kembali ke awal.

127K 5K 72
                                    

Prily pov.

Aku terbangun saat sinar matahari menusuk mataku. Sambil mengumpulkan kesadaranku aku sedikit mengerjap ngerjapkan mataku dan menatap sekeliking.

Aku baru sadar kalau ini bukan ruang tamu tapi ini..

Ini kamarku!

Bukankah kemarin malam aku berada di ruang tamu dan bersama ali yg tidur di pangkuanku. Lalu sekarang aku berada di sini, di kamarku. Apa ali yg memindahkanku ke sini. Ya tuhan kenapa aku sampai tak sadar,apa aku terlalu nyenyak. Mungkin saja karna aku tak pernah senyenyak ni.

Selama aku tinggal di rumah aku tak pernah bisa tidur, apa lg selama ini. Hal yg jarang terjadi padaku. Kadang mamah selalu memarahi jam tidurku yg tidak teratur. Mamah selalu mengomeliku atau menceramahiku karena aku lebih banyak menghabiskan waktu malam ku di luar dan juga di garasi. Kalian tentu tahu bukan apa yg aku lakukan, tentunya aku mengawasi serta menyusun strategi untuk menangkap para penjahat di luar sana.

" sudah bangun, cepatlah mandi mamah sama papah sudah pulang dan mereka menunggu kita di ruang makan" ucap suara bariton yg baru saja keluar dari kamar mandi lengkap dengan setelan jas armani dan celana bahan yg sesuai dengan bentuk tubuhnya.

" hah mamah sama papah udah pulang. Kapan? " tanyaku tak sadar.

Harusnya aku menanyakan kenapa aku bisa sampai di kamar ini. Bukan menanyakan hal itu. Tapi aku jg kaget karna mamah dan papah udah pulang bukan mereka sedang berada di luar kota dan akan kembali minggu depan. Tapi kenapa mereka kembali secepat ini.

" semalam, kamu sudah tidur jd aku tidak tega membangunkanmu. Sudah cepatlah bangun dan mandi. Katanya ada hal yg ingin mereka bicarakan." jawabnya.

Apa yg mau papah bicarakan. Sepertinya ini penting. Kulihat ali sudah benar2 rapi tapi dia kelihatan pucat. Apa dia sakit.

" ya,,, dan apa kau baik2 saja. Wajahmu tampak pucat" tanyaku khawatir.

Dia tersenyum dan menghampiri ku .asih bergulung dengan selimut.

" aku baik2 saja. Km ga usah khawatir seperti itu. " ucapknya sambil mengecup keningku.

Dam. Aku merona, dia selalu bisa saja membuatku salah tingkah. Rasanya aku tak lg mengenal ali yg sombong dan sok itu. Kini malah sosok yg lembut dan pengertian.

Hello kemana sifatnya yg dulu itu.

Aku masih saja terpaku di atas ranjang. Ali sudah keluar,meninggalkanku yg masih tak percaya apa yg aku alami barusan. Aku bangit berjalan menuju kamar mandi

**

Sudah  kuduga kepulangan papah sama mamah lebih cepat dari luar kota memang ada sesuatu. Dan di sini lah aku duduk di sebelah ali sambil menikmati sarapan pagi yg baru kali ini aku hadiri. Biasanya aku tak pernah ikut dalam ritual pagi seperti ini. Jujur aku tak menyukai itu.

" papah sudah pikirkan sejak km menikah dengan ali. Jd semua keputusan papah dan mamah sudah bulat" tegas papah yg terbantahkan.

Aku tak habis pikir,kenapa mereka ingin menetap di bandung, rumah ketika kami belum pindah ke kota besar seperti jakarta ini. Rumah yg penuh dengan cerita yg tak bisa aku lupakan juga.

" papah sama mamah serius mau tinggal di bandung. Apa tidak sebaiknya tetap di sini saja" ucapku.

" papah sama mamah sudah sepakat. Lagian km jg kan sekarang ada ali, dia yg bakal jagain km. Papah butuh istrahat dan bandung tempat yg tepat buat papah dan mamah menghabiskan masa tua" jelas papah. Mamah hanya mengangguk setuju.

Kalau sudah begini mau gimana lg. Lagian aku jg butuh waktu untuk menjalankan rencana awal ku. Mungkin ke pindahan mamah ke papah akan semakin memudahkan untuk menangkap lie chong wou.

Gadis BrandalanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt