Penyelidikan

128K 4K 60
                                    

Prily pov

Bukan aku tak mau memberitahu apa yg terjadi,bukan juga menutup nutupi semua ini. Tapi aku merasa belum bisa sepenuhnya terbuka padanya. Aku takut dia akan melarangku dan semakin membatasi waktuku. Jujur aku tidak ingin berada di situsasi seperti ini, aku ingin merasa telah mengingkari janji yg sempat terucap saat di bali waktu itu. Memulai lg semua dari awal, saling terbuka dan menceritakan semuanya. Tak ada yg harus di tutup2i. Namun sekarang aku seolah lupa dengan janji itu. Aku telah merusak kembali hubungan beberapa hari terjalin dengan baik.

Aku sudah mengecewakannya. Aku ? Aku egois, aku jahat! Ya katakanlah aku seperti itu. Tapi itu semua aku lakukan demi kebaikan kami bersama, mungkin suatu hari nanti aku akan menceritakan semua tentangku,pekerjaanku dan perkumpulan rahasia FBI. Aku akan menceritakan nya, tapi nanti bukan sekarang.

Ku hembuskan nafas lelahku, aku ingin semua ini cepat berakhir, bekerja tanpa seorang pun tahu apa yg kita lakukan membuatku serasa di kejar2 malaikat pencabut nyawa. Aku memang sengaja menyembunyikan semua ini dari orang2 yg aku sayangi papah,mamah dan juga ali suamiku. Aku ingin mereka aman meski tidak sepenuhnya aman. Nyawa mereka pun dalam bahaya, tapi aku akan menjaga mereka semampuku, setindaknya mereka tidak perlu khawatir dengan kegiatanku yg sangat berbahaya ini.

Aku percaya dengan adanya takdir. Takdir lah yg menuntunku untuk mengenyam pekerjaan bahaya ini. Dulu papah selalu mengatakan bahwa kelak aku dewasa papah ingin melihat aku sukses dan menjadi anak yg di banggakan papah dan mamah. Namun seolah sirna, aku justru selalu membuat mereka marah dan kesal. Putri yg mereka harapkan tumbuh seperti gadis pada umumnya kini sangat berbeda jauh dengan yg mereka harap kan.

Kecewa! Mungkin itu yg mereka rasakan. Tapi aku yakin sebesar apa pun kesalahanku. Mereka tak akan pernah membenciku karena mereka selalu memberikan kasih sayangnya penuh. Tak pernah berkurang sedikit pun meski aku selalu memberontak dan mengacuhkan mereka.

Krekkk

Terdengar suara pintu terbuka, ali masuk dalam diam, bajunya sudah tak tertata rapih lg,lengan yg sudah di gulung sebatas siku, baju yg sudah keluar dari semana mestinya. Rambut acak2 tak seperti waktu dia berangkat kekantor sore td. Dia lantas menyambar handuk dan segera masuk ke kamar mandi tanpa menyapaku. Hatiku sakit, rasanya seperti tertimbun ribuan kilo batu yg menimpaku.

Aku segera menutup laptopku dan menyimpanya di laci. Sepulangnya dari bali aku langsung berkutat di depan laptop ku. Mengecek semua email yg di kirim kan edrik dan juga martin. Semua akses komputer serta cctv yg terpasang sudah kami selidiki tapi penghianat itu terlalu pintar sehingga kami kesulitan untuk kembali mengoperasikan beberapa sistem program pada semua komputer. Sedang kan ali dia pergi ke kantor karena ada berkas yg harus ia tandatangani. Selama ia pergi aku tak sedikitpun beranjak dari kamar, aku terlalu sibuk dengan duniaku.

Selagi ali mandi aku segera bergegas keluar untuk menyiapkan makan malam. Aku yakin ali belum makan sama sekali sejak pulang dari bali. Aku sempat menanyakan ini pada edrik dan edrik bilang kalau ali tak keluar sedetik pun dari ruangannya.

Sesampainya di dapur aku segera membuka kulkas, di sana hanya ada daging sapi cincang , aku lupa belum belanja. Jd apa yg akan ku masak kalau hanya ada danging saja. Aku pun menimbang nimbang makanan apa yg akan ku buat. Dan datang lah sebuah ide di kepala ku.

Aku segera membuka kembali kulkas,mencari bawang bombai dan tomat. Aku jg memelukan keju dan bumbu bumbu lainya. Semua lengkap jadi aku akan membuat spageti untuk makan malam.

Aku memasak dalam diam saat kurasakan sebuah tangan melingkar di perut rampingku. Wangi aroma apel bery kesukaan ku menyeruak kedalam indara penciumanku. Hembusan nafasnya membuatku nyaman berada dalam dekapannya. Aku ingin begini sekarang dan selamanya. Ku harap badai yg menerpa tidak akan menggoyahkan pernikahan kami.

Gadis BrandalanWhere stories live. Discover now