XII: Perhaps Fate

28 9 0
                                    

Seperti yang dikatakan oleh Grace sebelumnya, sebuah pohon yang sangat besar menjulang tinggi di tengah-tengah tempat yang di pagari oleh besi-besi yang kokoh itu.

Pantas saja banyak prajurit yang berjaga di sekitarnya karena pohon tersebut berada tepat di depan gerbang pintu masuk utama untuk menuju ke istana.

Tidak seperti pohon-pohon yang tumbuh pada umumnya, pohon tersebut memiliki daun berwarna ungu cerah yang mencolok dengan batangnya yang dialiri oleh sesuatu berwarna kebiruan yang menyala. Menyeramkan namun indah secara bersamaan, mungkin karena itulah tidak boleh sembarang orang mendekat ataupun menyentuhnya.

Kemudian jauh di belakangnya sendiri terdapat istana yang sangat megah berdiri, walau jaraknya masih cukup jauh dari tempat Ailsa saat ini berdiri namun ia secara samar-samar masih dapat melihatnya. Karena Cronstance adalah wilayah yang cukup aneh yang di penuhi oleh dataran tinggi, kastilnyapun terletak diatas dimana di sisinya merupakan jurang yang tak berdasar yang sangat dalam.

"Keren huh? Itulah pikiran pertama yang terlintas di benakku saat melihatnya sewaktu kecil. Tapi setelahnya tidak ada yang istimewa."

Dedaunanyapun berguguran berterbangan mengikuti arah angin yang menghempaskannya, Ailsa mengulurkan tangannya untuk mengambil satu helai daun yang sudah tampak layu tersebut. "Pohon ini memanglah di berkati oleh dewa dewi, aku dapat merasakan energinya." Seru Ailsa yang masih terus menggengam daun tersebut.

"Kau merasakannya?" Ujar Grace meragukan.

Ailsa dengan yakinnya mengangguk, "Rasanya seperti kekuatan mereka teralir ke dalam tubuhmu." Kemudian ia memberikan daun tersebut ke dalam genggaman Grace, "memangnya kau tidak merasakannya?"

"Tidak ada seorangpun yang pernah merasakannya kecuali orang-orang dari kuil yang sangat suka berdiam diri disitu." Kedua alis Grace mengerut, "sudah kukatakan kau ini aneh."

Bukanya kesal atau bagaimana Ailsa justru tertawa, selain Leonard ataupun keluarganya belum pernah ada seorangpun yang berani menghinanya seterang-terangan ini. "Aku tau." Balasnya sembari terus memandangi pohon tersebut, rasanya kekuatan yang di keluarkan oleh pohon tersebut sangatlah murni.

"Kudengar dari Nolan kau berasal dari Ilythia."

"Cepat sekali beritanya tersebar." Balas Ailsa tersenyum namun tidak sampai ke matanya.

"Para prajurit Ilythia berjaga di setiap sisi perbatasan Cronstance, mereka tidak membiarkan siapapun untuk keluar masuk dari sana. Sejak tragedi yang menimpa sang putri sepertinya semua semakin kacau ya tapi bagaimana caranya kau dapat masuk kemari?"

Tidak ada komentar apapun dari mulut Ailsa karena dirinya juga tidak tau.

"Kudengar lagi bahwa sang pangeran masih hidup, para prajurit Cronstance sempat dibuat gempar olehnya yang terlihat di sekiatan wilayah ini." Bibir Grace tersenyum getir, "walau Cronstance tidak ada hubungan dengan peperangan yang sedang berlangsung di kedua wilayah namun bila itu mengancam rakyatnya sendiri maka sang raja mau tidak mau akan bertindak."

Tubuh Ailsa menegang. "Apa kau bilang?"

Wajah Grace mengernyit, "Pangeran masih hidup?"

"Tidak bukan itu, kau bilang bahwa pangeran berada di sekitar wilayah Cronstance?"

Ia mengedikkan bahu, "Entahlah aku hanya mendengarnya dari gosip yang beredar tapi melihat keketatan yang ditambah dari para prajurit sepertinya gosip itu benar."

Jantung Ailsa semakin berdegup kencang, entah ia harus bernafas legah atau bagaimana yang pasti kini ia semakin khawatir, tidak ada tempat berlindung lagi bagi pria itu selain di wilayah ini namun seperti yang telah di katakan Grace, Cronstance juga tengah mengincar kepalanya.

The Fallen KingWhere stories live. Discover now