VIII: Hades, god of the underworld

72 10 2
                                    

Dengan senyumannya yang mengembang Hades mensejajarkan tubuhnya pada Ailsa. Ia menjentikkan jemarinya baru kemudian Kabut hitampun mulai menyelingkupi keduanya. tidak perlu membutuhkan waktu yang lama dalam sekejappun ketika Ailsa kembali membuka matanya kembali, ia sudah tidak lagi berada di sel gelap nan lembab itu. Rantai yang mengikat Kedua tangan serta kakinyapun menghilang meninggalkan bekas memar kebiruan di sekitar pergelangannya.

Luar biasa hanya dalam waktu yang sebentar ia telah terbebas.

Tuk

Tuk

Tuk

Namun tidak untuk selamanya,

"Selamat datang di rumahku yang sederhana." Suara Hades yang jauh diatas sana terdengar menggema dari kursi tahtanya yang begitu besar dan tinggi, mahkota yang bertahtakan berlian hitam legam itu  tersematkan agung diatas kepalanya menyiratkan bahwa kepimpinan tertinggi saat ini berada di tanganya.

Tidak seperti yang pernah Ailsa lihat pada umumnya, terdapat lava panas yang tampak mengaliri kedua sisi singgasana pria itu membuatnya tampak seperti air terjun kecil sebagai ornamen-ornamen hiasan yang aneh. Tongkat hitam panjang berbolakan energi hitam miliknya mengayun pelan beriringan dengan suara ketukannya.

Memang benar dirinya telah terbebas dari penjara yang seperti neraka itu namun kini Ailsa benar-benar telah berada di neraka.

Geraman para bayangan yang berjaga di sekitarpun menggema sangat mengganggu, wajah mereka yang mengerikan itu walau ada juga beberapa yang terlihat normal tetap saja membuat Ailsa sangat tidak nyaman.

"Terimakasih telah mengeluarkanku dari penjara, Hades yang agung." Ujar Ailsa tak tergoyahkan, padahal sebelumnya ia sangat takut dengan Hades namun semakin kesini ia justru lebih takut dengan para bayangan daripada tuannya itu sendiri.

"Jangan percaya diri terlebih dahulu, aku tidak pernah menolong seseorang dengan gratis terlebih gadis manis sepertimu." Bibir Hades menyunggingkan senyum miring, "aku hanya menolongmu hanya karena kau simbiosis yang menguntungkanku layaknya  kau yang juga akan membutuhkanku."

"Aku tidak membutuhkan bantuanmu." jawab Ailsa tegas yang justru membuat penguasa dunia bawah itu tertawa geli.

"Manusia memang sangat menyebalkan."Saut seorang wanita dari arah belakang yang memiliki tubuh sempurna bak seorang dewi, kaki jenjangnya melenggak lenggok sempurna dengan sepatu tinggi yang dikenakannya itu."terlebih lagi ketika aroma darah kebangsawanan itu sangat kental."

"Dia memang anggota kekaisaran." Jawab Hades puas. "Bukankah dia sangat menakjubkan Shenaku?"

"Beruntung sekali, aku selalu ingin menjadi putri." Saut perempuan itu lagi baru kemudian berhenti di samping Ailsa, "seperti yang kau dengar namaku Shena, entah sudah keberapa kalinya aku memperkenalkan diri seperti ini mungkin saja kau akan cepat melupakanku."

"Apa maksutnya itu?"

"Apa Hades belum memberi tahumu?" Ujarnya balik bertanya, melihat tidak ada perubahan pada ekspresi Ailsa ia mendecih, "Baiklah aku akan membocorkan sedikit saja, kau bukanlah manusia pertama yang pernah kemari dan semua yang kemari mereka akan berakhir sama."

"Berakhir sama?"

Shena tertawa, "ya mereka semua akan mat-ARGHHH!!!" teriaknya penuh kesakitan begitu tangannya melepuh setelah menyentuh leher  Ailsa. "ap-apa yang terjadi?!" Teriak Shena dengan tatapan nanar. "ANCAMAN, DIA ADALAH ANCAMAN SIAPAPUN TANGKAP MANUSIA INI!"

Geraman para bayanganpun jauh terdengar lebih keras mereka terlihat dapat menerkam kapan saja dengan wajahnya yang kelaparan. "TUNGU APA LAGI?! TANGKAP JALANG SATU INI!" perintah Shena jauh lebih beringas dari sebelumnya. "AKU MEMERINTAHKAN KALIAN SEBAGAI TANGAN KANAN SANG PEMIMPIN!!!"

The Fallen KingWhere stories live. Discover now