping, dan melihat karin yang masih tidur. kepalanya menelungkup di sisi ranjang, dan tangannya memegang hp.

tanpa dia sadari, ia tersenyum kecil. tangannya bergerak tanpa sadar, menepuk perlahan kepala gadis itu, mengusap rambutnya.

"anjir, gue ngapain." sho langsung tersadar, lalu menarik tangannya.

sho turun dari ranjang, kemudian berjalan ke arah pintu, melirik keluar sedikit. lalu melirik ke arah jam. sebentar lagi jam istirahat kedua. oke, berarti keduanya sudah melewatkan tidak hanya satu jam, tapi 6 jam pelajaran.

"bodo, udah segini, terobos aja,"

sho kembali ke arah karin, melihat gadis itu masih pulas. kembali tersenyum. setidaknya karin nggak rese mengejarnya waktu lagi tidur.

••••••
CIE CIE AWOKWOKWOKWOKWOK
hepi bgt, nulis ini sambil dengerin enchanted
to be continued!!
•••••

rival (?) ✅Where stories live. Discover now